Ajudan Jenderal Ferdy Sambo Ditembak
Reza Paksakan Hubungi Keluarga Kabari Brigadir J Tewas, Tak Kuat Lanjut Telepon Saat Dengar Samuel
Reza bercerita soal keputusannya untuk menghubungi keluarganya untuk memberitahu kematian Brigadir J pada Jumat (8/7/2022) malam.
Penulis: Elga Hikari Putra | Editor: Yogi Jakarta
TRIBUNJAKARTA.COM - Bripda Mahareza Rizky Hutabarat alias Reza akhirnya memutuskan untuk menghubungi keluarganya untuk memberitahu kematian Brigadir J pada Jumat (8/7/2022) malam.
Hal itu dilakukan Reza setelah berpikir cukup lama usai dia diberitahu oleh Karo Provos Brigjen Benny Ali bahwa Yosua Hutabarat tewas ditembak di rumah Ferdy Sambo.
Alasan Reza tak langsung menghubungi keluarganya saat dia diberitahu bahwa Brigadir J tewas lantaran keluarganya saat itu sedang berada dalam perjalanan ziarah menuju Padang Sidempuan, Sumatera Utara.
"Awalnya kaya mau hubungi bapak (Samuel) tapi bapak lagi bawa mobil sendirian.
Mau kabarin di grup keluarga mereka baru pada sampai di Padang Sidempuan.
Baca juga: Sisi Lain Reza Adik Brigadir J Terungkap Juga, Irma Hutabarat Sampai Heran Kenapa Pilih Jadi Polisi
mikir nih, udah megang hape, udah gemeteran, siapa nih yang mau dikabarin," kata Reza saat menjadi narasumber di acara Rosi Kompas TV, Kamis (27/1/2022).
Reza kemudian mengurungkan niatnya menghubungi Samuel untuk mengabarkan berita duka tewasnya Brigadir J.
Sekira pukul 20.30 WIB, Reza akhirnya memutuskan untuk menghubungi kakak tertuanya soal kabar duka.

Saat menghubungi kakak tertuanya, Reza meminta sang kakak untuk keluar dari rumah agar informasi yang disampaikannya tak didengar anggota keluarga lain.
Saat diberi kabar oleh Reza bahwa Brigadir J telah tiada sang kakak awalnya tak percaya dan justru memarahinya.
Hal itu membuat keluarga yang di dalam rumah mendengarnya, termasuk Samuel Hutabarat.
Saat itu juga Reza buru-buru mematikan teleponnya karena tak sanggup mendengar suara Samuel yang begitu berduka.
Baca juga: Rangkul Reza dan Brigadir J Depan Ibu-ibu Bhayangkari, Putri Candrawathi: Bangga Saya Jadi Emaknya
"Bapak denger juga, akhirnya saya buru-buru matiin, ga kuat dengernya," kata Reza.
Beberapa saat kemudian Samuel menghubungi Reza dan menanyakan apa yang sebenarnya terjadi.
Awalnya malam itu Reza enggan memberitahu soal kronologi tewasnya Brigadir J dari informasi yang didapatnya saat itu dimana dilatarbelakangi soal pelecehan seksual.
"Bapak hubungi lagi, saya bilang tembak menembak aja.

Pengen ngasih tahu (kronologi) tapi nanti aja pas sampai Jambi.
Tapi takut ga tega, takutnya makin sakit kalau tahunya lebih lambat.
Jadi mau gamau dikasih tahu malam itu juga," papar Reza.
Kronologi Reza Diberitahu Soal Kematian Brigadir J
Seakan mengikuti kata hati, adik Brigadir J, Reza Hutabarat tiba-tiba mendatangi rumah pribadi Ferdy Sambo di Jalan Saguling, Duren Tiga, Jakarta Selatan pada Jumat (8/7/2022) sekira pukul 19.00 WIB.
Di hari itu adalah hari tewasnya Brigadir J yang dieksekusi di rumah dinas Ferdy Sambo, yang juga di kawasan Duren Tiga.
Saat itu Reza belum mengetahui bahwa sang kakak baru saja dihabisi atas suruhan Ferdy Sambo.
Namun dia merasakan ada yang berbeda saat datang ke rumah pribadi Ferdy Sambo.
Reza bertemu dengan Brigadir Daden yang nampak terkejut saat melihat kedatangannya.
Baca juga: Di Hari Tewasnya Brigadir J, Sang Adik Waswas Ketemu Brigjen Hendra, Hubungi Kakak Tak Dibalas
Reza bahkan sampai digeledah oleh Brigadir Daden yang juga merupakan salah satu ajudan Ferdy Sambo.
Padahal, Reza sudah kenal dengan Brigadir Daden sebab dia sering diajak Brigadir J main ke rumah Ferdy Sambo.
Tapi hari itu tak seperti biasanya.

