Tragedi Kanjuruhan 1 Oktober 2022
Jelang Piala Dunia U-20 dan Kemajuan Timnas, Pemuda Masjid Dukung Transformasi Sepakbola Indonesia
Jelang Piala Dunia U-20, pemuda Masjid dukung transformasi Sepak bola Indonesia.
TRIBUNJAKARTA.COM - Masjid Agung Sunda Kelapa (MASK) kembali diskusi ekslusif “Islam: Kemodenan dan Keindonesiaan”.
Diskusi kali ini mengangkat tema Dimensi Kemanusiaan dalam Sepakbola.
Hal itu sebagai respons atas Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan sebanyak 131 orang.
Diskusi kali ini mengundang Bayu Aji Soekarno sebagai narasumber, dan dimoderatori oleh Arief Rosyid Hasan.
Menurut Bayu Aji Sukarno, tradisi sepakbola di Indonesia telah ada sejak tahun 1930, saat masih berstatus sebagai Hindia-Belanda.
Baca juga: Antara Senang dan Sedih: Persija Liburkan Tim Entah Sampai Kapan Usai Kalahkan Bhayangkara FC
Karenanya tak heran sepak bola menjadi olahraga ini yang begitu akrab bagi masyarakat Indonesia.
“Sepakbola kan paling mudah dimainkan, kalo kecil dulu gak ada gawang pakenya sendal” kenang Bayu.
Bayu juga menjelaskan bahwa supporter Indonesia memang dikenal fanatisk.

Bahkan lebih fanatis ketimbang negara-negara seperti Jepang bahkan Inggris sekalipun.
Karenanya, ia menilau tragedi Kanjuruhan menjadi pukulan telak bagi sepakbola Indonesia yang tengah menanjak di era kepelatihan Shin Tae-yong.
Perkembangan itu bisa dilihat dari ranking FIFA zona Asia, Indonesia kini menempati posisi 152 naik 3 tingkat.
Apalagi Timnas Indonesia juga tengah bersiap mengikuti beberapa agenda akbar di tahun 2023 nanti.
Di antaranya adalah Piala AFF 2022, Piala Asia U20 2023, Sea Games 2023, Piala Asia 2023, dan Piala Dunia U20 2023.
"Apalagi pada Piala Dunia U20 nanti kita bertindak sebagai tuan rumah," kata Bayu.
Menurut Bayu tragedi Kanjuruhan ini bisa menjadi waktu yang tepat untuk berbenah.