Selain Banyak Zikir, Ini 5 Amalan yang Dianjurkan saat Gerhana Bulan Total 8 November 2022

Terdapat 5 amalan yang dianjurkan saat terjadi Gerhana Bulan Total, perbanyak zikir hingga melaksanakan shalat gerhana.

Editor: Muji Lestari
Serambinews.com
Gerhana Bulan Total. Simak 5 amalan yang dianjurkan saat gerhana bulan total. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Jangan lewatkan Gerhana Bulan Total hari ini Selasa, (8/11/2022) ini amalan yang dianjurkan saat terjadi gerhana bulan.

Gerhana bulan merupakan fenomena alam dimana cahaya matahari terhalangi oleh bumi, sehingga cahaya tidak sampai ke bulan.

Fenomena ini terjadi ketika Matahari, Bumi, dan Bulan di satu garis lurus.

Bulan akan masuk seluruhnya ke dalam bayangan inti atau umbra Bumi. 

Akibatnya, tidak ada sinar Matahari yang bisa dipantulkan ke permukaan Bulan.

Saat puncak gerhana Bulan total terjadi, Bulan akan terlihat berwarna merah.

Waktu puncak gerhana

Baca juga: Niat dan Panduan Shalat Gerhana Bulan Total 8 November 2022, Bisa Dilakukan Berjamaah atau Sendirian

Berikut ini waktu dan wilayah di Indonesia yang dapat melihat untuk setiap kontak gerhana:

Awal Penumbra (P1)

Waktu: Pukul 15.02.17 WIB/16.02.17 WITA/17.02.17 WIT

Wilayah: Seluruh Indonesia (Tidak dapat teramati)

Awal Sebagian (U1)

Waktu: Pukul 16.09.12 WIB/17.09.12 WITA/18.09.12 WIT.

Wilayah: Papua, Papua Barat, P. Seram, P. Halmahera, Kep. Aru, Kep. Kai, Kep. Tanimbar

Awal Total (U2)

Waktu: Pukul 17.16.39 WIB/18.16.39 WITA/19.16.39 WIT

Wilayah: Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, Sulawesi NTT, NTB, Bali, Kaltara, Kaltim, Kalsel, Kalteng, Kapuas Hulu

Baca juga: Besok Gerhana Bulan Total, Cek Jadwal dan Daftar Wilayah yang Bisa Melihat Secara Langsung

Puncak Gerhana Bulan Total 8 November 2022

Waktu: Pukul 18.00.22 WIB/19.00.22 WITA/20.00.22 WIT

Wilayah: Seluruh Indonesia, kecuali Aceh, Sumut, Sumbar, Bengkulu.

Akhir Total (U3)

Waktu: Pukul 18.41.37 WIB/19.41.37 WITA/20.41.37 WIT

Wilayah: Seluruh Indonesia (Dapat teramati)

Akhir Sebagian (U4)

Waktu: Pukul 19.49.03 WIB/20.49.03 WITA/21.49.03 WIT

Wilayah: Seluruh Indonesa (Dapat teramati)

Akhir Penumbra (P4)

Waktu: Pukul 20.56.08 WIB/21.56.08 WITA/22.56.08 WIT

Wilayah: Seluruh Indonesia (Dapat teramati)

Ilustrasi Gerhana Bulan. Cek 5 amalan yang dianjurkan saat gerhana bulan total
Ilustrasi Gerhana Bulan. Cek 5 amalan yang dianjurkan saat gerhana bulan total (Daily Express)

Amalan yang Dianjurkan saat Gerhana Bulan Total

Mengutip dari Rumaysho.com, berikut 5 amalan yang dianjurkan saat Gerhana Bulan Total terjadi.

1. Shalat Gerhana

Terdapat anjuran untuk mengerjakan shalat Gerhana secara berjamaah di masjid.

Shalat Gerhana bisa dikerjakan sendiri maupu berjamaah. Ada anjuran untuk melakukan shalat berjamaah di masjid.

Syaikh Muhammad bin Sholeh Al Utsaimin mengatakan, ”Shalat gerhana secara jama’ah bukanlah syarat.

Jika seseorang berada di rumah, dia boleh melakukan shalat Gerhana di rumah. Dalil dari hal ini adalah sabda Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam,

فَإِذَا رَأَيْتُمْ فَصَلُّوا

Artinya : “Jika kalian melihat gerhana tersebut, maka shalatlah”. (HR. Bukhari no. 1043)

Menunaikan shalat gerhana secara berjamaah di masjid lebih utama. Bahkan Nabi Muhammad S.A.W mengajak para sahabat untuk mengerjakan shalat di masjid. (Syarhul Mumthi’, 2: 430)

2. Perempuan Boleh Ghalat Gerhana Bersama Kaum Pria

Bukhari membawakan hadits ini pada bab:

صَلاَةِ النِّسَاءِ مَعَ الرِّجَالِ فِى الْكُسُوفِ

Artinya : “Shalat wanita bersama kaum pria ketika terjadi gerhana matahari.”

Ibnu Hajar mengatakan,

أَشَارَ بِهَذِهِ التَّرْجَمَة إِلَى رَدّ قَوْل مَنْ مَنَعَ ذَلِكَ وَقَالَ : يُصَلِّينَ فُرَادَى

Artinya : “Judul bab ini adalah sebagai sanggahan untuk orang-orang yang melarang wanita tidak boleh shalat gerhana bersama kaum pria, mereka hanya diperbolehkan shalat sendiri.” (Fathul Bari, 4: 6).

Wanita diperbolehkan ikut bersama kaum pria mengerjakan shalat Gerhana di masjid.

Meskipun anjurannya wanita bisa melakukan shalat gerhana sendiri di rumah.

3. Meyerukan panggilan ’ash sholatu jaami’ah’ dan tidak ada adzan maupun iqomah.

Dari ’Aisyah radhiyallahu ’anha, beliau mengatakan,

أنَّ الشَّمس خَسَفَتْ عَلَى عَهْدِ رَسولِ اللهِ صلى الله عليه وسلم، فَبَعَثَ مُنَادياً يُنَادِي: الصلاَةَ جَامِعَة، فَاجتَمَعُوا. وَتَقَدَّمَ فَكَبرَّ وَصلَّى أربَعَ رَكَعَاتٍ في ركعَتَين وَأربعَ سَجَدَاتٍ.

Artinya : “Aisyah radhiyallahu ‘anha menuturkan bahwa pada zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah terjadi gerhana matahari. Beliau lalu mengutus seseorang untuk memanggil jama’ah dengan: ‘ASH SHALATU JAMI’AH’ (mari kita lakukan shalat berjama’ah).

Kemudian orang-orang berkumpul dan mengerjakan shalat gerhana dua raka'at (HR. Muslim no. 901).

Dalam hadist juga diperintahkan untuk tidak mengumandangkan adzan dan iqomah. Azan dan Iqamah tidak ada dalam tata cara shalat Gerhana.

4. Berkhutbah setelah shalat gerhana.

Setelah melakukan shalat Gerhana, disunahkan untuk berkhutbah. Khutbah yang dilakukan bisa dua kali seperti Khutbah Jumat dan Khutbah Ied. (Kifayatul Akhyar, hal. 202).

Setalah melakukan shalat Gerhana, Nabi Muhammad S.A.W berkhotbah dihadapan banyak orang.

“Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Gerhana ini tidak terjadi karena kematian seseorang atau lahirnya seseorang. Jika melihat hal tersebut maka berdo’alah kepada Allah, bertakbirlah, kerjakanlah shalat dan bersedekahlah.”

Nabi selanjutnya bersabda,

“Wahai umat Muhammad, demi Allah, tidak ada seorang pun yang lebih cemburu daripada Allah karena ada seorang hamba baik laki-laki maupun perempuan yang berzina. Wahai Umat Muhammad, demi Allah, jika kalian mengetahui yang aku ketahui, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis.” (HR. Bukhari, no. 1044)

5. Perbanyaklah zikir, istighfar, takbir dan sedekah.

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ ، لاَ يَنْخَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ ، فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَادْعُوا اللَّهَ وَكَبِّرُوا ، وَصَلُّوا وَتَصَدَّقُوا

Artinya : “Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Gerhana ini tidak terjadi karena kematian seseorang atau lahirnya seseorang. Jika melihat hal tersebut maka berdo’alah kepada Allah, bertakbirlah, kerjakanlah shalat dan bersedekahlah.” (HR. Bukhari no. 1044).

 

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved