Ramadan 2023

Ramadan Sebentar Lagi, Ini Hal Dasar yang Harus Diperhatikan Orangtua Saat Ajarkan Anak Berpuasa

Ramadan sebentar lagi, inilah prinsip dasar yang harus diperhatikan oleh orangtua saat mengajarkan anak berpuasa.

Hello Sehat
Ilustrasi Puasa. 

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Ramadan sebentar lagi, inilah prinsip dasar yang harus diperhatikan oleh orangtua saat mengajarkan anak berpuasa.

Diketahui, umat Islam sebentar lagi akan menyambut bulan suci Ramadan.

Berdasarkan kalender Islam Hijriah 2023 yang dikeluarkan oleh Kementerian Agama, awal Ramadan 2023 diperkirakan jatuh pada bulan Maret 2023.

Bagi para orangtua dengan anak usia sekitar 5-6 tahun, mungkin kini sudah saatnya untuk mengajarkan mereka berpuasa.

Namun sebelum itu, orangtua penting untuk mengetahui prinsip dasar saat memperkenalkan anak pada puasa.

Baca juga: Cara Membayar Fidyah untuk Bayar Utang Puasa Ramadhan, Solusi untuk yang Tak Mampu Puasa Qadha

Mengutip laman Tribunnews, salah satu prinsip dasar yang harus diperhatikan orangtua ialah mengingat betul bahwa anak merupakan sosok peniru yang paling cerdas.

Dengan demikian, apabila sang anak diharapkan dapat menjalankan puasa dengan baik, sebagai orangtua kita harus melaksanakan puasa jauh lebih baik terlebih dahulu.

Jangan terlalu banyak memberikan aturan atau larangan kepada anak-anak. Namun, jika mereka diharapkan mampu menjalani puasa Ramadan dengan baik, berilah contoh kepada mereka bagaimana cara menjalaninya.

Adapun dalam laman Tribunnews edisi Jumat (22/4/2022), Dokter Spesialis anak RSA UGM, dr. Fita Wirastuti, M.Sc., Sp.A pernah menyampaikan beberapa hal yang perlu diperhatikan saat mengajarkan puasa kepada anak, diantaranya sebagai berikut :

1. Mulai secara bertahap

Dalam mengajarkan puasa kepada anak, sebaiknya mulailah secara perlahan dan menyenangkan.

Jika pada hari-hari biasa anak-anak bisa makan tiga kali dalam sehari, maka cobalah untuk sedikit demi sedikit memberi jarak waktu makan tersebut saat memperkenalkan puasa.

Misalnya, dengan menjaga jarak waktu makan menjadi lebih lama, kemudian bertahap setiap harinya.

Contoh saat belajar berpuasa, mulailah dengan memberi jarak makan anak menjadi 4-6 jam. Kemudian, di hari berikutnya tambah jarak makan menjadi 7 jam, tambah lagi jarak waktu makan menjadi 10 jam pada hari berikutnya hingga anak mulai terbiasa dengan puasa.

2. Cukupi kebutuhan gizi anak

Orangtua harus tetap memastikan gizi anak tercukupi dengan baik saat berpuasa.

Caranya, ialah dengan mempersiapkan makanan yang bergizi seimbang, baik saat sahur maupun berbuka.

Komposisinya antara karbohidrat, protein, dan lemak harus seimbang. Dengan kecukupan gizi, nutrisi anak dapat terpenuhi dan kuat menjalankan puasa.

3. Jangan beri kompensasi berlebihan

Sebagai saran, orangtua sebaiknya  tidak memberikan kompensasi berlebih kepada anak saat mengajarkan mereka untuk berpuasa.

Perlu diingat, bahwa puasa sebenarnya hanya menggeser waktu makan di hari-hari biasa.

Baca juga: Kapan Awal Ramadan 2023? Berikut Perkiraannya Lengkap dengan Tanggal Hari Raya Idul Fitri Tahun Ini

Dimana sarapannya itu dipagikan menjadi sahur, sementara makan siangnya disorekan menjadi berbuka, dan makan makan malamnya digeser menjadi setelah tarawih.

Terkadang, seringkali orangtua merasa khawatir jika sang anak merasa lapar saat berpuasa.

Hal ini, membuat mereka kemudian memaksa anak untuk makan berlebih ketika sahur atau berbuka.

Padahal, memaksa anak untuk makan secara berlebih bukanlah cara yang tepat.

Jangan sampai ada ajang 'balas dendam' ketika anak selesai berpuasa seharian.

Makan terlalu banyak hanya akan membuat anak merasa tidak nyaman, sehingga beresiko target puasa yang tidak tercapai.

4. Buat rutinitas yang sehat

Puasa juga harus diisi dengan berbagai aktivitas yang bermanfaat. Seperti mengaji bersama, pergi ke masjid bersama, merancang menu buka dan sahur bersama, dan lain sebagainya.

Kegiatan-kegiatan tersebut dapat menyenangkan anak-anak sekaligus memotivasi mereka.

Orangtua bisa ajak anak-anak untuk melakukan aktivitas bermanfaat bersama agar puasa mereka juga menyenangkan.

Kalau sang anak hanya menyaksikan orangtua tidur saja selama berpuasa, mereka juga akan merasa lemas dan waktu puasa terasa begitu panjang dan membosankan.

Walau beraktivitas saat puasa sangat dianjurkan, namun perlu dicatat sebaiknya hindari aktivitas fisik yang berlebihan.

Seperti lari-larian dan lain sebagainya. Hal ini guna menghindari anak-anak untuk cepat kelelahan atau yang lebih parah lagi mengalami dehidrasi.

5. Memberikan semangat dan motivasi lewat reward sederhana

Jangan berikan reward secara berlebihan kepada anak ketika anak belajar berpuasa. 

Sebagai saran, orangtua bisa memberikan motivasi dan reward seperlunya saja.

Reward yang cukup contohnya seperti memberi sticker untuk menandakan keberhasilannya, atau memasak menu makanan yang dia sukai untuk buka puasa.

Itulah prinsip dasar yang harus diperhatikan oleh orangtua saat mengajarkan anak untuk berpuasa.

Baca artikel menarik lainnya di Google News.

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved