PSI Jakarta Ditinggal Michael Sianipar, Grace Natalie Turun Gunung Jadi Plt

PSI pun mengucapkan terima kasih atas dedikasi dan kontribusi Michael selama menjadi pemimpin PSI Jakarta.

Kolase TribunJakarta.com/Instagram Grace Natalie
Grace Natalie - Grace Natalie Turun Gunung Jadi Plt Ketua DPW PSI DKI jakarta. 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci

TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PSI mengaku baru menerima surat pengunduran diri Michael Victor Sianipar dari jabatannya sebagai Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PSI DKI Jakarta pada hari ini, Senin (5/12/2022).

Lewat keterangan tertulis, Sekretaris Jenderal DPP PSI Dea Tunggaesti memastikan, surat pengunduran diri itu diterima.

PSI pun mengucapkan terima kasih atas dedikasi dan kontribusi Michael selama menjadi pemimpin PSI Jakarta.

"Meski tidak lagi berada bersama di PSI, kita akan tetap berkawan. Persahabatan akan terus berlanjut, kawan tetap akan menjadi kawan," ucapnya, Senin (5/12/2022).

Untuk menggantikan posisi yang ditinggalkan Michael, Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie turun gunung.

Mantan jurnalis ini menjabat sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Ketua DPW PSI DKI Jakarta.

Baca juga: Sebut PSI Sudah Jauh Berubah, Ketua DPW DKI Michael Sianipar Mengundurkan Diri

Sebelumnya, Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PSI di DKI Jakarta Michael Victor Sianipar mundur dari jabatannya.

Tak hanya mundur dari jabatannya, ia juga keluar dari partai berlambang mawar tersebut.

Dalam keterangan tertulis yang diterima TribunJakarta.com, Michael mengaku sudah tak sejalan lagi dengan PSI.

"Banyak hal yang sudah saya lakukan bersama rekan-rekan di PSI. Namun dengan berat hati sudah saatnya saya mengundurkan diri dari partai yang saya cintai ini," ucapnya, Senin (5/12/2022).

Sebagai informasi, Michael sudah bergabung dengan PSI sejak 2015 silam.

Pada periode 2015-2017, dirinya pernah ditunjuk sebagai Ketua PSI di Kota Jakarta Pusat.

Kemudian, periode 2021-2022 namanya juga masuk dalam kepengurusan DPP PSI.

Ketua DPW PSI Jakarta, Michael Victor Sianipar, saat berbicara pada konferensi pers di kantor DPP PSI, Jalan KH Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Kamis (8/8/2019)
Ketua DPW PSI Jakarta, Michael Victor Sianipar, saat berbicara pada konferensi pers di kantor DPP PSI, Jalan KH Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Kamis (8/8/2019) (TribunJakarta/Muhammad Rizki Hidayat)

Sejak menjabat sebagai Ketua DPW PSI DKI Jakarta, Michael jadi salah satu tokoh kunci dalam keberhasilan partai seumur jagung itu mengunci delapan kursi di DPRD DKI pada periode 2019-2024.

“Saat saya bergabung di PSI, partai ini masih piringan putih, penuh cita-cita dan harapan. Banyak pemuda tertarik dengan citra yang berhasil kita bangun atas PSI," ujarnya.

"Kami bangun PSI di Jakarta dari nol, dari tidak dikenal sama sekali hingga menjadi kekuatan politik yang diperhitungkan di Jakarta,” sambungnya.

Selama memimpin PSI di DKI, ia pun mengklaim sudah mendorong partainya untuk menjunjung prinsip transparansi, meritokrasi, obyektifitas, dan profesionalisme.

Bahkan, seleksi caleg di Jakarta menganut sistem yang kompetitif dan transparan, dengan melibatkan panelis dan uji publik. 

Para anggota dewan dan pengurus juga dievaluasi berkala menggunakan matriks kinerja.

“Selama saya menjadi Ketua Jakarta, saya pastikan partai berjalan secara profesional. Pendanaan partai bisa dipertanggung jawabkan dan ada laporan keuangan dan laporan kinerja tahunan yang bisa dibaca oleh publik," tuturnya.

"Tidak mungkin PSI Jakarta menyuarakan transparansi dan akuntabilitas di Pemprov DKI kalau prinsip tersebut tidak kami jalankan sendiri di internal kami,” sambungnya.

Di bawah kendali Michael, PSI jadi partai oposisi yang kerap keras mengkritisi kebijakan yang dibuat Gubernur Anies Baswedan, khususnya soal keterbukaan anggaran.

“Lima tahun saya pastikan PSI Jakarta telah konsisten sebagai kekuatan penyimbang Gubernur Anies. Kami tetap kritis, bahkan kami yang terdepan mendorong interpelasi pada saat itu," kata dia.

Saya pastikan PSI Jakarta telah berusaha keras untuk kritis namun tetap objektif dan konstruktif,” sambungnya.

Eks staf pribadi Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok saat menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta ini pun menyampaikan rasa terima kasih atas kesempatan mengembangkan visi dan kompetensi sebagai politisi selama memegang PSI Jakarta.

“Saya bersyukur atas kesempatan yang diberikan, untuk persahabatan dan kerjasama dengan banyak rekan di PSI. Namun, seiring berjalannya waktu, partai yang saya bayangkan dan cita-citakan, yang saya ketahui di awal, sudah jauh berubah sekarang. Sudah saatnya saya pamit dan undur diri dari PSI,” ujarnya.

 

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved