Ajudan Jenderal Ferdy Sambo Ditembak

Ferdy Sambo Ngaku Tak Gunakan Sarung Tangan Saat Penembakan Brigadir J

Ferdy Sambo mengaku tidak pernah menggunakan sarung tangan saat peristiwa penembakan yang menewaskan Brigadir J.

YouTube
Ferdy Sambo sempat melirik tajam Bharada E saat rekonstruksi. 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Annas Furqon Hakim

TRIBUNJAKARTA.COM, PASAR MINGGU - Ferdy Sambo mengaku tidak pernah menggunakan sarung tangan saat peristiwa penembakan yang menewaskan Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J di rumah dinas Komplek Polri Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan, 8 Juli 2022.

Hal itu disampaikan Ferdy Sambo dalam sidang lanjutan perkara pembunuhan berencana di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Selasa (8/11/2022).

Pernyataan Ferdy Sambo itu membantah keterangan mantan ajudannya Adzan Romer yang dihadirkan sebagai salah satu saksi di persidangan.

"Kalau keterangan Romer, saya tegaskan bahwa tidak pernah mengenakan sarung tangan turun dari kendaraan," kata Ferdy Sambo.

Ferdy Sambo juga berbicara soal senjata api yang jatuh ketika turun dari mobil. Ia mengatakan bahwa itu adalah senjata pribadinya.

Baca juga: Kemungkinan Ferdy Sambo Pakai Sarung Tangan Hitam di Mobil, Kesaksian Daden dan Romer Jadi Petunjuk

"Senjata yang jatuh bukan senjata HS, tetapi senjata pribadi saya, Combat Wilson," ujar dia.

Ia pun membantah pernyataan saksi yang menyebut Brigadir J merupakan ajudan Putri Candrawathi.

"Saya ingin meluruskan bahwa istri saya ini tidak punya ajudan, istri (jenderal) bintang dua tidak boleh ada ajudan," kata Ferdy Sambo.

Ferdy Sambo mengklaim Brigadir J hanya membantu kegiatan rumah tangga dan menjadi sopir.

"Jadi hanya membantu kegiatan rumah tangga dan menjadi driver pada saat kegiatan Bhayangkara," ujar dia.

Ada kemungkinan Ferdy Sambo memakai sarung tangan hitam saat berada di mobil menuju rumah dinasnya di Duren Tiga yang juga menjadi TKP pembunuhan Brigadir J.
Ada kemungkinan Ferdy Sambo memakai sarung tangan hitam saat berada di mobil menuju rumah dinasnya di Duren Tiga yang juga menjadi TKP pembunuhan Brigadir J. (Kolase Tribun Jakarta)

Putri Candrawathi juga menyampaikan hal serupa. Ia membantah jika Brigadir J adalah ajudannya sebagaimana kesaksian Adzan Romer dan Daden Miftahul Haq.

Menurut Putri, Brigadir J hanya diperbantukan sebagai sopir dan membantu sejumlah kegiatan operasional di rumahnya.

"Untuk saudara Romer dan saudara Daden, bahwa Yosua bukan ajudan saya tetapi ajudan bapak FS, yang diperbantukan sebagai driver saya untuk membawa mobil kegiatan di luar ataupun kegiatan bhayangkari," tutur Putri.

"Dan saya juga dibantu dalam kegiatan rumah tangga, untuk kegiatan operasional di rumah," imbuhnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved