Kasus Serial Killer Bekasi dan Cianjur
Keluarga Tak Curiga Siti Dibunuh Wowon Cs, Korban Pernah Kirim Uang Pakai Rekening Salah Satu Pelaku
Keluarga baru mengetahui sekarang bahwa Siti Fatimah menjadi salah satu dari 9 korban pembunuhan Wowon Cs.
Penulis: Siti Nawiroh | Editor: Yogi Jakarta
TRIBUNJAKARTA.COM - Keluarga tak menaruh curiga dengan kematian Siti Fatimah yang ternyata dibunuh, bukan karena kecelakaan.
Siti Fatimah meninggal dunia karena didorong ke laut saat tengah berada di kapal di kawasan Bali pada Februari 2021 lalu.
Keluarga baru mengetahui sekarang bahwa Siti Fatimah menjadi salah satu dari 9 korban pembunuhan Wowon Cs.
Mulanya keluarga mengetahui kematian Siti Fatimah disebabkan karena kecelakaan di kawasan laut Bali.
Keluarga pun mulanya merasa heran mengapa Siti Fatimah yang sebelumnya berada di Arab Saudi sebagai tenaga kerja wanita (TKW) tiba-tiba berada di Bali.
"Kejadiannya sudah hampir dua tahun. Saya tidak menyangka kematian adik saya akhirnya terungkap. Awalnya karena kecelakaan ternyata dibunuh," ujar kakak Siti Fatimah, Cucu Supriatna di rumahnya di Kampung Sawah Gunung, Desa Sukamulya, Kecamatan Pakenjeng Garut, Kabupaten Garut.
Cucu berusaha mengingat kembali kronologi kematian adiknya yang diketahui meninggalkan rumah sebagai TKW di Arab Saudi.
Ia menuturkan, Siti Fatimah sudah bekerja di Arab Saudi selama lima tahun dan selama itu pula tidak pernah pulang ke kampung halaman.
Cucu kemudian bercerita, Siti Fatimah sempat mengirimkan uang menggunakan nomor rekening Dede, yang mana Dede merupakan salah satu komplotan Wowon.
"Waktu itu kirim uang sekali, dari rekening Dede, sekarang baru tahu Dede itu komplotan Wowon." kata Cucu.
Cucu tak menaruh curiga apapun, kepada sang adik Cucu berpesan agar tak mudah mempercayai seseorang.
Baca juga: Misteri Lubang Besar di Rumah Wowon di Cianjur, Ngakunya Bakal Ada Hajatan Besar 25 Januari
"Dulu saya tidak curiga, hanya sempat berpesan ke Siti bahwa jangan sembarangan percaya sama orang, simpan di bank saja uangnya," ungkapnya.
Setelah itu, komunikasi Siti Fatimah dengan keluarga di Garut disebut tidak ada kendala.
Namun setelah tahun kedua Siti Fatimah mengabarkan dirinya pulang dan berada di Malaysia.
Di Malaysia, Siti Fatimah menandatangani kontrak untuk kembali bekerja di Arab Saudi.

Namun tak lama kemudian, Cucu malah mendapatkan kabar Siti Fatimah meninggal dunia karena kecelakaan di Bali.
"Terus ada kabar lagi bahwa sudah di Saudi, terus tiba-tiba saya mendapat kabar bahwa Siti mengalami kecelakaan di Bali, dengan temannya, yaitu Mak Noneng," ucap Cucu.
Cucu kemudian mencari kebenarannya, lalu dipastikan korban adalah Siti Fatimah.
Sejak saat itu ia mencoba mencari penyebab kematian Siti, salah satunya dengan mendatangi rumah Mak Noneng.
"Namun saat itu Mak Noneng memberikan pengakuan yang berbelit, malah menuduh Siti yang mencoba membunuhnya," ungkapnya.
Dua tahun berlalu, akhirnya kematian Siti terungkap.
Cucu mempersilakan makam Siti dibongkar untuk mengetahui kebenaran tentang kematian adiknya itu.
"Demi kebenaran, saya ridho, silakan bongkar. Demi mengungkap kejahatan yang dilakukan oleh Wowon dan komplotannya," ujar Cucu.
Siti Fatimah punya dua anak
Seperti layaknya perempuan desa pada umumnya, kehidupan Siti Fatimah diketahui biasa saja
Dia sudah ditinggal oleh kedua orangtuanya sejak kecil, kemudian diurus dan tinggal bersama kakaknya di Kampung Sawah Gunung, Desa Sukamulya Kecamatan Pakenjeng Garut, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Baca juga: Setelah Racuni Keluarga di Bekasi hingga Tewas, Wowon Cs Berniat Habisi Tetangga untuk Buang Sial
Kesehariannya membantu sang kakak mengurusi hasil tani, kemudian saat menginjak usia 26 tahun, Siti Fatimah memutuskan untuk menjadi TKW di Arab Saudi.
"Siti pernah menikah dua kali, dikaruniai anak 2, yang paling besar kelas lima, paling kecil kelas 1 sekolah dasar," ujar Cucu Supriatna saat ditemui Tribunjabar.id di kediamannya, Minggu (22/1/2023).
Kepergian Siti Fatimah ke Arab Saudi menurutnya untuk bisa menyekolahkan anak-anaknya.
Meski hidup di kampung, ucap Cucu, Siti Fatimah ingin kedua anaknya itu bisa sekolah tinggi.
"Itu jadi cita-cita, Siti pernah bilang ke saya anaknya harus sekolah tinggi, harus masuk pesantren juga," ucap Cucu.
Cucu menjelaskan dirinya sempat melarang Siti Fatimah untuk pergi menjadi TKW, namun ia tidak bisa ikut campur dengan keputusan yang sudah dibuat oleh adiknya itu.
Ia hanya berharap Siti Fatimah memiliki kehidupan yang lebih baik di masa depan.
Kematian Siti Fatimah menurutnya merupakan sebuah takdir, meski harus menunggu dua tahun untuk mengetahui penyebabnya.
"Di sisi lain saya bersyukur kematian Siti penyebabnya terungkap, di sisi lain saya merasa sedih," ungkapnya.

Siti Fatimah sudah dianggapnya sebagai anak sendiri, kematian Siti Fatimah dengan segala bentuk teka-teki itu sangat memukul keluarganya.
Cucu mengaku selama dua tahun terakhir hanya bisa berdoa agar diberi petunjuk, kemudian ia berusaha untuk ikhlas.
Ia hanya berharap Siti Fatimah memiliki kehidupan yang lebih baik di masa depan.
Kematian Siti Fatimah menurutnya merupakan sebuah takdir, meski harus menunggu dua tahun untuk mengetahui penyebabnya.
"Di sisi lain saya bersyukur kematian Siti penyebabnya terungkap, di sisi lain saya merasa sedih," ungkapnya.
Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.