Gempa di Cianjur

Nasib Pengungsi Gempa Cianjur Usai Label Gereja di Tenda Dicopot Ormas, Bocor dan Basah saat Hujan

Terkuak nasib pengungsi gempa Cianjur seusai tulisan atau label gereja ditenda mereka dicopot oleh ormas. Mereka merana, dan jadi kebasahan saat hujan

Penulis: Rr Dewi Kartika H | Editor: Yogi Jakarta
kolase Instagram
Terkuak nasib pengungsi gempa di Cianjur seusai tulisan atau label gereja ditenda mereka dicopot oleh oknum ormas. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Terkuak nasib pengungsi gempa Cianjur seusai tulisan atau label gereja ditenda mereka dicopot oleh oknum ormas.

Sekedar informasi beberapa waktu yang lalu viral video yang merekam sekelompok orang mencabut label bantuan korban gempa dari sebuah gereja Reformasi.

Tak hanya satu, ada beberapa label di tenda yang dicopot oleh sejumlah pria tersebut.

TONTON JUGA

"Pembongkaran, hancurkan," ujar salah satu orang dari ormas itu.

Berdasarkan video viral yang terbaru, terlihat para pengungsi yang menghuni tenda tersebut kini merana.

Bagaimana tidak? tenda yang mereka huni menjadi bocor ketika hujan melanda.

"Yang dicopot ada tulisan gerejanya, kan jadi ada titik disitu, jadi bocornya," ucap salah seorang pengungsi sambil memperlihatkan kondisi tenda yang basah.

"Ini semua sama, jadi bocor semua," imbuhnya.

Pengungsi gempa Cianjur tersebut menjelaskan yang mencopot label tersebut bukanlah warga melainkan ormas.

Baca juga: Peduli Gempa Cianjur, Paket Bantuan dari BPBD dan Mahasiswa Tangerang Terus Mengalir

"Ini gara-gara satu oknum ormas, bukan warga ya," katanya.

"Ormas mengatasnamakan agama, harusnya agama Islam itu toleransi,"

"Di dalam bocor,tolong ormas yang enggak jelas, tolong mengerti kami,"

"Kami jadi pada kerja ngebenarin," imbuhnya.

Pantauan TribunJakarta, untuk mengatasi bocor, sejumlah pengungsi terpaksa menutupi tenda dengan terpal.

Namum ada juga yang membiarkan tenda mereka kebahasan.


Sudah Diperiksa Polisi

Polres Cianjur masih mendalami kasus pencabutan label rumah ibadah di tenda pengungsian korban gempa Cianjur, Jawa Barat.

Dalam proses pemeriksaan, polisi telah memanggil dua saksi yang menempati tenda bantuan berstiker sebuah rumah ibadah.

Kepala Kepolisian Resor Cianjur AKBP Doni Hermawan menjelaskan kasus ini masih diproses dan petugas masih mengumpulkan bukti-bukti lain.

"Kami masih mengumpulkan bukti lainnya terkait kasus pencabutan label rumah ibadah yang terpasang di tenda bantuan untuk korban gempa, guna proses penyelidikan lebih lanjut," ujarnya pada Selasa (29/11/2022) dikutip dari Kompas.com.

Polres Cianjur dibantu ahli bahasa untuk mengetahui unsur ujaran kebencian yang ada dalam aksi tersebut.

Baca juga: Ketua Majelis Syura PKS Terjun Langsung Pimpin Pengerahan Bantuan untuk Korban Gempa Cianjur

Menurutnya kasus akan dilanjutkan ke tahap penyelidikan jika sudah ada hasil dari para ahli.

"Kita akan naikkan kasusnya ke penyelidikan setelah saksi memberikan keterangan karena bukti sudah kita kantongi," imbuhnya.

Hingga saat ini sudah ada lima terduga pelaku yang diamankan dan statusnya masih saksi.

"Untuk terduga pelaku sudah menjalani pemeriksaan di Polres Cianjur, statusnya masih saksi," terangnya.

Sementara itu, Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol Ibrahim Tompo mengatakan dalam kasus ini belum ditetapkan tersangka karena masih melakukan pengembangan.

"Penetapan tersangkanya belum, nanti akan diinfokan kalau hasil pendalaman dan pengembangannya sudah selesai" jelasnya dikutip dari TribunJabar.com.

Sementara untuk motif pencopotan stiker gereja di tenda bantuan, Kombes Pol Ibrahim belum dapat mengungkapkannya.

"Motif belum kami infokan, karena harus diperdalam. Mau dicek nih, giatnya apa, siapa yang memotivasi, segala macam itu kan harus jelas juga, inikan masih diurai," pungkasnya.


Ridwan Kamil Kesal

Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil menyayangkan adanya aksi pencopotan label bantuan dari gereja untuk pengungsi gempa Cianjur.

Ia berharap aksi tersebut tidak terulang lagi.

Baca juga: Tinggal di Tenda Pengungsian di Area Persawahan, Pengungsi Gempa Cianjur Meninggal Dunia

Melalui akun Instagramnya, Ridwan Kamil memberikan 6 poin tanggapannya yakni:

1. Bencana ini datang tidak pilih-pilih dan pastinya mendampaki semua orang, semua pihak dan semua golongan di Cianjur tercinta ini.

2. Yang membantu bencana pun datang tidak pilih-pilih, datang dari semua pihak, dari semua golongan, kelompok, apapun keyakinan atau agamanya.

3. Berdirinya Bendera, spanduk, baliho, stiker dari para pemberi bantuan adalah hal yang wajar, karena mungkin itu bagian dari pelaporan pertanggungjawaban kepada para donatur yang menitipkan bantuan kepada mereka.

4. Karenanya Sila ke-2 Pancasila, Kemanusiaan Yang adil dan Beradab harus dijunjung dengan baik dan dipraktekkan dengan bijak. Bantuan kemanusiaan tidak boleh ternodai sedikitpun oleh unsur kebencian golongan.

5. Saya sudah meminta kepolisian khususnya Kapolda Jawa Barat untuk menindaklanjuti hal ini agar tidak terulang lagi di kemudian hari. Hatur Nuhun.

6. Walaupun kita tidak bersaudara dalam keimanan, kita tetaplah bersaudara dalam kebangsaan dan kemanusiaan.

 

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved