Cerita Mahfud MD Ditelepon Jenderal Senior Jelang Reshuffle Kabinet: Kami Cenderung ke Bapak
Mahfud MD bercerita dihubungi jenderal senior jelang reshuflle kabinet yang dilakukan Presiden Prabowo Subianto. Apa pembicaraannya?
TRIBUNJAKARTA.COM - Mantan Menkopolhukkam Mahfud MD bercerita dihubungi jenderal senior jelang reshuflle kabinet yang dilakukan Presiden Prabowo Subianto.
Hal itu disampaikan Mahfud MD menanggapi rumor dirinya mengisi poosisi i Menteri Koordinator Politik dan Keamanan (Menko Polkam) dalam Kabinet Merah Putih.
Diketahui, Presiden Prabowo Subianto mencopot Budi Gunawan dalam reshuffle kabinet pada Senin (8/9/2025).
Posisi itu sempat dirangkap oleh Menteri Pertahanan RI (Menhan) Sjafrie Sjamsoeddin selama sembilan hari.
Prabowo lalu melantik Letjen TNI (Purn) Djamari Chaniago sebagai Menko Polkam RI di Istana Negara, Rabu (17/9/2025).
Selain ditunjuk sebagai Menkopolkam RI, Letjen TNI (Purn) Djamari Chaniago juga dianugerahi kenaikan pangkat berupa Jenderal Kehormatan (Hor), sebagai bentuk penghargaan atas pengabdian panjangnya di TNI.
"Jadi betul tanggal 7 September malam saya ditelepon," kata Mahfud MD dikutip dari akun Youtube Mahfud MD Official pada Senin (22/9/2025).
Saat itu, Mahfud MD sedang berada di Yogyakarta. Jenderal tersebut, kata Mahfud MD, mengaku ingin bertemu dengan dirinya.
Namun, Mahfud MD mengaku akan memberikan kuliah sehingga baru bisa bertemu di Jakarta pada tanggal 9 September 2025.
"Dia bilang begini, Pak Mahfud, ini Menkopolkam perlu orang yang bisa menjembatani TNI dan Polri dan diskusi-diskusi kami kecenderungannya ke Pak Mahfud," imbuh Mahfud MD menirukan ucapan jenderal senior.
Mahfud MD enggan membocorkan nama jenderal senior tersebut. Mahfud MD mengungkapkan saat itu dirinya tidak menjawab tawaran dari jenderal senior itu.
Ia lalu menyinggung standar etik yang dipegangnya.
Dimana jabatan di pemerintahan harus diduduki oleh pihak yang memenangkan Pilpres.
"Yang berkeringat secara politik. Saya kan tidak. Saya sudah diumumkan tanggal 22 April ketika diputus oleh MK kan banyak yang tanya, Bbpak mau masuk enggak? ini standar etik. Rtikanya itu yang menang yang berkeringat untuk Pak Prabowo kan banyak," jelas Mahfud MD.
"Sedangkan saya berkeringat untuk diri saya sendiri. Saya ndak mungkinapa namanya? Saya ingin masuk ke situ, tidak etis gitu. Kecuali saya bilang nanti ada pembicaraan, kalau memang di sana tidak ada sama sekali gitu, baru ke saya. Tapi kan banyak yang lebih hebat dari saya di sana. Banyak yang sudah berjuang," tambah Mahfud MD.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.