PDIP Prihatin Masih Ada Bayi Gizi Buruk di Jakarta, Singgung Anggaran Besar hingga Dorong Puskesmas

Padahal, kata Ima Mahdiah, Pemprov DKI Jakarta sudah mendapat anggaran yang cukup besar untuk kesehatan.

TribunJakarta/Dionisius Arya Bima Suci
Anggota DPRD DKI Fraksi PDIP Ima Mahdiah saat ditemui di Gedung DPRD DKI, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Kamis (31/10/2019). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com Elga Hikari Putra

TRIBUNJAKARTA,COM, GAMBIR - Anggota Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta, Ima Mahdiah mengaku prihatin dengan masih adanya temuan bayi gizi buruk di Jakarta.

Sebagai anggota Komisi E, Ima tahu betul Jakarta memiliki anggaran besar untuk urusan kesehatan

Bagi dia, seharusnya sudah tidak ada lagi kasus stunting di Jakarta.

"Tentu ini memprihatinkan. Di Jakarta seharusnya sudah tidak ada lagi kasus stunting dan gizi buruk lagi dengan anggaran yang sudah sangat besar," kata Ima saat dihubungi, Jumat (6/1/2023).

Adannya temuan 19 anak di wilayah Kelurahan Pejaten Barat, Pasar Minggu, Jakarta Selatan yang alami gizi buruk, Ima mendorong tiap puskesmas di Jakarta untuk jemput bola mengecek apakah ada kasus serupa yang belum tercatat.

Baca juga: Ribuan Anak Jakarta Alami Gizi Buruk, Anies Dikritik Habis-habisan Partai Seumur Jagung

"Saya mendorong tiap puskesmas untuk mendorong upaya promotif preventif untuk menjemput bola agar kasus serupa tidak terjadi kembali," kata Ima.

19 Gizi Buruk di Pejaten  Barat

Untuk diketahui, melansir Warta Kota, hasil identifikasi sepanjang bulan September 2022 ada 19 balita yang tinggal di Pejaten Barat, Pasar Minggu, menderita gizi buruk.

Dari 19 anak yang alami gizi buruk itu, satu di antaranya meninggal dunia setelah mendapatkan penanganan medis di beberapa rumah sakit di Jakarta Selatan

"Itu hasil identifikasi pada bulan September 2022. Total itu ada 19 balita yang menderita gizi buruk," ujar Lurah Pejaten Barat, Asep Ahmad Umar saat dihubungi, Rabu (3/1/2022).

Asep juga menegaskan, penyebab satu balita yang meninggal dunia itu diduga bukan hanya gizi buruk yang dideritanya, melainkan disebabkan juga oleh penyakit penyerta.

"Yang meninggal dunia satu meninggal karena penyakit penyerta atau penyakit lain.

Bayi itu lahir tidak memiliki anus," kata Asep.

Asep mengatakan, sejumlah balita di Pejaten Barat yang mengalami gizi buruk telah ditangani oleh puskesmas Pejaten Timur melalui program penanganan yang dilakukan setiap hari Selasa sejak 4 Oktober 2022.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved