Nelayan Keluhkan Lautan Sampah di Marunda Berbahaya Saat Nyangkut Baling-baling Perahu

Nelayan di Marunda Kepu, Jakarta Utara mengeluhkan keberadaan lautan sampah. Sampah tersebut berbahaya bila nyangkut di baling-baling perahu.

TribunJakarta.com/Gerald Leonardo Agustino
Agus (60), nelayan Marunda Kepu, mengeluhkan lautan sampah yang mencemari pesisir Marunda, Cilincing, Jakarta Utara. 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino

TRIBUNJAKARTA.COM, CILINCING - Nelayan di Marunda Kepu, Kelurahan Marunda, Cilincing, Jakarta Utara mengeluhkan keberadaan lautan sampah yang mencemari lautan dekat permukimannya.

Sampah-sampah tersebut diketahui sering tersangkut ke baling-baling perahu sehingga menghambat nelayan untuk melaut.

Hal ini diungkapkan Agus (60), nelayan warga RW 07 Kelurahan Marunda yang ditemui di lokasi.

"Sampahnya sering nyangkut di mesin. Kalau sampahnya udah nyangkut mesti dibersihin terus diengkol lagi, kayak gitu," kata Agus di lokasi, Rabu (11/1/2023).

Agus menanggap keberadaan sampah-sampah ini sedikit banyak membahayakan.

Baca juga: Keruk Berton-ton Sampah di Pesisir Marunda Kepu Pakai Alat Seadanya, Petugas: Enggak Maksimal

Pasalnya, tak jarang perahu nelayan harus berhenti di tengah laut lantaran baling-balingnya tersangkut sampah saat arus sedang lumayan kencang.

"Kalau nyangkut di baling-baling dimatiin mesinnya. Dibilang bahaya ya bahaya, dibilang enggak ya enggak," tuturnya.

Agus mengungkapkan, keberadaan sampah ini sudah dilihatnya setiap hari.

Kondisi memprihatinkan sampah berton-ton di pesisir Marunda Kepu, Kelurahan Marunda, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara.
Kondisi memprihatinkan sampah berton-ton di pesisir Marunda Kepu, Kelurahan Marunda, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara. (Gerald Leonardo Agustino/ TribunJakarta.com)

Namun, kuantitasnya meningkat seiring memasuki musim hujan atau bagi para nelayan dikenal sebagai musim angin barat.

"Ini sampah hampir setiap tahun datang, terutama musim hujan atau musim angin barat ya," kata Agus.

Agus mengatakan, sampah-sampah ini bukan merupakan hasil buangan warga setempat.

Setahu dirinya, sampah-sampah tersebut terbawa arus angin barat dari lautan, sehingga tertahan di perairan pesisir Marunda Kepu.

Petugas Bersihkan Sampah Pakai Alat Seadanya

Secara estafet, petugas Suku Dinas Lingkungan Hidup Kepulauan Seribu membawa sampah-sampah yang sudah dikeruk dari pesisir Marunda Kepu, Kelurahan Marunda, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara.
Secara estafet, petugas Suku Dinas Lingkungan Hidup Kepulauan Seribu membawa sampah-sampah yang sudah dikeruk dari pesisir Marunda Kepu, Kelurahan Marunda, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara. (TribunJakarta.com/Gerald Leonardo Agustino)

Adapun penanganan lautan sampah di pesisir Marunda Kepu terus dilakukan petugas Suku Dinas Lingkungan Hidup Kepulauan Seribu.

Akan tetapi, petugas mengalami kendala tertentu saat membersihkan berton-ton sampah dari pesisir Marunda, terutama soal peralatan yang seadanya.

Pengerukan lautan sampah ini pun menjadi kurang maksimal. Terlebih ketika dilakukan hanya oleh tiga tim yang masing-masing berisi tujuh personel.

Koordinator Lapangan Sudin Lingkungan Hidup Kepulauan Seribu, Supendi mengatakan, penanganan secara manual menjadi kendala tersendiri di lapangan.

Ia bilang, jika ada alat berat yang dikerahkan, tentunya pembersihan akan lebih maksimal.

"Masih manual, jadi penanganan engga terlalu maksimal. Kalau dibantu alat berat lebih maksimal kan," kata Supendi di lokasi, Rabu (11/1/2023).

Sementara itu, petugas di lapangan tak bisa begitu saja menyediakan alat berat karena harus diajukan melalui Pemprov DKI Jakarta.

Di sisi lain, selama ini pembersihan hanya menggunakan peralatan seadanya, seperti cangkrang alias garpu besi dan keranjang penampung sampah.

"Jadi kendala masih manual aja, alat seadanya. Jadi buat ke tengah kita enggak berani," ungkap Supendi.

Baca juga: Duh! Lautan Sampah Bikin Kotor Pesisir Marunda Kepu di Jakarta Utara, Begini Penampakannya

Dengan menggunakan alat seadanya tersebut, petugas hanya bisa mengeruk sampah-sampah yang berada di lautan pinggiran pesisir Marunda Kepu.

Petugas tak berani mengambil risiko untuk menjangkau sampah-sampah yang berada di tengah laut.

"Jadi karena alat manual, sampah yang diambil yang nyandar aja, yang ke tengah kita enggak berani," ucap Supendi.

"Paling kalau ada perbantuan kapal baru keambil sampahnya. Itu pun kalau air surut enggak bisa, kandas. Harus air pasang baru bisa," pungkasnya.

Bisa 2 Ton Per Hari

Supendi juga mengungkapkan hasil pembersihan yang dalam satu hari bisa terangkut lebih dari 1 sampai 2 ton sampah.

"Setiap hari kita kumpulin seperti ini, per hari rata-rata tergantung kondisi sampah ya, dari satu ton sampai dua ton per hari," katanya.

Ia memerinci, hasil pembersihan pada 8 Januari kemarin, terangkut sebanyak 1.500 kilogram atau sekitar 1,5 ton sampah.

Kemudian pada tanggal 9 Januari dikeruk sebanyak 1.400 kilogram atau 1,4 ton sampah dari pesisir Marunda Kepu.

"Kemudian kemarin, Selasa 10 Januari itu juga sekitar 1.500 kilogram atau sekitar 1,5 ton sampah," kata Supendi.

Sampah-sampah yang sudah dikeruk menggunakan tangan kosong maupun cangkrang besi kemudian diangkut secara manual menggunakan keranjang untuk kemudian dipindahkan berkala per dua hari.

Selanjutnya, sampah dibawa menggunakan truk untuk dipindahkan ke Tempat Pembuangan Sampah Terpadu Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat.

Supendi menuturkan, keberadaan sampah-sampah di pesisir Marunda Kepu atau muara Kanal Banjir Timur (BKT) tak terlepas dari kondisi musim angin barat.

Dijelaskannya, sampah-sampah tersebut awalnya terbawa ke laut dari 13 aliran sungai utama di Jabodetabek.

Kemudian, sampah-sampah tersebut kembali terbawa arus hingga menetap di lautan pesisir Jakarta.

"Rata-rata sampahnya dari kali, dia udah ke tengah balik, karena terbawa arus kembali," ucapnya.

Pantauan di Lokasi

Adapun keberadaan sampah pesisir ini bikin kotor lautan yang ada di kawasan permukiman kampung nelayan.

Pantauan TribunJakarta.com, sampah-sampah yang didominasi bungkus makanan dan minuman plastik ini tampak seperti lautan.

Tumpukannya berada di ujung aliran kali BKT, mengotori pesisir yang biasa dikunjungi warga untuk memancing.

Kondisi lautan sampah memprihatinkan. Sebab, sampah-sampah ini sudah hampir serupa daratan alias bisa dilalui dengan berjalan.

Padahal, posisinya ada di atas lautan alias menutupi perairan pesisir Marunda Kepu.

Bungkus kopi, mie instan, cemilan, hingga gelas plastik terlihat berserakan.

Ada pula sampah-sampah kayu yang juga mencemari pesisir Jakarta Utara yang berbatasan dengan Kabupaten Bekasi ini.

 

Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved