Tingkat Kebocoran 46 Persen, Tahun Depan PAM Jaya Ingin Bangun Jaringan Pipa Baru Triilunan Rupiah
Pasalnya, kondisi pipa yang ada di Jakarta saat ini sepanjang 12 ribu kilometer (km) sudah tertanam sejak tahun 1992 dan memiliki tingkat kebocoran
Penulis: Nur Indah Farrah Audina | Editor: Acos Abdul Qodir
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina
TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Perumda PAM Jaya targetkan penyelesaian masalah kebocoran pipa atau Non Revenue Water (NRW) menjadi sekitar 30 persen di tahun 2030 mendatang.
Pasalnya, kondisi pipa yang ada di Jakarta saat ini sepanjang 12 ribu kilometer (km) sudah tertanam sejak tahun 1992 dan memiliki tingkat kebocoran hingga 46 persen.
"Dengan tingkat kebocorannya kita sebutnya dengan NRW Non Revenue Water atau air tidak tertagih atau kebocoran pipa sebanyak kurang lebih 46 persen," kata Direktur Teknik Perumda PAM Jaya Untung Suryadi dalam acara media gathering 'Kedaulatan Air Bagi Warga Jakarta' di kawasan Bandung, Kamis (24/11/2022) malam.
Lebih lanjut, Untung menjelaskan pipa yang ada saat ini merupakan pipa PVC.
Di mana dalam usia pakai lebih dari 20 tahun bakal berkurang kualitasnya.
Sementara untuk kerusakan NRW diakuinya bisa disebabkan oleh beberapa faktor.
"NRW ini disebabkan beberapa faktor, bisa karena sambungan ilegal, pembacaan meter yang tidak akurat, hingga terjadinya kebocoran karena usia pakai pipa. Ada 70 persen yang menggunakan pipa PVC ini. Selain itu, ada juga pipa-pipa lama yang sudah mulai korosi. Sudah teridentifikasi semua.
Baca juga: Anggota DPRD DKI Jakarta Kenneth Pertanyakan Sistem Kerja Sama PAM Jaya dengan Swasta
Kalau layanan area Timur itu diperlukan Rp 4 triliun, sementara di Barat diperlukan sekitar Rp 8 triliun," lanjutnya.
Berangkat dari hal inilah, PAM Jaya akan memaksimalkan program penurunan NRW Tahap I dalam pengajuan Penyertaan Modal Daerah (PMD) tahun 2023.
Kemudian, alokasi pengajuan PMD untuk penurunan kebocoran pipa pada tahun depan bakal digunakan untuk menyusun studi pendahuluan membuat road map penurunan NRW.
"Sederhananya, membangun pipa baru itu lebih simpel dibandingkan proses perbaikan pipa yang sudah tertanam," pungkasnya.