Loyalitas Gembong Warsono Teruji untuk PDI, Tak Gentar Meski Digeprak Pistol Ketua RW
Ancaman dari sang ketua RW meski sudah menggebrak dengan pistolnya tak membuat Gembong Warsono ciut menggerakkan kader PDI.
Penulis: Elga Hikari Putra | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Pasca insiden itu, Gembong mantap berada di kubu Megawati Soekarnoputri.
"Saat itu saya anak muda yang sesuai aturan. Bu Mega adalah ketua umum hasil kongres yang akhirnya jadi keputusan munas yang merupakan keputusan tertinggi dan bersama.
Tapi kok di tengah jalan mau dijegal sama teman-teman sendiri," tegas Gembong.
Selepas peristiwa Kudatuli, karir Gembong di PDI berjalan cukup moncer.
"1996 pecah partai PDI, saya ikut bu Mega. Setelahnya saya naik ke DPC Jakarta Selatan jadi wakil sekretaris. Saya rangkap jabatan di kecamatan di tingkat kota. Sedangkan jelang pemilu 1999, sekretaris DPC meninggal akhirnya saja jadi Plt sampai pemilu," papar Gembong.
Hattrick Gagal Jadi Anggota DPRD
Karir moncer di partai tak menjamin hal itu akan menular di karir politik Gembong. Setidaknya Gembong harus merasakan tiga kali kalah dalam kontestasi caleg dengan berbagai penyebab yang disebutnya begitu lucu.
Kegagalan pertama Gembong terjadi di Pemilu 1999. Berkat jabatan Plt DPC Jakarta Selatan dari PDI yang saat itu sudah berganti nama menjadi PDI Perjuangan, Gembong berhak mendapat nomor pertama di pencalonan caleg.
Namun karena sadar diri masih terlalu muda, ia melepaskan hak istimewa yang didapatnya dan memilih nomor tinggi.
Alhasil memang kecil kemungkinannya lolos karena saat itu masih menggunakan sistem proporsional tertutup berdasarkan nomor urut pencalonan.
"Pemilu 1999 ternyata PDI Perjuangan dapat 30 kursi, saya nomor 33. Di perjalanan meninggal dua orang. Jadinya sampai nompr urut 32 di pemilu iti jadi anggota DPRD, saya pas di nomor 33, ya enggak lolos," kata Gembong.

Atas kegagalan di 1999 memang Gembong tak terlalu kecewa.
"Saat itu saya masih muda, sadar diri sama kemampuan saya," kata Gembong.
Lima tahun berselang atau di 2024, Gembong yang sudah matang secara politik kembali maju sebagai caleg.
Kali ini, dapil di Jakarta sudah ada lima yang dibagi per kotamadya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.