Masuk Musim Penghujan, Pj Bupati Bekasi : Tidak Ada Istilah Bebas Banjir di Daerah Aliran Sungai

Potensi bencana paling tinggi di Kabupaten Bekasi memasuki musim penghujan adalah hidrometeorologi.

Penulis: Yusuf Bachtiar | Editor: Jaisy Rahman Tohir
Yusuf Bachtiar/TribunJakarta.com
Pj Bupati Bekasi Dani Ramdan saat memberika instruksi di rapat koordinasi siaga darurat bencana. 

Laporan wartawan TribunJakarta.com Yusuf Bachtiar 

TRIBUNJAKARTA.COM, CIKARANG - Memasuki musim penghujan, Penjabat (Pj) Bupati Bekasi Dani Ramdan memberikan instruksi khusus terkait kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana. 

Dani mengatakan, langkah-langkah yang harus dilakukan seluruh perangkat daerah Kabupaten Bekasi meliputi mitigasi struktural dan nonstruktural, aktivasi posko siaga darurat, serta kesiapsiagaan personel. 

"Salah satu program prioritas dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana adalah memberikan perlindungan kepada masyarakat," kata Dani. 

Pria yang juga menjabat sebagai Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat ini menyebutkan, Kabupaten Bekasi termasuk daerah daerah dengan indeks resiko bencana sedang hingga tinggi. 

Potensi bencana paling tinggi di Kabupaten Bekasi memasuki musim penghujan adalah hidrometeorologi, pemukiman di daerah aliran sungai (DAS) berpotensi terdampak banjir. 

Baca juga: Memasuki Musim Hujan, Pemkot Bekasi Lakukan Pengerukan Sedimentasi Lumpur di Saluran Air

Menurut dia, tidak ada jaminan ketika mitigasi bencana dilakukan pemukiman di DAS bebas dari banjir

Hal ini tentu saja dikarenakan beberapa faktor, siklus tahunan serta lemahnya manajemen sungai di wilayah Bekasi. 

“Tidak ada istilah bebas banjir di daerah aliran sungai, karena karakteristik sungai, DAS dan hujan memiliki siklus tahunan, 5 tahun, 10 tahun, selain itu manajemen sungai kita yang masih lemah serta ada fenomena climate changes,” jelas dia. 

Untuk itu, dia mengajak seluruh masyarakat baik secara individu maupun kelompok memelihara saluran air, sumur resapan, pengelolaan sampah, agar masyarakat mengetahui dan paham bagaimana memitigasi upaya pra bencana dan pasca bencana.  

“Paling pokok masyarakat mau memelihara saluran air, sumur resapan di rumah masing-masing. Langkah berikutnya harus memahami upaya apa yang dilakukan sebelum, dan sesudah bencana agar tidak menjadi korban," jelas dia.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved