Cerita Kriminal
Kombes Hastry Turun Tangan Autopsi Jasad Keluarga yang Diracun Anak: Organ Memerah Seperti Terbakar
Ahli forensik Kombes dr Sumy Hastry Purwanti turun tangan dalam autopsi jasad satu keluarga di Magelang, Jawa Tengah yang tewas diracun oleh sang anak
Penulis: Elga Hikari Putra | Editor: Yogi Jakarta
TRIBUNJAKARTA.COM - Ahli forensik Kombes dr Sumy Hastry Purwanti turun tangan dalam autopsi jasad satu keluarga di Magelang, Jawa Tengah yang tewas diracun oleh sang anak.
Hal itu tak lepas dari jabatan Hastry saat ini yang menjabat sebagai Kabid Dokkes Polda Jateng.
Hastry juga turut datang ke lokasi kejadian pembunuhan satu keluarga di Magelang yang berada di Desa Prajenan, Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Tiga korban yakni Abbas Ashar (58), sang istri Heri Riyani (54), dan anak sulung mereka Dhea Choirunnisa (24) yang ditemukan tewas di kamar mandi rumah mereka pada Senin (29/11/2022).
Pelakunya adalah Dhio alias DDS (22) yang merupakan anak kedua dari pasangan Abbas dan Riyani.
Baca juga: Siasat Anak Bungsu Habisi Keluarga di Magelang Terkuak, Minuman Buatan Ibu Jadi Beracun Ulah Pelaku
Kata Hastry, berdasarkan hasil autopsi ketiga jasad tersebut di dalam tubuhnya ada kandungan racun.
Bahkan lambung dati ketiga korban menunjukan warna merah seperti terbakar.
"Mereka meminum air atau cairan yang ada racunnya karena dari saluran nafas atas dari bibir sampai lambungnya ada merah sepertu terbakar," kata Hastry.

"Dari organ lainnya, otak , jantung hati dan paru juga ada tanda-tanda racun," sambung dia.
Kendati begitu, untuk detil racun yang digunakan pelaku untuk menghabisi nyawa keluarganya, Hastry belum bisa menjawabnya.
"Untuk pasti racunnya apa sampelnya yang periksa Labfor," ujar Hastry.
Pelaku Ikut Evakuasi Korban

Pada Senin pagi, Dhio menghubungi asisten rumah tangga (ART) keluarga, Sartinah (47) melalui sambungan telepon dengan nada panik lantaran ayah, ibu, serta kakaknya tak sadarkan diri dan tergeletak di kamar mandi.
Sartinah yang tiba di rumah majikannya sekira pukul 07.30 WIB, Senin (28/11/2022) melihat Abas, Riyani, dan Dea telah tergeletak di kamar mandi.
Sartinah mengatakan Dhio ikut membantu dirinya mengangkat ketiga korban tersebut untuk dibawa ke kamar.
Saat dibawa ke kamar, Sartinah menduga korban masih hidup.
"Kayaknya masih napas tapi saya tidak tahu, ya, badannya masih hangat. Sempat saya kasih minyak kayu putih juga," ujar Sartinah.
Bahkan pelaku turut mengoleskan minyak kayu putih kepada ayahnya.
Atas persetujuan Dhio jugalah ketiga korban kemudian dilarikan ke rumah sakit.
Namun sayangnya nyawa ketiganya sudah tak tertolong.
Baca juga: Mirip di Kalideres, Sekeluarga di Magelang Tewas di Kamar Mandi Rumah, Polisi Bicara Dugaan Kematian
Terbiasa Hidup Enak
Kepada polisi, Dhio mengaku nekat meracuni orang tua dan kakaknya karena sakit hati.
Dhio yang selama ini terbiasa hidup enak merasa terbebani ketika harus membantu keuangan keluarga setelah sang ayah pensiun dan sakit sehingga butuh biaya berobat.
Ayah Dhio merupakan pensiunan kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) departemen keuangan, sedangkan Riyani ibu rumah tangga.

Dhio juga dendam kepada sang kakak yang tak dibebani untuk membantu keuangan keluarga.
"Anak pertama (DK) sempat bekerja, tapi sekarang sudah keluar, sedangkan anak kedua (pelaku) tidak bekerja.
Tapi dia (DDS) dibebani untuk membantu keuangan keluarga. Hal itulah yang membuat pelaku sakit hati,” kata Plt Kapolresta Magelang AKBP Mochammad Sajarod Zakun, Selasa (29/11/2022) dilansir dari Tribun Jogja.
Sementara itu, kakak laki-laki kandung dari Riyani, Agus Sutiarso yang juga paman pelaku memberikan kesaksiannya soal sosok Dhio.
Ia merasa syok mengetahui korban dibunuh oleh anaknya sendiri.
"Hancur hati saya, saya sangat merasakan kehilangan," ucap Agus.
Baca juga: Pengungsi Korban Gempa Cianjur Keluhkan Bantuan Pakaian Bekas: Sudah Bolong dan Robek
Menurut Agus, selama ini keluarga tersebut tidak pernah ada konflik.
Akan tetapi, Dhio dikenal suka menghambur-hamburkan uang.
"Ya ini memang dia itu over lap-ya. Setahu saya itu banyak menghambur-hamburkan uang," jelas Agus.
Beli Racun via Online
Kepada polisi, Dhio mengaku membeli racun secara online dan telah mencoba melakukan aksi pembunuhan sebanyak dua kali.
Upaya pembunuhan yang pertama dilakukan oleh pelaku terjadi pada Rabu (23/11/2022) lalu.
Saat itu pelaku yang sudah membeli racun jenis arsenik secara online menaruhnya ke dalam minuman dawet.

Pelaku sengaja membeli dawet untuk diberikan kepada kedua orang tuanya, kakaknya dan beberapa orang lainnya.
Namun ternyata, upaya pembunuhan tersebut gagal karena jumlah racun yang dimasukan ke dalam dawet kurang banyak.
Para korban yang meminum dawet beracun hanya mengalami gejala muntah-muntah saja dan tidak sampai meninggal.
"Rabu yang lalu sudah mencoba (meracuni para korban). Beli dawet( sudah dibubuhi racun) untuk beberapa orang, tapi tidak sampai menyebabkan kematian. Kadarnya rendah, hanya mual-mual,"jelas Plt Kapolresta Magelang AKBP Mochammad Sajarod Zakun.
Karena gagal membunuh ayah, ibu dan kakaknya, pelaku kemudian kembali merencanakan pembunuhan kepada keluarganya.
Kali ini masih menggunakan cara yang sama, yakni menaruh racun ke dalam minuman teh dan kopi yang disajikan pada Senin (28/11/2022) pagi.
Di aksi yang kedua ini, pelaku membubuhi racun ke minuman teh dan kopi lebih banyak.
Menurut Kapolres, pelaku menaruh racun sebanyak dua sendok teh.
Kini atas perbuatannya Dhio terancam hukuman mati.
Baca artikel lainnya dari TribunJakarta.com dari Google News
Artikel ini disarikan dari Tribun Joga dengan Topik Sekeluarga Ditemukan Meninggal