Cerita Balik Layar Anies Baswedan Jadi DKI 1, Peran Pengusaha dan Politikus Senior

Cerita itu balik layar jelang kontestasi politik ibu kota itu dibagikan oleh Erwin Aksa, seorang Politikus Golkar sekaligus pengusaha.

TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Dokumentasi - Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut Tiga Anies Baswedan (kanan) dan Sandiaga Uno (kiri) saat bersalaman usai memberikan keterangan kepada wartawan mengenai hasil hitung cepat (quick count) di Kediaman Prabowo, Kertanegara, Jakarta, Rabu (19/4/2017). 

TRIBUNJAKARTA.COM - Jelang lengser dari kursi Gubernur DKI Jakarta, kisah Anies Baswedan lima tahun lalu diungkap ke publik.

Lima tahun lalu ketika Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu akhirnya dipilih menjadi calon gubernur dan memenangkan Pilkada DKI 2017.

Bukan hal yang sederhana, Anies Baswedan bisa menjadi orang nomor satu di DKI adalah berkat kerja-kerja beberapa politikus senior dan pengusaha.

Cerita itu balik layar jelang kontestasi politik ibu kota itu dibagikan oleh Erwin Aksa, seorang Politikus Golkar sekaligus pengusaha, Ketua Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP HIPMI) 2008-2011.

Erwin membagikan cerita tersebut di akun Youtubenya Erwin Aksa Channel dengan judul Erwin Aksa: The Untold Stort yang diunggah Senin (10/10/2022).

Baca juga: Anies Baswedan Sibuk Pamitan Jelang Lengser, Kali Ini ke Warga Hindu Bali dan India di Jakarta

Cerita terpilihnya Anies dimulai saat Erwin dan koleganya, Rosan Roeslani, seorang pengusaha yang kini menjabat Duta Besar Indonesia untuk Amerika, pulang dari Istana Negara.

"Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, saya Erwin Aksa. Tidak terasa 5 tahun yang lalu, saya dan sahabat saya Ketua Kdin Indonesia Rosan Roeslani diundang ke Istana pada saat itu,"

"Saya dan sahabat saya Pak Roeslani pada waktu itu duduk di belakang kemudian kami bersama-sama pulang lebih awal kami makan di Restauran di Gadjah Mada malam itu," kata Erwin.

Dalam perjalanan pulang, mereka kemudian iseng menghubungi Sandiaga Uno yang kala itu akan maju dalam Pilkada 2017.

Bahkan, awalnya Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif itu akan menjadi Calon Gubernur dan berpasangan dengan Yoyok Riyo Sudibyo, mantan Bupati Batang.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno seusai mendatangi Gedung Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Kamis (18/1/2018). Sandiaga Uno hadir untuk memenuhi panggilan Polda Metro Jaya untuk menjalani pemeriksaan sebagai saksi terkait penyebutan namanya oleh Andreas Tjahjadi dalam kasus penggelapan lahan dan tindak pidana pencucian uang. Tribunnews/Jeprima
Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno seusai mendatangi Gedung Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Kamis (18/1/2018). Sandiaga Uno hadir untuk memenuhi panggilan Polda Metro Jaya untuk menjalani pemeriksaan sebagai saksi terkait penyebutan namanya oleh Andreas Tjahjadi dalam kasus penggelapan lahan dan tindak pidana pencucian uang. Tribunnews/Jeprima (Tribunnews/Jeprima)

Sandiaga Uno kala itu adalah seorang pengusaha yang terbilang baru di dunia politik dan berpartai Gerindra.

"Saat itu ramai bahwa Bang Sandi ini ingin maju menjadi Gubernur DKI. Dalam percakapan itu kami mendapatkan informasi bahwa Bang Sandi akan berpasangan dengan Pak Yoyo mantan Bupati Batang,"

"Namun batal karena isunya ditarik oleh Nasdem pada saat itu. Saya ingat kami berdua saya dan pak Rosan di mobil berjam-jam berpikir bagaimana mencari pasangan pak Sandi. Kemudian terlintas nama Anies Baswedan," tuturnya.

Setelah terpikirkan nama Anies Baswedan, orang pertama yang diminta pendapatnya adalah seorang pengusaha kawakan yang juga Politikus Senior Golkar, Jusuf Kalla.

Jusuf Kalla juga tidak lain adalah paman dari Erwin Aksa.

Ketua DPP Partai Golkar Erwin Aksa
Ketua DPP Partai Golkar Erwin Aksa (Istimewa)
Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved