Penemuan Mayat Satu Keluarga

"Allahu Akbar" Saksi Kunci 1 Keluarga Tewas di Kalideres Kaget Bukan Main, Jenazah Ibu Jadi Bangkai

Terkuak fakta baru ternyata seorang korban satu tewas di Kalideres, Jakarta Barat, sudah ditemukantak bernyawa sejak bulan Mei 2022.

Editor: Wahyu Septiana
Kolase TribunJakarta.com/Ist
Petugas PMI dan kepolisian menyemprot disinfektan dan menabur kopi di beberapa sudut rumah tempat penemuan satu keluarga tewas di Kalideres, tepatnya di Perumahan Citra Garden I, Jakarta Barat disemprot cairan disinfektan pada Sabtu (12/11/2022) malam.  

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Terkuak fakta baru ternyata seorang korban satu tewas di Kalideres, Jakarta Barat, sudah ditemukantak bernyawa sejak bulan Mei 2022.

Seorang saksi kunci mengungkap peristiwa ganjil yang terjadi di rumah satu keluarga yang tewas di Kalideres.

Semuanya bermula dari rencana dua dari empat orang tersebut masih dalam keadaan hidup dan hendak menggadaikan rumah yang ditempati senilai Rp1,2 miliar.

Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Pol Hengki Haryadi mengatakan kedua orang yang masih hidup yakni Dian yang berstatus sebagai anak dan Budiyanto yang berstatus sebagai ipar.

Saksi pun tertarik untuk menerima permohonan gadai dan mengunjungi rumah tersebut agar bisa melihat kondisi rumah.

Saat tiba di rumah di kawasan Kalideres itu, saksi pun masuk ke dalam.

Namun, saat itu bau bangkai menyeruak tercium di rumah tersebut.

Kedua saksi mata itu diterima oleh Budianto di dalam rumah pada 13 Mei 2022.

Baca juga: Polisi Sampai Dibuat Kebingungan, Mayat Satu Keluarga yang Tewas di Kalideres Berubah Jadi Mumi

Namun, sudah tercium bau busuk menyeruak di rumah tersebut.

Namun saat ditanya kedua saksi, Budianto menyebut bahwa itu hanya bau got yang tidak dibersihkan.

Saat masuk ke dalam rumah dan bertemu Dian, kedua saksi memeriksa sertifikat rumah.

Ternyata sertifikat tersebut atas nama Reni Margareta.

Kolase Foto Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi dan TKP penemuan mayat satu keluarga di Kalideres
Kolase Foto Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi dan TKP penemuan mayat satu keluarga di Kalideres (Kolase Foto TribunJakarta)

Kedua saksi pun bertanya dimana pemilik rumah.

Dian menyebut bahwa ibunya sedang tidur.

Kemudian kedua saksi meminta melihat pemilik rumah yang sah walaupun sedang tertidur.

Dian pun memperbolehkan dengan syarat tidak ada cahaya lantaran ia menyebut ibunya tidak suka dengan cahaya.

Kedua saksi masuk ke dalam kamar Reni Margareta.

Di kamar itu, bau bangkai semakin menyeruak.

Baca juga: Polisi Klaim Siang Ini Bakal Umumkan Temuan Terbaru Kasus Satu Keluarga Membusuk di Kalideres

“Tapi jangan dinyalakan lampu karena ibu saya sensitif terhadap cahaya kata anak atas nama Dian yang turut meninggal di tempat kejadian perkara atau TKP,” jelas Hengki di Polda Metro Jaya, Senin (21/11/2022).

Namun, seorang saksi mata memegang tangan Reni Margareta dan merasakan tubuh wanita tersebut sudah membengkak.

Saksi lainnya menyalakan lampu flash dari handphone untuk memastikan kondisi Reni Margareta.

Betapa kagetnya kedua saksi mata yang berasal dari koperasi simpan pinjam itu saat melihat kondisi Reni Margareta yang sudah menjadi mayat.

Bahkan, seorang di antaranya menyebut kata takbir saking kagetnya melihat peristiwa ganjil tersebut.

Kolase Foto TKP penemuan satu keluarga tewas di Kalideres.
Kolase Foto TKP penemuan satu keluarga tewas di Kalideres. (Kolase Foto Tribun Jakarta)

“Salah satu korban pegawai koperasi simpan pinjam ini menghidupkan flash hp nya begitu diliat langsung yang bersangkutan teriak takbir Allahu Akbar, ini sudah mayat di tanggal 13 Mei,” jelas Hengki.

Melihat reaksi kedua pegawai koperasi simpan pinjam itu, Dian mengajak keduanya keluar kamar Reni Margareta dan membatalkan niat meminjam uang dari menggadaikan rumah tersebut.

Budianto pun mengejar salah satu saksi dan meminta agar para saksi bungkam atas peristiwa tersebut.

Hal inilah yang disayangkan pihak kepolisian lantaran menambah runyam kasus kematian empat anggota keluarga tersebut.

“Tolong pak jangan sampai dilaporkan ke polisi, jangan dilaporkan pihak rt ataupun warga sini. Dan ternyata tidak dilaporkan."

Baca juga: Keluarga Tewas Kalideres Biasa Sangkut Sampah di Pagar Rumah, 6 Bulan Terakhir Dipanggil Tak Nyaut

"Ini yang kami sesalkan, seharusnya kita semua sebagai warga masyarakat tidak boleh permisif, kejadian seperti ini agar dilaporkan saja,” beber Hengki.

Diketahui satu keluarga yang terdiri atas anak, ipar, ayah, dan ibu ditemukan tewas mengering di dalam rumah.

Peristiwa tersebut membuat geger lantaran hingga kini penyebab kematian satu keluarga tersebut masih menjadi misteri.

Polisi Sampai Dibuat Kebingungan

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi mengabarkan, dua dari empat orang dalam satu keluarga yang tewas 'mengering' di Kalideres, Jakarta Barat, sudah termumifikasi.

Mumifikasi adalah perubahan yang terjadi pada mayat, karena penguapan cairan jaringan.

Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi dan Kabiddokes Polda Metro Jaya Kombes Hery Wijatmoko saat mendatangi ruang Instalasi Forensik RS Polri Kramat Jati, Rabu (16/11/2022).
Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi dan Kabiddokes Polda Metro Jaya Kombes Hery Wijatmoko saat mendatangi ruang Instalasi Forensik RS Polri Kramat Jati, Rabu (16/11/2022). (Bima Putra/TribunJakarta.com)

Hal ini membuat proses pembusukan oleh bakteri yang terdapat dalam saluran pernapasan dan pencernaan terlambat.

Selanjutnya, ini menyebabkan tubuh menjadi kering dan susut, kulit berwarna kehitam-hitaman, keras, dan kaku.

Hal itu menjadi salah satu kendala utama dalam mengungkap penyebab meninggalnya mereka di dalam rumah Perumahan Citra Garden Extension Blok AC5 Nomor 7, Kalideres.

Tim ahli pun mengalami kesulitan meneliti kedua jenazah tersebut yang diketahui adalah Rudiyanto Gunawan dan Renny Margaretha.

"Pertama, dari hasil diskusi kami membuktikan penyebab kematian itu prosesnya tidak cepat, dari organ yang diambil contoh untuk diteliti kembali oleh patologi anatomi, itu butuh waktu yang cukup lama kira-kira apa penyebabnya," kata Hengki, Senin (21/11/2022).

Baca juga: Polisi Klaim Siang Ini Bakal Umumkan Temuan Terbaru Kasus Satu Keluarga Membusuk di Kalideres

"Kemudian yang kedua, terkait dengan posisi daripada jenazah, yang dua ini sudah terjadi mumifikasi," imbuhnya.

"Jadi dokter-dokter sedang bekerja keras saat ini untuk mencari petunjuk sebab-sebab kematian," sambung Hengki.

Terkait motif, ia mengatakan bahwa pihaknya masih belum dapat menjelaskan lebih lanjut karena dibutuhkan kehati-hatian dalam menangani kasus itu.

Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi saat memberi keterangan tentang rencana melibatkan asosiasi psikologi forensik dalam penyelidikan kematian satu keluarga di Kalideres, di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu (16/11/2022).
Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi saat memberi keterangan tentang rencana melibatkan asosiasi psikologi forensik dalam penyelidikan kematian satu keluarga di Kalideres, di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu (16/11/2022). (TribunJakarta.com/Bima Putra)

"Ini teka teki yang rumit, namun yakin ini bisa kita pecahkan," katanya.

"Namun, memang butuh kehati-hatian. Jadi puzzlenya semakin jelas mengapa yang bersangkutan ini jual mobil, jual barang-barang itu untuk apa dan sebagainya," tandas Hengki.

Perilaku Keluarga Tewas di Kalideres Diungkap Rekan Bisnis

Keseharian dari satu keluarga yang tewas di Kalideres kian banyak diungkap oleh orang sekitarnya.

Bila beberapa hari lalu sebatas adik kandung, ketua RT dan tetangga kompleknya, kini yang buka suara soal sosok dari keluarga yang tewas di Kalideres sudah sampai rekan bisnis korban.

Mayoritas dari mereka mengakui bahwa keluarga itu adalah orang yang tertutup.

Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi menyampaikan temuan terbaru kasus satu keluarga tewas di dalam rumah di Kalideres, Jakarta Barat, Senin (21/11/2022)
Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi menyampaikan temuan terbaru kasus satu keluarga tewas di dalam rumah di Kalideres, Jakarta Barat, Senin (21/11/2022) (Annas Furqon Hakim/TribunJakarta.com)
Penuturan serupa juga disampaikan oleh Fang (67), penjual kue Toko Citra Sari di Pasar Perumahan Citra Pd Pasar Jaya.

Selama ini Fang jadi rekan bisnis dari Renny Margaretha (68) dan anaknya Dian (42), dua dari empat orang yang tewas membusuk di Perumahan Citra Garden Satu Extension, Kalideres, Jakarta Barat.

Sedangkan dua korban lainnya adalah suami Renny, Rudyanto Gunawan dan adiknya Budianto Gunawan.

Penjual kue, Fang (baju merah) saat ditemui di los A7 di Pasar Perumaham Citra, Kalideres, Jakarta Barat. Fang mengenal sosok Renny Margaretha, salah satu korban satu keluarga tewas di Kalideres, Jakarta Barat pada Jumat (18/11/2022).
Penjual kue, Fang (baju merah) saat ditemui di los A7 di Pasar Perumaham Citra, Kalideres, Jakarta Barat. Fang mengenal sosok Renny Margaretha, salah satu korban satu keluarga tewas di Kalideres, Jakarta Barat pada Jumat (18/11/2022). (TRIBUNJAKARTA.COM/SATRIO SARWO TRENGGINAS)

Bagi Fang, Renny dan Dian merupakan sosok yang ramah.

"Saya lumayan kenal lah. Biasanya orangnya ramah kok seperti itu. Kalau sama saya baik. Mamanya terutama, suka senyum kalem," katanya saat ditemui TribunJakarta.com di lokasi pada Jumat (18/11/2022).

Menurut Fang, Renny merupakan orang yang berkecukupan.

Hal itu terlihat dari pakaian yang digunakan Renny dan Dian tiap kali datang ke tokonya untuk menitipkan kue mereka.

Fang juga mengaku tak pernah dipinjami uang oleh Renny.

"Enggak pernah (pinjem uang) dateng ke sini cuma nitip (kue). Lagi dia tampilannya bukan orang enggak punya. Dia itu tampilannya keren loh. Terutama rapi. Enggak sembarangan," katanya.

Caranya berpakaian berbeda dengan kebanyakan ibu-ibu pada umumnya.

Baca juga: Heran saat Sekeluarga Tewas di Kalideres Disebut Kelaparan, Orang Dekat Tak Pernah Dipinjami Uang

"Kalau ke pasar rapi, kadang-kadang ibu-ibu kalau ke pasar kan pakai baju tidur. Ini dia enggak pernah. Bajunya rapi," tambahnya.

Sementara Dian kerap tampil santai bergaya anak muda pada umumnya.

"Kalau Dian tampilannya seperti anak muda. Bajunya santai tapi bukan baju tidur," kata dia.

Maka dari itu, dia heran ketika ada kabar mencuat soal Renny sekeluarga tewas karena kelaparan.

"Saya waktu pertama denger dia sekeluarga yang meninggal ikut sedih ya. Masa meninggal sampai berempat, apa punya cara hidup yang aneh. Enggak wajar kan," pungkasnya.

Tak Tahu Nomor Ponselnya

Fang sudah jadi rekan bisnis dari Renny dan Dian sejak tahun 2010-an.

Sudah hampir sepuluh tahun terakhir Renny kerap menitipkan dagangan kue ke Toko Citra Sari di Pasar Perumahan Citra Pd Pasar Jaya.

Kendati begitu, meski menjadi rekan bisnis, Fang mengaku tak pernah mengobrol dengan Renny selain soal dagangan.

"Kalau soal pribadi enggak pernah.

Selama sekali atau dua kali dalam sebulan keluarga yang ditemukan tewas di Perumahan Citra Garden Satu Extension, Kalideres, Jakarta Barat minta dikirim jamu ke rumahnya. Namun, hal itu tak lagi terjadi semenjak Indonesia dilanda pandemi Covid-19.
Selama sekali atau dua kali dalam sebulan keluarga yang ditemukan tewas di Perumahan Citra Garden Satu Extension, Kalideres, Jakarta Barat minta dikirim jamu ke rumahnya. Namun, hal itu tak lagi terjadi semenjak Indonesia dilanda pandemi Covid-19. (Kolase TribunJakarta)

Soalnya dia kalau belanja, terburu-buru kayaknya bukan orang yang santai," tambahnya.

Bahkan, Fang juga selama ini tak pernah tahu nomor ponsel dari Renny dan Dian.

"Enggak ada, saya enggak ada hubungan lain. Soalnya dia juga pakai hp-nya yang tipe lama," kata dia.

Baca artikel TribunJakarta.com lainnya di Google News

Sebagian artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Lihat Jenazah Ibu Sudah Jadi Bangkai, Saksi Kunci Satu Keluarga Tewas di Kalideres: Allahu Akbar!

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved