Susul Putra Haji Lulung, Riano Mundur dari PPP: Saya Tak Terima Ulama dan Habaib Dipecat

Wakil Ketua DPW PPP DKI bidang Organisasi, Keanggotaan, dan Kaderisasi (OKK) Riano P Ahmad mundur dari partainya.

TribunJakarta.com/Nur Indah Farrah Audina
Dua anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN), Guruh Tirta Lunggana (kiri) dan Riano P Ahmad (kanan), menyatakan pindah ke Partai Persatuan Pembangunan (PPP) DKI Jakarta, di Hotel Sofyan, Jakarta Pusat, Kamis (14/4/2022).  

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci

TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Wakil Ketua DPW PPP DKI bidang Organisasi, Keanggotaan, dan Kaderisasi (OKK) Riano P Ahmad mundur dari partainya.

Keputusan ini diambil menyusul pengunduran diri koleganya di PPP, Guruh Tirta Lunggana yang lebih dulu mundur.

Sebagai informasi, Guruh Tirta yang merupakan putra mendiang politikus senior Abraham Lunggana alias Haji Lulung lebih dulu mundur pada 3 Februari lalu.

Riano mengakui, keputusannya mundur tidak terlepas dari sikap PPP yang mendadak mencopot Guruh Tirta dari posisi Ketua DPW PPP DKI.

"Perlu saya sampaikan bahwa saya tidak rela adik saya, Tirta Lunggana diperlakukan tidak adil oleh elit PPP," ucapnya dalam keterangan tertulis, Senin (6/2/2023).

Baca juga: Mantan Sekjen PSSI Tutup Usia Karena Penyakit Stroke, Dibawa ke Rumah Duka di Joglo Jakarta Barat

Riano menyebut, keputusannya mundur dari PPP ini sangat berat.

Pasalnya, dirinya sudah rela melepas statusnya sebagai anggota DPRD DKI periode 2019-2024 lantaran keluar dari PAN untuk bergabung dengan PPP.

Namun, ia mengaku tak bisa tinggal diam melihat keputusan Plt Ketum PPP Mardiono memecat para ulama dan habaib dadi jajaran Majelis Syariah DPW PPP DKI.

Baca juga: Polresta Bandara Soekarno-Hatta Dirikan Gerai Vaksinasi Covid-19 Booster 1 dan 2 untuk Penumpang

"Sebagai Ketua Bamus Betawi saya merasa berdosa tidak bisa menjaga nama ulama-ulama besar Betawi uang dipecat tanpa sebab yang jelas," ujarnya.

Adapun beberapa ulama dan habaib yang mendadak dipecat PPP itu ialah KH Munawir Aseli, KH Mahfud Asirun, KH Nursofa Tohir, Habib Idrus Jamalulail, Habib Ahmad bin Hamid Al Aydid, Habib Abdurahman Ahmad Al Habsyi, dan KH Ibrahim Karim. 

"Mereka semua merupakan ulama besar di Jakarta yang sangat saya hormati. Mereka juga sumber elektoral besar untuk PPP DKI Jakarta," kata dia.

Tindakan sewenang-wenang yang dilakukan elit PPP dengan merombak pengurus harian DPW PPP DKI ini yang kemudian jadi alasan kuat Riano mundur.

Terlebih, perombakan dilakukan secara besar-besaran tanpa pernah mengajak bicara pengurus DPW PPP DKI.

"Pada akhirnya, saya berkesimpulan bahwa Plt Ketum Mardiono tidak menghendaki orang-orang Alm Haji Lulung berada di dalam kepengurusan DPW PPP DKI," tuturnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved