Ajudan Jenderal Ferdy Sambo Ditembak
Samuel Hutabarat Awalnya Tak Berani Usut Kematian Brigadir J, Khawatir Nasib Reza yang Juga Polisi
Ayah Brigadir J, Samuel Hutabarat rupanya awalnya tak berani untuk mengusut tuntas kematian anaknya yang tewas di rumah Ferdy Sambo.
Penulis: Elga Hikari Putra | Editor: Yogi Jakarta
TRIBUNJAKARTA.COM - Ayah Brigadir J, Samuel Hutabarat rupanya awalnya tak berani untuk mengusut tuntas kematian anaknya yang tewas di rumah Ferdy Sambo.
Hal tersebut diungkap oleh bibi Brigadir J, Rohani Simanjuntak yang memang sejak awal sangat menggebu mengawal kasus kematian Yosua Hutabarat.
Rohani adalah bibi yang selalu merekam peristiwa perihal kematian Brigadir J di Facebooknya hingga akhirnya kasus ini menjadi sorotan di tanah air.
Dikatakan Rohani, setidaknya ada dua hal yang membuat Samuel kala itu enggan untuk mengusut tuntas kematian Brigadir J.
Pertama karena Samuel ciut ketika harus berhadapan dengan Ferdy Sambo yang saat itu merupakan seorang Kadiv Propam Polri.
Baca juga: Lihat Ibu Brigadir J Geregetan, Samuel Hutabarat Jaga Wibawa Keluarga: Bikin Malu Kubu Ferdy Sambo
Kedua, karena Samuel juga memikirkan nasib putra bungsungya Mahareza Rizky Hutabarat alias Reza yang juga merupakan seorang polisi.
Padahal, sejak awal Samuel juga menyadari banyak kejanggalan perihal kematian anaknya.
"Ayahnya (Samuel) kan ngomong mungkin ayahnya almarhum sudah diintimidasi Pak Kombes Leonardo (Pemeriksa Utama Divisi Propam Polri).

Mungkin dibilang anakmu ini sudah membuat aib dan melecehkan bu Putri jadi abang (Samuel) ini down," kata Rohani saat menjadi narasumber di acara Rosi Kompas TV, Kamis (4/11/2022).
"Dia bilang ke saya, "De udahlah gausah diungkit-ungkit lagi. Kita harus memikirkan masa depan Reza, karena dia kan masih bertugas di kepolisian apalagi yang dilawan ini jenderal'," kata Rohani menirukan ucapan Samuel kala itu.
Namun, Rohani bersikeras bahwa kematian Brigadir J harus diusut tuntas.
"Tapi saya tetap berusaha saya tak mau.
Saya bilang ke dia kita harus punya pengacara untuk mengusut kasus ini," kata Rohani.
Rohani pun sempat emosi kepada ayah Brigadir J yang seakan sudah ciut untuk memperjuangkan kasus kematian Yosua.
Baca juga: Bibi Brigadir J: Harusnya Ditanyakan ke Ferdy Sambo & Putri Candrawathi, Sudah Berapa Lama Tak Akur?
Padahal, Rohani menegaskan dirinya siap menjual apapun miliknya asal kematian Brigadir J ini diusut tuntas.
"Kalau bagi aku apa yang ada sama, saya harus jual demi mengungkap kasus ini.
Saya gamau kasus ini ditanam rapat-rapat," kata Rohani.
Bahkan, kata Rohani, lebih baik Reza tak usah jadi polisi ketimbang harus merelakan penyebab kematian Brigadir J tak diungkap.
"Kalaupun reza tidak kerja lebih baik dia tukang cangkul gapapa jadi miskin asal jangan harga diri kita diinjak-injak," ucap Rohani.
Enggan Panggil Ferdy Sambo dan Putri Candrawahi "Pak" dan "Bu"
Dua bibi Brigadir J, Rohani dan Roslin Simanjuntak juga enggan memanggil nama Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi dengan awalan "Pak" dan "Ibu".
Mereka langsung saja menyebut nama Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi dalam tiap kali menyebut nama pasangan pembunuh Brigadir J.
Salah satunya terlihat kala Rohani dan Roslin dihadirkan sebagai narasumber di acara Rosi Kompas TV.
Rosiana Silalahi selaku pembawa acara itu pun menanyakan mengapa keduanya tak lagi memakan awalan "Pak" dan "Ibu" tiap kali menyebut nama Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi.
Padahal, kata Rosiana, ayah dan ibu Brigadir J masih menggunakan awalan "Pak" dan "Ibu" kepada Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi.
Dengan tegas, Rohani dan Roslin menyebut hal itu karena apa yang dilakukan Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi kepada ponakan mereka sunggguh di luar batas.
Bahkan, Roslin tegas menyebut perilaku Ferdy Sambo seperti bukan seorang manusia.
"Saya sendiri bukan dongkol, kan sekarang jabatan dia sudah tidak ada lagi dan rasa hormat ke dia sudah tidak ada karena perbuatan dia itu.

Dia bukan manusia lagi. dia terlalu biadab," ujar Roslin dilansir dari Youtube Kompas TV, Jumat (4/11/2022).
Padahal, lanjut Roslin, Ferdy Sambo sebelum kejadian pembunuuhan Brigadir J merupakan sebagai seorang Kadiv Propam yang notabene adalah polisinya polisi.
Dikatakan Roslin, seandainya Brigadir J memang bersalah tak seharusnya juga sampai dibunuh secara keji, apalagi sampai membuat skenario kebohongan.
"Seharusnya dia selaku penegak hukum kalau memang ada kesalahan anak kami, ditelusuri dulu, diberi surat peringatan, dipenjara ataupun dipecat," kata Roslin.
Roslin pun membandingkan nasib Brigadir J yang disebutnya jauh lebih sadis dari seorang teroris.
Baca juga: Dirasakan Sendiri Saat di Ruang Sidang, Bibi Brigadir J Sebut Ferdy Sambo Masih Punya Kekuatan
"Kami siap terima, jauh lebih baik kan selaku dia polisinya polisi.
Polisi aja tahu aturannya, sedangkan teroris aja tidak langsung dibunuh," beber Roslin.