Reza digeledah oleh Daden sampai ke bagasi motornya untuk memastikan tak ada senjata api yang dibawa adik Brigadir J itu.
Beberapa menit sebelumnya, Reza memang dihubungi oleh Daden yang menyuruhnya untuk Gedung Propam Polri tanpa menjelaskan maksud dan tujuannya.
Reza yang saat itu berada di kosan ingat betul Daden juga menanyakan apakah dia memegang senjata api atau tidak.
“Dia (Daden) sempet tanyakan juga ‘kamu ada senpi apa enggak?’. Dia sempet tanya itu, enggak ada lah (senpinya). Saya sempet terkejut juga kan (terus jawab) ‘enggak ada, bang. Kalau senpi cuma ada pas kalau kami piket, baru ada senpi di sana bang. Itu pun senpi ditinggalin’. (Daden tanya lagi) ‘Oh enggak kamu bawa, ya?’. (Reza jawab) ‘Enggak, bang’.” kata Reza saat berbincang dengan Irma Hutabarat di channel Youtube Irma Hutabarat - Horas Inang.
Setelah itu, Daden menyuruh Reza Hutabarat untuk menemui Biro Provos dengan memakai pakaian dinas lapangan atau PDL.
Sayangnya, semua baju PDL adik Josua itu ada di tempat laundry.
Ia pun menghubungi pihak laundry dan bertanya apakah baju miliknya sudah selesai dikerjakan semua.
Baca juga: Adik Brigadir J Ceritakan Keakrabannya dengan Bharada E dan Para Ajudan Ferdy Sambo, Akui Memaafkan
Setelah pihak laundry mengatakan baju Reza Hutabarat sudah selesai dikerjakan, Ia langsung berniat untuk mengambilnya.
Namun, hatinya juga tergerak untuk main ke rumah Ferdy Sambo yang berada di Jalan Saguling.
Tak disangka di sana Reza bertemu Daden.
Saat Reza sampai di Saguling, Daden langsung terlihat kaget karena ia sudah menyuruhnya untuk ke Biro Provos.

"Di hati itu kayak ‘udah ambil (laundry) aja’, tapi enggak tau ya, gerakan hati kayak ‘ah main dulu lah ke Saguling’."
"Mampir ke sana dan kebetulan banget, pas banget langsung ketemu Bang Daden. Nyampe sana dia langsung (kaget) ‘eh kok belum berangkat, za?’. ‘Iya, bang. PDL-ku lagi di laundry-an’. ‘Masih lama enggak tuh (laundry-nya)?’. ‘Udah kok, bang. Tadi kuhubungi orang laundry-nya, katanya udah selesai, tinggal ambil aja’. ‘Oh yaudah’," sambungnya.
Setelah itu, Daden langsung bertanya ke Reza Hutabarat apakah saat itu dia membawa senjata api, bahkan badannya langsung digeledah oleh ajudan Ferdy Sambo itu.
Bak tak percaya dengan omongan Reza Hutabarat, Daden tak hanya menggeledah tubuhnya, tapi juga jok motornya.
“‘Eh, kamu bawa senpi enggak?’, langsung digeledah kan, dipegang semua (tubuhnya) sama dia (Daden), kosong (enggak ada senpi). (Kata Daden) ‘Coba deh kita cek ke motor’, masih tidak percaya (enggak bawa senpi). (Reza) Buka jok motor, digeledah lagi, enggak ada apa-apa,” jelasnya.
Usai menggeledah tubuh dan motor, Daden memerintahkan Reza Hutabarat untuk langsung ke Biro Provos.
Baca juga: Adik Brigadir J Tak Dendam dengan Bharada E, Ungkit Kebersamaannya Main Pimpong di Rumah Ferdy Sambo
“Oh oke deh. Kamu nanti gini aja, kalau emang udah nyampe (Biro Provos), kabarin gua ya. Buruan ya, soalnya udah ditunggu banget tuh,”
Reza Hutabarat akhirnya langsung mengambil laundry dan berganti baju untuk menuju Biro Provos setelah Daden menyebut kalau kedatangannya sudah ditunggu.
Di Gedung Divpropam Polri, Reza yang merasa tak melakukan kesalahan dalam tugas namun dipanggil ke ruang pemeriksaaan Divpropam Polri segera mengubungi Brigadir J.
"Saya ketakutan kenapa orang Paminal, orang Provos banyak banget.
Jam 8 (malam) saya ngechat abang (Brigadir J). Saya ketakutan banget, waswas, saya chat abang "Adik dipanggil ke Biro Propam kenapa ya"," ujar Reza menceritakan peristiwa pada Jumay 8 Juli 2022 kepada Irma Hutabarat.

Di saat dia menghubungi Brigadir J, Reza justru merasa ada yang janggal.
Sebab, pesan WhatsApp yang dikirimnya tak terkirim ke nomor Brigadir J.
"Abang jarang hapenya mati, walau dia tidur kalau dia chat bakal masuk," kata Reza.
Reza kemudian berinisiatif membeli pulsa telepon agar bisa menghubungi sang kakak melalui telepon selulernya.
Namun saat itu dia tetap tak bisa menghubungi Brigadir J.
Tak lama kemudian, Brigjen Benny Ali selaku Karo Provos Propam Polri menemuinya di salah satu ruangan.
Mereka berbicara empat mata. Di saat itulah, Reza diberitahu jika sang kakak tewas pada Jumat (8/7/2022) di rumah dinas Ferdy Sambo usai ketahuan melecehkan Putri Candrawathi sebagaimana kronologi pertama yang mencuat di kasus ini soal adanya pelecehan seksual.
"Saat itu saya terdiam, nangis banyak banget.
Dia jelasin terus kronologinya," ujar Reza.