Anies Baswedan Bantah Revitalisasi Halte Bundaran HI Langgar Cagar Budara: Ada Surat Administrasinya
Anies Baswedan memastikan pembangunan Halte Bundaran HI oleh Pemprov DKI Jakarta mengikuti prosedur dan peraturan yang ada. Apalagi, Patung Selamat
Penulis: Nur Indah Farrah Audina | Editor: Acos Abdul Qodir
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina
TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pastikan administrasi untuk pembangunan revitalisasi Halte Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta Pusat sudah sesuai aturan.
Diketahui, revitalisasi Halte Bundaran HI ini menuai polemik setalah sejarahwan menilai pembangunan revitalisasi halte Transjakarta Tosari-Bundaran Hotel Indonesia (HI) tersebut merusak karena menutupi pandangan ke arah Patung Selamat Datang yang berstatus objek diduga cagar budaya (ODCB).
Sebab, secara etika pengerjaan revitalisasi halte tersebut harus melalui persidangan bersama pihak Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) dan Tim Sidang Pemugaran (TSP) DKI Jakarta.
Kendati begitu, orang nomor satu di DKI memastikan semua aturan sudah dijalankan.
"Enggak-enggak. Kalau soal adaministratifnya boleh diuji. Kalau soal administrasinya ga mungkin dilanggar. Boleh dicek, bahkan ada suratnya cuma memang suratnya ga disebarin aja. Dari TACB ada suratnya, Dinas Kebudayaan ada semua," ucap Anies di lokasi, Rabu (12/10/2022).
Baca juga: Pipa Bocor di Area Revitalisasi Halte Transjakarta Bundaran HI Genangi Jalan, WIKA Angkat Bicara
Anies Baswedan memastikan pembangunan Halte Bundaran HI oleh Pemprov DKI Jakarta mengikuti prosedur dan peraturan yang ada. Apalagi, Patung Selamat Datang berstatus objek diduga cagar budaya (ODCB) dan kawasan tersebut masuk dalam kawasan bersejarah.
"Propernya dilakukan ga mngkn berani melakukan pembangunan di tmpt spt ini tanpa mengikuti prosedur. Cuma kan kita ini selalu udahlah gapapa, dah ga usah selamanya harus dibales dengan jawaban. Biarkan nanti waktu membuktikan, gitu aja," pungkasnya.
Kata TACB dan TSP

Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) dan Tim Sidang Pemugaran (TSP) DKI Jakarta bakal PT Transportasi Jakarta (TransJakarta) imbas revitalisasi halte Transjakarta Tosari-Bundaran Hotel Indonesia (HI) yang disebut menutupi Patung Selamat Datang.
Hal ini disampaikan anggota TACB DKI Jakarta, Candrian Attahiyyat.
"Itu sudah kita rapatkan internal TACB TSP untuk memanggil Transjakarta," ucapnya kepada wartawan, Kamis (29/8/2022).
Lebih lanjut, Candarian memastikan bila pihaknya memberikan sejumlah opsi untuk pihak Transjakarta.
Baca juga: Tim Ahli Cagar Budaya dan Sidang Pemugaran Panggil TransJ Soal Halte Tutupi Patung Selamat Datang
Sebab, secara etika pengerjaan revitalisasi halte tersebut harus melalui persidangan bersama pihak TACB dan TSP.
"Ada opsi opsi yang disampaikan kepada pihak Transjakarta apa keputusannya, apakah ada kompromi direndahkan atau dibongkar, belum dapat kesimpulan yang pasti ya karena belum memanggil mereka," lanjutnya.
Menurutnya, permasalah ini bukanlah hal yang baru. Pasalnya, pembangunan revitalisasi di kawasan objek diduga cagar budaya (ODCB) juga terjadi di kawasan Jatinegara, Jakarta Timur.
"Ini kan masalahnya bukan yang di HI, kita juga melihat di Jatinegara yang tempatnya gereja di apa itu, saya ga tau persis tapi depan gereja koinonia (GPIB Koinonia). Itu kan menjulang dan salah satu di antara halte ikonik yang akan dibangun dan berarti persoalannya tidak hanya di Hotel Indonesia tetapi juga di Jatinegara," pungkasnya.

Diwartakan sebelumnya, Sejarahwan JJ Rizal desak Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berhenti melanjutkan revitalisasi halte Bundaran HI, Jakarta Pusat.
Diungkapkan melalui Twitter pribadinya, JJ Rizal menyebut revitalisasi halte Transjakarta Tosari-Bundaran Hotel Indonesia (HI) tersebut merusak karena menutupi pandangan ke arah Patung Selamat Datang yang berstatus objek diduga cagar budaya (ODCB).
"Pak gubernur @aniesbaswedan mohon stop pembangunan halte @PT_Transjakarta tosari-bundaran hi yg merusak pandangan ke patung selamat datang en henk ngantung fontein warisan presiden sukarno dgn gubernur henk ngantung sbg poros penanda perubahan ibukota kolonial ke ibukota nasional," cuitnya dikutip dari Twitter @JJrizal, Jumat (30/9/2022).
Menurutnya, Patung Selamat Datang Heng Ngantung turut menjadi simbol keramahan bangsa, semangat bersahabat melaksanakan ketertiban dunia berdasar kemerdekaan, perdamaian abadi, keadilan sosial.
"Hotel Indonesia bukan hanya simbol awal pariwisata modern indonesia pasca kolonial, tapi arsitektur karya abel sorensen, arsitek markas besar PBB di New York bersama presiden sukarno dgn para maestro lukis en sastra indonesia yg oleh sukarno disebut "pembuka wajah muka indonesia"," lanjutnya.
Kata JJ Rizal, kawasan bersejarah warisan Sukarno sudah menjadi sasaran aksi vandalisme dalam 20 tahun terakhir.
Baca juga: Ini Alasan Anies Baswedan Wajarkan Banjir Rendam Jakarta hingga Ratusan Orang Mengungsi
Sehingga bila pembangunan revitalisasi ini tak dihentikan dinilainya Jakarta kaya infrastruktur namun miskin karakter.
"Sekali lagi mohon pak gubernur @aniesbaswedan stop pembangunan halte @PT_Transjakarta yang arogan di kawasan cagar budaya penanda sejarah perubahan kota kolonial jadi kota nasional warisan Sukarno, jangan biarkan halte-halte itu jadi noda di buku sejarah masa pemerintahan bapak yang kaya prestasi," ungkapnya.
"Semoga @PT_Transjakarta menemukan model arsitektural yg lebih pantas en menguatkan vista sejarah yg berharga, kaya nilai serta perlu dirayakan sebagai berkah dari pendiri bangsa," pungkasnya.