Adik Ahok Takut Lihat Eks FPI dan HTI Deklarasi Dukung Anies Nyapres, Teringat Momen Kelam di 2017
Adik bungsu Ahok, Fifi Lety merasa ketakutan saat melihat Majelis Sang Presiden mendeklarasikan dukungannya terhadap Anies Baswedan di Pilpres 2024.
Penulis: Rr Dewi Kartika H | Editor: Yogi Jakarta
TRIBUNJAKARTA.COM - Adik bungsu Ahok, Fifi Lety Tjahaja Purnama merasa ketakutan saat melihat Majelis Sang Presiden mendeklarasikan dukungannya terhadap Anies Baswedan di Pilpres 2024.
Pantauan TribunJakarta, hal tersebut dicurahkan Fifi Lety di media sosial Instagramnya, pada Rabu (26/10/2022).
Fifi Lety terlihat mengunggah video yang memperlihatkan Majelis Sang Presiden deklarasi bertajuk 'Sang Presiden Kami Anies Baswedan' di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Rabu (8/6/2022) silam.
TONTON JUGA
Di video tersebut anggota Majelis Sang Presiden yang hadir dalam deklarasi itu tampak seragam menggunakan atribut serba putih.
Beberapa lainnya menggunakan gamis hitam.
Majelis Sang Presiden diklaim berisi para mantan anggota ormas Islam seperti HTI dan FPI hingga mantan narapidana terorisme (napiter).
Pada bagian caption, Fifi Lety lalu mengaku merasa takut sekaligus marah saat melihat hal tersebut.
Baca juga: Ternyata Ini Alasan Pj DKI Gubernur Heru Budi Copot Orangnya Anies Baswedan dari Kursi Dirut MRT
Fifi Lety mengaku dirinya menjadi mengingat kembali persitiwa kelam di tahun 2017.
"Waktu mendengar berita ini…. Hati saya bergetar sangat marah dan emosi terbawa kembali ke masa lalu catatan gelap tahun 2017," tulis Fifi Lety.
FiFi Lety menjelaskan ia yang semula takut menjadi tenang seusai berdoa salah satu ayat di AL Kitab.
"Tetapi ketika Saya berdoa, saya ingat FirmanNya: #mazmur37 ….
Hahahaha saya mulai tertawa dan Saya Tidak Jadi marah , malahan saya beryukur, karena sebenarnya saya sedang menonton mereka semua akan “………………………..”," tulis Fifi Lety.
Baca juga: Baru Dilantik Anies Baswedan 3 Bulan Lalu, Dirut MRT Aprindy Dicopot Heru Budi, Simak Profilnya
Sekedar informasi pada Pilkada DKI Jakarta 2017 berlangsung sangat panas.
Pilkada kala itu diikuti oleh tiga pasangan calon gubernur dan wakil gubernur.