Dipercaya Bawa Kebahagiaan, Ini Makna Warna Merah Saat Tahun Baru Imlek

Tahun baru Imlek, selalu identik dengan warna merah. Mengapa demikian? ternyata ini alasannya.

TribunJakarta.com/Yusuf Bachtiar
Suasana perayaan Tahun Baru Imlek 2573 di Kelenteng Hok Lay Kiong Bekasi, Selasa (1/2/2022). 

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Tahun baru Imlek, selalu disambut dengan sukacita dan kemeriahan. Biasanya, berbagai dekorasi yang khas akan mewarnai perayaan tahun baru Imlek di berbagai negara.

Dekorasi-dekorasi itu, umumnya berwarna merah. Lantas, mengapa Imlek selalu identik dengan warna merah? ternyata ini maknanya. 

Diketahui, warna merah memiliki makna sebagai kebahagiaan bagi budaya Tionghoa.

Seorang peneliti dan budayawan Tionghoa, David Kwa pernah menjelaskan tentang arti warna merah bagi masyarakat Tionghoa.

Dilansir dari Kompas.com,David menuturkan bahwa warna merah merupakan unsur dari 'yang'.

Baca juga: 20 Kumpulan Link Twibbon Tahun Baru Imlek 2023, Lengkap Dengan Cara Buat dan Membagikannya

Selain itu, warna merah juga memiliki arti warna panas, warna matahari dan api yang diharapkan dapat memberikan suasana kebahagiaan.

Dalam perayaan Tahun Baru Imlek, serba-serbi warna merah menggambarkan pengharapan di tahun baru.

Harapan lainnya, segala kesedihan dan kegelapan akan sirna digantikan dengan kebahagian.

Sementara itu, seseorang yang mempraktekan feng shui tradisional sekaligus penulis buku '78 Tips Menambah Hoki Anda', Suhana Lim menjelaskan ada makna lain dalam warna merah saat Imlek.

Menurutnya, selain memiliki makna kebahagian, warna merah juga menjadi simbol dari kebaikan hati, kebenaran, dan ketulusan hati.

Bunyi karakter merah (hung) identik dengan karakter 'makmur'. Oleh sebab itulah warna merah juga menjadi warna yang digemari oleh orang Tionghoa, terutama dalam merayakan Imlek.

Selain warna merah, warna lainnya yang akan ditemukan pada perayaan Tahun Baru Imlek adalah warna kuning dan emas.

Sama halnya seperti warna merah, kedua warna tersebut juga dianggap lambang kemakmuran.

Oleh sebab itu, warna kuning dan emas diharapkan bisa membawa aura positif.

Makna kembang api dalam perayaan Imlek

Ilustrasi pesta kembang api
Ilustrasi pesta kembang api (Pixabay via Kompas Tv)

Selain warna merah, Imlek juga identik dengan kembang api atau petasan.

Hal ini, bahkan sudah menjadi tradisi di berbagai negara. Tahun Baru Imlek, tak lengkap rasanya tanpa suara petasan.

Dalam budaya tradisional Tionghoa, awal mulanya petasan digunakan untuk mengusir roh jahat.

Dalam legenda masyarakat Tionghoa, dahulu ada sesosok monster bernama Nian yang keluar untuk memakan penduduk desa dan menghancurkan rumah setiap tahun baru.

Dilansir dari laman China Highlights, pada zaman itu penduduk desa mengusir monster Nian dengan cara menciptakan ledakan dari bambu kering yang dibakar.

Suara ledakan yang dihasilkan itu, konon membuat monster merasa ketakutan.

Hal ini, yang kemudian berkembang menjadi sebuah tradisi untuk menciptakan suara bising ketika malam tahun baru.

Selain terkait legenda, menyalakan petasan juga menjadi salah satu cara masyarakat Tionghoa untuk memeriahkan Tahun Baru Imlek.

Sejarah petasan

Petasan dalam bahasa China disebut 'baozhu'. Secara harfiah, hal ini berarti 'bambu yang meledak'. Pada masa Dinasti Tang, bubuk mesiu atau bubuk peledak ditemukan secara kebetulan. Hal ini, mengarah pada penemuan petasan di China.

Kala itu, orang-orang memasukan bubuk mesiu ke dalam lubang bambu yang kemudian dilemparkan ke dalam api. Bambu tersebut, kemudian menghasilkan ledakan keras. Ini, merupakan cikal bakal terbentuknya petasan pertama kali.

Pada masa Dinasti Song (960–1279), tabung kertas datang untuk menggantikan batang bambu.

Hingga kemudian, petasan tercipta dan dibalut dengan warna merah yang merupakan warna keberuntungan bagi orang China.

Petasan menjadi semakin populer ketika digunakan untuk meningkatkan kemeriahan dalam perayaan dan upacara keagamaan. 

Pada saat tahun baru tiba, biasanya kembang api atau petasan dinyalakan pada waktu-waktu tertentu.

Misalnya saat sebelum makan malam, tepat tengah malam saat tahun baru, atau saat pagi hari saat tahun baru.

Akan tetapi, saat ini penggunaan petasan atau kembang api tidak hanya saat Tahun Baru Imlek saja.

Petasan, juga biasa digunakan dalam perayaan hari raya atau festival.

Beberapa acara yang biasanya menggunakan kembang api untuk kemeriahan, meliputi upacara pernikahan, pesta ulang tahun, pembukaan usaha , dan lain-lain.

Menurut budaya masyarakat Tionghoa, penggunaan petasan atau kembang api diyakini bisa membawa berkah dan kebahagiaan.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved