Ajudan Jenderal Ferdy Sambo Ditembak

Ferdy Sambo Ajak Bharada E Tanggung Jawab Kematian Brigadir J, Mau Putri Candrawathi Tak Dilibatkan

Ferdy Sambo mengajak Bharada E untuk bertanggung jawab atas kematian Brigadir J. Ia lalu berharap Putri Candrawathi tak dilibatkan.

Penulis: Rr Dewi Kartika H | Editor: Yogi Jakarta
Kompas. com
Terdakwa pembunuhan Brigadir J, Ferdy Sambo mengajak Bharada E untuk bertanggung jawab atas kematian Brigadir J. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Terdakwa pembunuhan Brigadir J, Ferdy Sambo mengajak Bharada E untuk bertanggung jawab atas kematian Brigadir J.

Hal tersebut disampaikan Ferdy Sambo saat menanggapi kesaksian Bharada E dalam sidang perkara pembunuhan berencana Brigadir J di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Selasa (13/12/2022).

Mulanya Ferdy Sambo membantah memerintahkan Bharada E untuk menembak Brigadir J di rumah dinasnya, pada 8 Juli 2022.

Ia menyebut hanya memerintahkan Bharada E untuk menghajar Brigadir J.

TONTON JUGA

"Kalau lah saksi menyampaikan bahwa saya minta menghajar, kemudian saksi melakukan dan menerjemahkan itu perintah penembakan dari saya," ucap Ferdy Sambo.

Ferdy Sambo lalu mengajak Bharada E untuk sama-sama bertanggung jawab atas kematian Brigadir J.

"Saya akan bertanggung jawab, tapi kita berdua yang bertanggung jawab," ucap Ferdy Sambo.

Mendengar pernyataan Ferdy Sambo, Bharada E terlihat menarik nafas panjang.

Bharada E lalu memalingkan wajahnya dari Ferdy Sambo.

Baca juga: Ferdy Sambo Bantah Kesaksian Bharada E, Ngaku Tak Pernah Perintahkan Bunuh Brigadir J

Ferdy Sambo kemudian menambahkan ia tak ingin Bripka RR, Kuat Maruf, dan Putri Candrawathi turut terlibat dalam kematian Brigadir J.

"Kuat, Ricky, istri saya engkau libatkan," kata Ferdy Sambo.

"Saya akan bertanggung jawab dengan apa yang kamu lakukan, tapi saya tidak akan bertanggung jawab yang tidak saya lakukan," imbuhnya.

Bukan hanya itu, Mantan Kadiv Propam Polri itu membantah kesaksian Bharada E soal perintah membunuh Brigadir J saat terlibat pembicaraan di lantai 3 rumah Saguling.

Ia juga membantah Putri Candrawathi berada di dekatnya saat berbicara dengan Bharada E.

"Kesaksian saya pasti berbeda dengan saudara saksi (Bharada E), mulai dari lantai tiga rumah Saguling, soal istri saya di samping saya," ujar dia.

Mendengar ucapan Ferdy Sambo tersebut, Bharada E tampak merubah posisi kepalanya sembari melihat ke atas.
Mendengar ucapan Ferdy Sambo tersebut, Bharada E tampak merubah posisi kepalanya sembari melihat ke atas. (YouTube Kompas TV)

Baca juga: Bharada E Sempat Kirim Foto ke Tunangan, Kini Jadi Bukti di Sidang yang Bantah Keterangan Putri

Selain itu, Ferdy Sambo mengaku tidak pernah mengatakan Brigadir J harus mati setelah diduga memperkosa Putri Candrawathi.

"Kemudian kau harus kasih mati anak ini, dan tambah amunisi, permintaan senjata HS ini saya bantah," ujar Ferdy Sambo.

Meski begitu Bharada E tetap tak bergeming. Ia menegaskan tak akan mengubah kesaksiannya.

"Saya tetap pada keterangan saya," tegas Bharada E.

Sebelumnya Bharada E menyebut Putri Candrawathi mendengar skenario untuk menghabisi nyawa Brigadir J yang dikatakan Ferdy Sambo.

Bharada E mengatakan, skenario membunuh Brigadir J disampaikan Ferdy Sambo di rumah Saguling pada 8 Juli 2022 setelah rombongan Putri Candrawathi pulang dari Magelang, Jawa Tengah.

"Saya tanya ke bapak 'siap perintah bapak', 'sini dek'. Bapak nangis yang mulia, masuk lah saya. Baru saya disuruh duduk di sofa yang mulia. Baru bapak duduk sofa panjang dekat sebelah saya," kata Bharada E dalam kesaksiannya.

"Bapak nanya ke saya, lihat ke saya nangis yang mulia, 'kamu tahu nggak ada kejadian apa di Magelang?'.  Nggak lama kemudian ibu masuk duduk di samping Pak FS. Bu PC masuk," tambahnya.

Foto yang diambil Richard Eliezer ketika Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi menjanjikan uang dan memberikan ponsel.
Foto yang diambil Richard Eliezer ketika Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi menjanjikan uang dan memberikan ponsel. (Kolase TribunJakarta)

Baca juga: Sempat Dibantah, Bharada E Tunjukkan Foto Diduga saat Ferdy Sambo dan Putri Janjikan Rp1 Miliar

Menurut Bharada E, ketika itu Putri Candrawathi duduk berdampingan dengan Ferdy Sambo.

"Baru habis bapak nangis saya kaget, baru dia bilang 'ibu sudah dilecehkan sama Yosua'. Habis itu nangis lagi, saya kaget dengar itu, kok kaya gini, kok ada Yosua lecehkan ibu. Saya takut juga karena posisinya bapak ada di Jakarta, kami yang ada di Magelang," ujar dia.

Ia mengungkapkan, Ferdy Sambo tampak marah saat bercerita istrinya telah dilecehkan Brigadir J.

"Karena bapak menangis tapi marah, emosi, jadi abis ngomong, berhenti, nangis lagi. Baru dia bilang begini 'memang harus dikasih mati anak itu'. Bilang begitu ke saya, saya cuma diam saja," ungkap Bharada E.

Tak lama kemudian, Ferdy Sambo memerintahkan Bharada E untuk membunuh Brigadir J. Ferdy Sambo pun berjanji akan membela Bharada E.

"Nanti kau yang bunuh Yosua ya, karena kalau kau yang bunuh, saya yang akan jaga kamu. Kalau saya yang bunuh nggak ada yang jaga kita" ucap Bharada E menirukan perintah Ferdy Sambo.

Di momen itu, Bharada E mengaku hanya bisa terdiam lalu disusul Ferdy Sambo yang menyampaikan skenario tembak menembak.

"Saya cuma diam, baru dia bilang begini, 'jadi gini Cad, lokasinya di 46 (Duren Tiga), nanti di 46 itu ibu dilecehkan sama Yosua terus ibu teriak. Kamu respons terus Uosua ketahuan, Yosua tembak kamu, kau tembak balik Yosua, Yosua yang meninggal'," tutur Bharada E.

Hakim kemudian bertanya apakah Putri Candrawathi mendengar skenario yang disampaikan Ferdy Sambo.

"Itu dengan suara berbisik? Menurut saudara, Putri dengar?" tanya Hakim.

"Pasti mendengar," jawab Bharada E.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved