Sisi Lain Metropolitan
Kerasnya Hidup Gadis Manusia Silver di Koja: Masih ABG Terjerumus Pergaulan Bebas dan Minum Eksimer
Kerasanya hidup gadis manusia silver yang terjaring razia petugas di Jakarta Utara. Sang gadis masih ABG sudah terjerumus pergaulan bebas.
Penulis: Gerald Leonardo Agustino | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino
TRIBUNJAKARTA.COM, KOJA - Sejumlah manusia silver terjaring razia Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang dilakukan petugas gabungan di wilayah Kelapa Gading, Jakarta Utara, Rabu (15/2/2023) silam.
Para pengamen yang melumuri tubuh mereka dengan cat berwarna perak ini dijangkau Satpol PP dan diserahkan ke panti untuk didata serta dibina petugas Suku Dinas Sosial Jakarta Utara.
Dari beberapa yang dibawa ke panti sosial, salah satunya ialah AS, seorang remaja bertubuh mungil tanpa alas kaki yang sekujur tubuhnya sudah dipenuhi cat.
AS ialah seorang gadis manusia silver yang nyatanya sudah dua kali terjangkau razia petugas.
"Iya betul (kita mengamankan seorang gadis manusia silver). Dia usianya 13-14 tahun, warga Tanah Merah, Koja," ucap Kepala Seksi Rehabilitasi dan Pemberdayaan Sosial Sudinsos Jakarta Utara Maria Risda Pasaribu, Minggu (19/2/2023).
Sesampainya di panti sosial, petugas langsung melakukan pendataan terhadap AS dan terbelalak mendengar pengakuan bocah itu.
Baca juga: Satpol PP DKI Gencarkan Operasi Jaring Manusia Silver dan Gerobak Jelang Ramadan, Ini Alasannya
Nyatanya, meski usianya baru 14 tahun, AS sudah menjalani kerasnya kehidupan selama menjadi manusia silver.
Setelah putus sekolah, AS terjerumus ke dalam pergaulan bebas beberapa bulan belakangan.
Ia memutuskan untuk tak lagi tinggal bersama orang tua, kakak, dan adiknya di Tanah Merah serta memilih hidup bersama teman-temannya sesama manusia silver di jalanan.
"Dia masih punya orang tua. Menurut pengakuannya dia juga punya kakak sudah meninggal, punya abang, dan adik satu masih TK," ucap Maria.

"Tapi dia tidak tinggal bersama orang tuanya, dia ngekos bersama teman-temannya," sambungnya.
Kerasnya kehidupan di jalanan mengubah perilaku AS dari seorang gadis polos menjadi seorang penyamun.
Apapun jenis pergaulan bebas sudah dijalaninya, mulai dari menenggak pil Eksimer, menghirup lem, hingga seks bebas.

Semuanya dijalani AS ketika dirinya sudah tinggal dalam sebuah indekos bersama teman-temannya, jauh dari pemantauan orang tua.
"Dia juga sudah melakukan pergaulan bebas. Makan obat-obatan, ngelem. Obat eksimer," kata Maria.
"Pergaulan bebas itu dia juga melakukan seks bebas itu kami tanyakan mungkin pengaruh dari obat-obatan," jelasnya lagi.
Maria menambahkan, AS bisa terjerumus ke dalam lingkaran setan pergaulan bebas karena lingkungannya.
AS dan teman-temannya sesama manusia silver nyatanya dikoordinir oleh seseorang yang belum diketahui identitasnya.
Baca juga: Terkuak Kejahatan Manusia Silver Pembunuh Siswi SMP di Sukoharjo, Mertua hingga Anak Jadi Korban
Setiap hari, mereka harus mengamen dengan tubuh penuh cat perak di jalanan untuk menyetorkan uang kepada sang koordinator itu.
Bukan cuma itu, para manusia silver ini ternyata juga dibekali dengan obat-obatan dari seorang juru parkir di dekat indekos mereka di kawasan Koja.
"Mereka ini manusia silver harus setor Rp 10.000 ke orang yang mengkoordinir. Obat itu ada yang mensuplai ke mereka, katanya itu tidak bayar," kata Maria.
"Katanya obat itu didapat dari seorang laki-laki juru parkir liar memberikan obat itu secara gratis," tandasnya.
Kini, AS dan manusia silver lainnya yang terjaring razia pada Rabu silam sudah menjalani pembinaan di panti sosial.
Mereka akan mendapatkan pembinaan yang sesuai usia mereka supaya ke depannya bisa menjadi pribadi yang lebih baik untuk dikembalikan ke masyarakat.
Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.