Sisi Lain Metropolitan
Kisah Susilo Penjual Keripik Tempe Sagu: Sempat Ditipu Modal Dibawa Kabur hingga Raih Kesuksesan
Bisnis keripik tempe sagu yang diberi nama Pawon Mutiara sudah dieksport ke luar negeri.
Penulis: Nur Indah Farrah Audina | Editor: Jaisy Rahman Tohir
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina
TRIBUNJAKARTA.COM, CAKUNG - Susilo Sri Haryono (54) bisa dibilang sukses dalam mengembangkan usahanya.
Bisnis keripik tempe sagu yang diberi nama Pawon Mutiara sudah dieksport ke luar negeri.
Berkat ketegigihannya, ia berhasil mengembangkan usahanya dalam kurun waktu kurang dari dua tahun.
"Yang saya kirim sendiri ke Jabodetabek. Kalau untuk reseller itu sudah ada yang ke luar negeri, Singapura, Malaysia, Korea. Namun saya jual putus ke mereka," katanya kepada TribunJakarta.com, Jumat (30/12/2022).
Kendati demikian, ia menceritakan bila proses pencapaiannya saat ini penuh lika liku. Bahkan, dimulai dari sebuah luka.
Mulanya, ia hanyalah penanam modal dalam usaha keripik tempe. Tanpa merek dagang apapun, ia menaruh modal jutaan rupiah untuk berbisnis.
Baca juga: Kisah Inspiratif: Anak Driver Ojol Berprestasi di Jakarta Barat Diganjar Hadiah Laptop dari Lurah
Nahas, modal tersebut justru dibawa kabur oleh orang terdekatnya alias tertipu.
"Berawal dari musibah. Waktu itu ada teman minta dimodalin. Setelah diberikan terus dibawa kabur. Kan memang sebelumya saya pernah kerja kontraktor, kuliner catering. Jadi waktu itu cuma kasih modal aja (untuk bisnis keripik tempe sagu)," lanjutnya.
Saat itu, penyeselan tentulah menghampiri. Meski enggan disebutkan, namun nominal modal uang yang diberikan terbilang cukup besar untuknya.
Hingga akhirnya ia berusaha bangkit dan mengesampingkan kesedihan yang ada.
Berbekal ilmu yang diberikan oleh keluarga temannya itu, ia mulai menggeluti cara pembuatan keripik tempe sagu.

Padahal, saat awal menanam modal, pria 54 tahun ini tak pernah tahu bagimana cara pengolahannya.
"Kemudian ada familynya yang ngajarin, prihatin, saya diajarin. Jadi saya lanjut usaha. Jadi karena dibawa kabur itu baru saya menekuni tempe ini. Tadinya gak bisa," bebernya.
Usaha Berkembang
Begitu bisa dan jago, ia pun memasarkan produk keripik tempe sagunya.
Berawal dari warung ke warung hingga akhirnya bermuara ke berbagai instansi di Jabodetabek.
Kata dia, sebagai langkah awal, keripik tempe sagu ini masih menggunakan plastik kiloan.
Setelah berkembang pesat barulah dibuat dengan kemasan lebih baik.
"Kemasan dulu curah sekarang udah kemasan ini. Sekarang sudah halal juga. Saya ikut umkm di Depok," paparnya.
Baca juga: Kisah Sukses Faiz Akbar, Investor Muda Raih Cuan Rp1 Miliar di Umur 20 Tahun Lewat Trading Saham
Adapun harga jualnya yakni Rp 15 ribu per 100 gram. Namun untuk reseller akan dihargai lebih murah dari pasaran.
Menariknya, untuk pemesanan berbagai rasa hanya dilayani by request atau perpesanan saja.
Sebab, bila diberi perasa maka ketahanan keripik tempe sagu ini akan berkurang.
"Kalau original seperti ini bisa tahan di atas 6 bulan karena ini di oven. Ovennya aja di atas 7 jam. Namun untuk yang diberi rasa hanya tahan 3 bulan," ujarnya.
Sementara untuk omzet perbulannya diakui Susilo sangat menjanjikan. Apalagi ia telah memiliki banyak sekali reseller.
"Untuk omzet bisa Rp125 juta perbulan. Kalau bersihnya rahasia perusahaan ya. Sebab sebulan itu bisa habiskan 2,5 ton (2.500 kg) tempe ya," pungkasnya sembari tertawa.