Kasus Mutilasi di Bekasi
Ecky Pelaku Mutilasi Kuasai Apartemen Angela Tak Lama Dikabarkan Keluarga Menghilang
Terungkap fakta Ecky pemutilasi Angela kuasai apartemen korban setelah dikabarkan keluarga menghilang. Ini kata kakak sepupu korban, Djodit.
Penulis: Annas Furqon Hakim | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Annas Furqon Hakim
TRIBUNJAKARTA.COM, JAGAKARSA - Keluarga Angela Hindriati (54), korban mutilasi di Bekasi, sempat bertemu dengan pelaku bernama M Ecky Listiantho (34).
Pertemuan itu terjadi di Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, 15 Juli 2019, atau sekitar satu bulan setelah Angela dilaporkan hilang.
Kakak sepupu korban, Djodit, mengatakan mulanya pihak keluarga mendatangi tempat tinggal Angela di Apartemen Taman Rasuna, Setiabudi, Jakarta Selatan.
Namun, keluarga tidak bisa masuk ke unit apartemen Angela lantaran sudah berpindah tangan menjadi milik Ecky.
"Sehingga kita akses kepada building management Apartemen Taman Rasuna untuk minta CCTV, untuk membuka pintu. Tapi tidak bisa, karena yang bisa hanya kalau polisi yang melakukan itu," kata Djodit seusai pemakaman jenazah korban di TPU Kampung Kandang, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Kamis (12/1/2023).
Baca juga: Pemakaman Angela Korban Mutilasi di Bekasi Diiringi Isak Tangis, Pelayat: Selamat Jalan Menuju Surga
Setelahnya, lanjut Djodit, pihak keluarga berupaya mencari kontak Ecky dan mencoba mengajaknya bertemu.
"Akhirnya tanggal 15 Juli 2019, Ecky menemui kami. Saya bersama adik saya Iwan, Dedet, ada Monti," ujar dia.
Ketika itu, Ecky mengaku tinggal di Bandung dan harus kembali kota tersebut pada hari itu juga.
"Sehingga dia mengajak ketemu ke Stasiun Gambir. Kita tanya, 'kamu tahu di mana Ati atau tidak?'. Dia menjawab bahwa 'saya juga sedang mencari'," ungkap Djodit.

Menurut Djodit, Ecky menjawab semua pertanyaan pihak keluarga dengan tenang, termasuk ketika menjelaskan perpindahan kepemilikan unit apartemen Angela.
Djodit mengungkapkan, unit apartemen Angela dibeli Ecky seharga Rp 800 juta hingga Rp 1 miliar secara tunai.
"Tapi Ecky ini pada waktu ketemu kami, menjawab dengan sangat tenang, kalem sekali," tutur Djodit.
Seusai berbicara dengan Ecky, Djodit dan anggota keluarga lainnya membahas pertemuan tersebut hingga akhirnya menarik dua kesimpulan.
"Cuma ada dua kemungkinan. Satu, memang dia bukan pelakunya atau tidak melakukan apa pun, yang kedua dia sangat profesional. Tapi akhirnya kita terus berjuang," ucap dia.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.