Cerita Kriminal

Anak Bungsu di Magelang Racuni Keluarganya Sampai Tewas, Pura-pura Panik Beri Pertolongan Pertama

Minuman teh dan kopi yang sudah diracun kemudian diberikan Dhio kepada keluarganya sampai mereka muntah-muntah lalu meninggal dunia.

Penulis: Siti Nawiroh | Editor: Yogi Jakarta
TribunJogja Nanda
Entah apa yang ada di pikiran seorang anak bungsu di Kabupaten Magelang berinisial DDS alias Dhio tega memasukan racun ke dalam minuman ayah, ibu, dan kakak perempuannya. Minuman teh dan kopi tersebut kemudian diberikan Dhio kepada keluarganya sampai mereka muntah-muntah lalu meninggal dunia. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Entah apa yang ada di pikiran seorang anak bungsu di Kabupaten Magelang berinisial DDS alias Dhio tega memasukan racun ke dalam minuman ayah, ibu, dan kakak perempuannya.

Minuman teh dan kopi tersebut kemudian diberikan Dhio kepada keluarganya sampai mereka muntah-muntah lalu meninggal dunia.

Mereka adalah Abbas Ashar (58), Heri Riyani (54), dan Dhea Choirunnisa (24) yang merupakan anak sulung perempuan.

Peristiwa mengerikan ini terjadi di Jalan Sudiro No.2, Gang Durian, RT10/RW1, Dusun Prajenan, Desa Mertoyudan, Kabupaten Magelang pada, Senin (28/11/2022).

Setelah meminum teh dan kopi dari Dhio, ketiga korban langsung muntah-muntah dan terkapar di kamar mandi.

Dhio pura-pura jadi pahlawan dengan mencoba memberikan pertolongan pertama untuk ayah, ibu, dan kakak perempuannya tersebut.

Melihat korban tak sadarkan diri karena ulahnya, Dhio pura-pura panik kemudian langsung menelpon asisten rumah tangga alias ART bernama Sartinah (47) yang sudah 15 tahun kerja di rumah korban.

"Saya ditelpon sekitar pukul 07.30 WIB, saya kan posisinya tidak menginap,"

"Terus, saya diminta untuk menolong tapi korban sudah pada pingsan semua, pingsannya itu di dalam kamar mandi semua," ujarnya saat ditemui di lokasi dikutip dari TribunJogja, pada Senin (28/11/2022).

Sartinah datang ke rumah majikannya langsung menuju kamar mandi tempat mereka tak sadarkan diri.

Sartinah datang bersama anaknya kemudian langsung menggotong korban keluar dari kamar mandi.

Posisi ketiganya berada di kamar mandi yang berbeda di rumah tersebut.

"Itu digotong bertiga, saya sama anak saya, sama anak kedua itu,"

Baca juga: Terbiasa Hidup Enak, Tak Siap Jadi Tumpuan Keluarga, Anak di Magelang Pilih Racuni Orang Tua & Kakak

"Gotong semua, terus saya taruh di kasur. Ya, tadi kayaknya masih nafas tapi saya tidak mengetahui sekali ya, badannya masih hangat. Sempat saya kasih minyak kayu putih juga," ujarnya yang sudah 15 tahun bekerja di rumah tersebut.

Setelah itu datanglah Agus yang merupakan kakak dari Heri Riyani setelah mendapatkan telepon keluarga tersebut tak sadarkan diri.

Padahal beberapa jam sebelumnya Agus mengaku masih bertemu para korban dalam kondisi sehat.

"Saya sempat bertemu dengan para korban dan di situ kondisinya sehat walafiat," katanya.

Saat Agus datang ke lokasi kondisi korban sudah berada di tempat yang berbeda karena sudah digotong sebelumnya oleh Sartinah, anaknya, dan Dhio.

Agus melihat Abas di kamar, Heri Riyani di kasur depan televisi, dan Dhea di kamar depan, semua dalam kondisi pingsan.

Dhio yang jadi otak kejadian ini terlihat sempat membalurkan minyak kayu putih ke badan ayahnya.

Rumah korban satu keluarga yang tewas diracun oleh anak bungsunya kini dipasangi garis polisi saat olah TKP di Dusun Prajenan, Desa Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Senin (28/11/2022).
Rumah korban satu keluarga yang tewas diracun oleh anak bungsunya kini dipasangi garis polisi saat olah TKP di Dusun Prajenan, Desa Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Senin (28/11/2022). (TribunJogja.com/Nanda Sagita Ginting)

Sementara Agus membalur badan Heri Riyani, kemudian Sartinah membalur badan Dhea dengan minyak kayu putih.

Agus tak punya curiga apapun terhadap Dhio. Bahkan Agus ikut meminta izin Dhio sebelum membawa para korban ke rumah sakit.

"Saya gak berani langsung bawa ke rumah sakit karena saya harus komunikasi dengan pihak kakak adik semua,"

"Terus saya menghubungi dan diputuskan membawa ke rumah sakit dengan persetujuan anaknya yang paling kecil juga (Dhio)," kata Agus.

Sampai di rumah sakit ketiga korban dinyatakan meninggal dunia.

Agus baru tahu Dhio pelakunya saat polisi melakukan olah TKP.

Agus merasa hancur tahu adik, ipar, dan keponakannya menjadi korban pembunuhan.

Saat ini Agus menyerahkan semua proses hukumnya ke pihak berwajib.

"Hancur hati saya sudah tau itu, walaupun itu yang diduga membunuh anaknya, tapi kan itu yang dibunuh adik saya, secara manusiawi kan seperti itu, siapa yang meninggal adek saya, saya sangat merasakan kehilangan," tuturnya.

Dhio sakit hati

Dhio diamankan setelah polisi melakukan olah TKP.

Dari pemeriksaan maraton yang dilakukan oleh penyidik, Dhio akhirnya mengakui semua perbuatannya yang menaruh racun di minuman teh hangat dan es kopi yang diminum para korban.

Baca juga: 1 Keluarga Meninggal Misterius di Magelang Seperti di Kalideres, Semua Jenazah di Kamar Mandi

Dhio mengaku sengaja menaruh racun di minuman karena sakit hati terhadap orang tua dan kakaknya.

Selama ini, Dhio mengaku dibebani oleh keluarganya untuk membantu perekonomian keluarga setelah ayahnya pensiun.

Sementara kakaknya tidak dibebani untuk membantu perekonomian keluarga.

Menurut Kapolresta Magelang AKBP Mochammad Sajarod Zakun, sakit hati pelaku terhadap orang tua dan kakaknya ini bermula saat sang ayah memasuki masa pensiun sekitar dua bulan silam.

Otomatis pemasukan untuk keluarga hanya bersumber dari uang pensiun yang diterima oleh Abas.

Sebab, Dhio dan Dhea tidak bekerja.

Sementara kebutuhan keluarga cukup tinggi karena Abas juga menderita sakit.

Ucapan duka cita yang dikirimkan ke rumah korban di Jalan Sudiro, No.2, Gang Durian, RT10/RW1, Dusun Prajenan, Desa Mertoyudan, Kabupaten Magelang, pada Selasa (29/11/2022)
Ucapan duka cita yang dikirimkan ke rumah korban di Jalan Sudiro, No.2, Gang Durian, RT10/RW1, Dusun Prajenan, Desa Mertoyudan, Kabupaten Magelang, pada Selasa (29/11/2022) (Tribunjogja/Nanda Sagita Ginting)

Uang pensiun tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan pengobatan Abas.

Untuk memenuhi kebutuhan keluarga, Dhio pun dibebani untuk membantu perekonomian keluarga.

Sedangkan kakak perempuannya tidak dibebani.

Hal itulah yang membuat pelaku sakit hati sehingga merencanakan pembunuhan terhadap ketiganya.

" Anak pertama (DK) sempat bekerja, tapi sekarang sudah keluar, sedangkan anak kedua tidak bekerja. Tapi dia (DDS) dibebani untuk membantu keuangan keluarga. Hal itulah yang membuat pelaku sakit hati,"jelasnya.

Dhio pun kemudian merencanakan pembunuhan dengan membeli racun jenis arsenik secara online.

Rencana pembunuhan terhadap kedua orang tua dan kakaknya ini dilakukan sebanyak dua kali.

Upaya pembunuhan yang pertama dilakukan pada 23 November lalu.

Saat itu pelaku menaruh racun jenis arsenik di minuman dawet yang sengaja dibelinya.

Baca juga: Mirip di Kalideres, Sekeluarga di Magelang Tewas di Kamar Mandi Rumah, Polisi Bicara Dugaan Kematian

Kemudian dawet-dawet itu diberikan kepada orang tua, kakak serta beberapa orang lainnya.

"Rabu sudah mencoba(meracuni korban), tapi kadar racunnya rendah sehingga hanya membuat korban muntah-muntah,"jelasnya.

Karena gagal, pelaku kembali melakukan aksinya dengan menaruh racun di minuman teh dan es kopi pada Senin (28/11/2022) kemarin.

Pelaku menaruh racun sebanyak dua sendok teh ke minuman yang diminum oleh para korban hingga akhirnya meninggal.

AKBP Mochammad Sajarod Zakun menambahkan, saat ini pelaku sudah ditahan penyidik dan dijerat dengan pasal 340 KUHP dengan ancaman hukuman mati atau seumur hidup.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved