Ketua DPRD DKI Masih Kaji Pembentukan Pansus Soal Halte TransJ Tutupi Patung Selamat Datang
Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi masih mengkaji pembentukan Pansus halte Transjakarta yang tutupi Patung Selamat Datang, Kamis (1/12/2022).
Penulis: Nur Indah Farrah Audina | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina
TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi masih mengkaji pembentukan panitia khusus (Pansus) revitalisasi halte Transjakarta Tosari-Bundaran Hotel Indonesia (HI) yang menutupi visual Patung Selamat Datang.
Hal ini disampaikannya saat ditemui di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (1/12/2022).
"Ini kita lagi kaji dulu ya, kita lagi kaji," ucapnya di lokasi.
Nantinya, menyoal anggota dalam pansus tersebut bakal dibahas lebih lanjut dalam rapat pimpinan (rapim) gabungan.
"Nanti teman-teman dari pansus siapa aja, nanti di rapim gabungan," ujarnya.
Baca juga: Jangan Lihat dari 1 Titik, Anies Baswedan Pastikan Patung Selamat Datang Bisa Dilihat & Tak Tertutup
Diwartakan sebelumnya, Sejarahwan JJ Rizal desak Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berhenti melanjutkan revitalisasi halte Bundaran HI, Jakarta Pusat.
Diungkapkan melalui Twitter pribadinya, JJ Rizal menyebut revitalisasi halte Transjakarta Tosari-Bundaran Hotel Indonesia (HI) tersebut merusak karena menutupi pandangan ke arah Patung Selamat Datang yang berstatus objek diduga cagar budaya (ODCB).
"Pak gubernur @aniesbaswedan mohon stop pembangunan halte @PT_Transjakarta tosari-bundaran hi yg merusak pandangan ke patung selamat datang en henk ngantung fontein warisan presiden sukarno dgn gubernur henk ngantung sbg poros penanda perubahan ibukota kolonial ke ibukota nasional," cuitnya dikutip dari Twitter @JJrizal, Jumat (30/9/2022).

Menurutnya, Patung Selamat Datang Heng Ngantung turut menjadi simbol keramahan bangsa, semangat bersahabat melaksanakan ketertiban dunia berdasar kemerdekaan, perdamaian abadi, keadilan sosial.
"Hotel Indonesia bukan hanya simbol awal pariwisata modern indonesia pasca kolonial, tapi arsitektur karya abel sorensen, arsitek markas besar PBB di New York bersama presiden sukarno dgn para maestro lukis en sastra indonesia yg oleh sukarno disebut "pembuka wajah muka indonesia"," lanjutnya.
Kata JJ Rizal, kawasan bersejarah warisan Sukarno sudah menjadi sasaran aksi vandalisme dalam 20 tahun terakhir.
Sehingga bila pembangunan revitalisasi ini tak dihentikan dinilainya Jakarta kaya infrastruktur namun miskin karakter.
Baca juga: Melongok Halte Transjakarta Tosari, Kapal Pesiar Mewah di Jantung Kota Jakarta
"Sekali lagi mohon pak gubernur @aniesbaswedan stop pembangunan halte @PT_Transjakarta yang arogan di kawasan cagar budaya penanda sejarah perubahan kota kolonial jadi kota nasional warisan Sukarno, jangan biarkan halte-halte itu jadi noda di buku sejarah masa pemerintahan bapak yang kaya prestasi," ungkapnya.
"Semoga @PT_Transjakarta menemukan model arsitektural yg lebih pantas en menguatkan vista sejarah yg berharga, kaya nilai serta perlu dirayakan sebagai berkah dari pendiri bangsa," pungkasnya.
Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News