Gempa di Cianjur
Selain Barista, 2 Kuli Bangunan di Kafe Arseven yang Tersapu Longsor Cianjur Belum Ditemukan
Dua kuli bangunan yang sedang bekerja di Arseven Coffee Corner Cianjur saat gempa dan longsor terjadi Senin (21/11/2022) silam.
Penulis: Gerald Leonardo Agustino | Editor: Jaisy Rahman Tohir
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino
TRIBUNJAKARTA.COM, CIANJUR - Dua kuli bangunan yang sedang bekerja di Arseven Coffee Corner Cianjur saat gempa dan longsor terjadi Senin (21/11/2022) silam belum ditemukan hingga hari ini, Minggu (27/11/2022).
Kedua tukang bangunan diduga kuat ikut terseret tanah longsor bersama-sama dengan dua barista kafe tersebut.
"Pas kejadian itu di Arseven lagi ada tukang bangunannya, di bawah. Lagi betulin Arseven," kata Ahmad (50), pemilik warung yang juga tersapu longsor di Jalan Raya Cipanas-Puncak, Cianjur, Jawa Barat, Minggu siang.
Kedua tukang bangunan yang dimaksud Ahmad yakni Mang Uloh dan Mang Papat.
Keduanya sesekali ngopi di warung Ahmad tatkala sedang melakukan perbaikan kafe Arseven.
"Mereka kena pas lagi betulin, sama karyawannya Arseven juga dua orang," ucap dia.
Baca juga: Mulyadi Korban Gempa Cianjur: Pasrah Tertimpa Bangunan, Tanggung Jawab Seorang Ayah Buatnya Bertahan
Diberitakan sebelumnya, HS (68) yang merupakan tukang jaga parkiran di Arseven Coffee Corner, Jalan Cipanas-Puncak, Cianjur, Jawa Barat mengungkapkan kondisi terakhir kafe tersebut sebelum disapu tanah longsor Senin (21/11/2022) lalu.
Menurut HS, pada Senin siang sedang ada dua karyawan dan beberapa pengunjung di dalam kafe Arseven.
"Saat itu di dalam kafe Arseven ada dua karyawan, satu si Irvan, satu lagi lupa namanya," kata HS saat ditemui di Jalan Raya Cipanas-Puncak, Sabtu (26/11/2022).
Sesaat sebelum longsor terjadi, HS sebenarnya hendak berangkat ke Arseven bersama rekannya MI (46), yang merupakan sekuriti Warung Sate Shinta.
Namun, HS menyempatkan diri mengajak MI ke Warung Sate Shinta untuk minum kopi sejenak sebelum jaga parkiran di Arseven.

"Tadinya saya mau ke sana (Arseven) sama teman saya yang itu. Tapi kita ke dalem dulu (Warung Sate Shinta), ngopi dulu," katanya.
Ketika HS sedang asyik menyeruput kopi bersama rekannya MI, tiba-tiba saja guncangan hebat terjadi.
Gempa bumi yang menggoyangkan Warung Sate Shinta membuat HS langsung berlari menyelamatkan diri keluar restoran.
Dirinya lalu melihat tanah longsor sudah menutupi Jalan Cipanas-Puncak sampai ke jurang di sisi selatannya.
Secepat kilat tanah longsor menyapu kios-kios di tepi jurang, termasuk kafe Arseven yang sudah lenyap dari pandangan HS.
"Di sebelah Arseven itu ada dua kios, satu warung nasi, satu warung mie, semuanya sudah kebawa tanah longsor," kata dia.
Di balik bencana alam dahsyat yang meluluhlantakkan tempat biasa HS mencari nafkah, dirinya bersyukur masih diberikan keselamatan oleh Tuhan.
Namun, HS tetap berharap tim SAR bisa segera menemukan dua karyawan Arseven yang masih belum diketahui keberadannya.
"Nggak tahu apa jadinya kalau saya jadi ke sana. Saya masih diberikan barokah, alhamdulillah," ucap HS bersyukur.