Bayi Obesitas Berat 27 Kilogram

Bayi Obesitas di Bekasi Pakai Popok XXL, Awal Lahir 4 Kg Berat Badan Naik Drastis Mulai 6 Bulan

Kenzi viral di media sosial karena berat badannya yang tak seperti bayi pada usianya. Sang ibunda bercerita berat badan Kenzi mulai naik usia 6 bulan.

|
Penulis: Siti Nawiroh | Editor: Yogi Jakarta
Yusuf Bachtiar/TribunJakarta.com
Bayi 16 bulan penderita obesitas bernama M. Kenzi Alfaro di Kampung Tambun Permata, Desa Pusaka Rakyat, Tarumajaya, Bekasi dengan bobot 27 kg. 

TRIBUNJAKARTA.COM - M. Kenzi Alfaro merupakan seorang bayi berusia 16 bulan di Bekasi yang memiliki bobot tubuh 27 kilogram.

Diceritakan Pitriyah (40) sang ibunda, Kenzi lahir dengan berat badan normal yakni 4 kilogram.

Namun kenaikan berat bedan Kenzi pesat ketika usianya menginjak 6 bulan.

Sampai akhirnya kini berat badan Kenzi 27 kilogram padahal usianya masih 1 tahun 4 bulan.

"(Awal lahir) 4 kilogram, pas ada perubahan badannya, umur 6 bulan (bobot) dia bertambah terus, naiknya satu kilogram, secara terus-menerus,: ujar Pitriyah yang merupakan warga Desa Pusaka Rakyat, Tarumajaya, Kabupaten Bekasi di kediamannya pada, Selasa (21/2/2023).

Kenzi viral di media sosial karena berat badannya yang tak seperti bayi pada usianya.

Pitriyah tak mengetahui apa penyebab sang putra bisa terkena obesitas.

Baca juga: Kisah Bayi Seberat 27 Kg Berusia 16 Bulan di Bekasi, Sulitnya Sang Ibu Cari Popok Ukuran Triple XL

Pitriyah bercerita, anaknya selalu mendapatkan asupan susu formula sejak lahir.

Kemudian Pitriyah terpaksa memberikan kental manis karena keterbatasan biaya yang dimilikinya.

Pasalnya, Pitriyah memiliki dua anak sebelum Kenzi yang kini masih sekolah.

Selain itu, suami Pitriyah hanya merupakan seorang pekerja serabutan di sebuah pemancingan dengan hasil tak menentu setiap harinya.

Dalam sehari, ayah Kenzi biasa mendapatkan Rp 50 ribu - Rp 80 ribu, tergantung ramai tidaknya pengunjung di pemancingan.

Bayi 16 bulan menderita obesitas, M. Kenzi Alfaro, di Kampung Tambun Permata, Desa Pusaka Rakyat, Tarumajaya, Bekasi dengan bobot 27 kg.
Bayi 16 bulan menderita obesitas, M. Kenzi Alfaro, di Kampung Tambun Permata, Desa Pusaka Rakyat, Tarumajaya, Bekasi dengan bobot 27 kg. (Yusuf Bachtiar/TribunJakarta.com)

"Satu hari bisa dapat Rp 50 ribu, kalau ramai bisa Rp 80 ribu. Pemancingan tergantung sama pengunjung," kata Pitriyah.

Karena kondisi tubuh Kenzi, ia belum bisa berjalan meski usianya sudah satu tahun lebih.

Sehari-hari Kenzi hanya bisa duduk dan tertidur di pangkuan ibunya.

Meski begitu, Kenzi memang bisa berdiri beberapa detik sebelum akhirnya jatuh dan kembali duduk.

"Kenzi belum bisa jalan, baru bisa berdiri, tapi langsung duduk lagi," kata Pitriyah.

Pitriyah tak merasa ada yang mencurigakan pada buah hatinya meski aktivitas Kenzi terbatas.

Pola tidur dan nafas Kenzi pun normal layaknya bocah pada umumnya.

Baca juga: Bayi Obesitas Berusia 16 Bulan di Bekasi Kerap Pakai Baju Bapaknya

"Enggaka ada keluhan lain, alhamdulilah anak saya juga normal, nafasnya enggak kayak orang ngos-ngosan. Tidur pun gampang," jelas Pitriyah.

Meski begitu, gelisah tak jarang menghampiri Pitryah melihat kondisi tubuh Kenzi.

Pitriyah pun mengikuti anjuran dari dokter dan puskesmas agar memberikan susu lebih encer kepada Kenzi.

Pun dengan makan Kenzi, dokter meminta agar porsinya dikurangi.

Bayi 16 bulan penderita obesitas bernama M. Kenzi Alfaro di Kampung Tambun Permata, Desa Pusaka Rakyat, Tarumajaya, Bekasi dengan bobot 27 kg.
Bayi 16 bulan penderita obesitas bernama M. Kenzi Alfaro di Kampung Tambun Permata, Desa Pusaka Rakyat, Tarumajaya, Bekasi dengan bobot 27 kg. (Yusuf Bachtiar/TribunJakarta.com)

"(Gelisah) iya, namanya badannya segini (besar dan berat). saya sudah konsultasi ke dokter dari puskesmas diminta kalau dikasih susu, lebih encer. Saya ikuti anjurannya, makannya dikurtangi. Dia kalau nasi, belum bisa makan," tutur Pitriyah.

Pakai baju ayahnya

Kondisi tubuh Kenzi yang besar membuatnya tak jarang memakai baju milik ayahnya.

"Kalau baju, kadang pakai baju bapaknya. Orang bapaknya kecil," ucap Pitriyah.

Selain itu, Kenzi juga kerap diberi baju oleh kerabat-kerabatnya.

Meski Kenzi baru berusia 16 bulan, baju yang diberikan kepadanya justru baju untuk anak-anak berusia 10 tahun ke atas.

Selain itu, diaper atau popok sekali pakai yang digunakan Kenzi berukuran XXL.

Harga popok ukuran XXL lebih mahal dibandingkan ukuran yang lebih kecil.

Baca juga: Bayi Obesitas di Bekasi Konsumsi Susu Kental Manis Gara-gara Keterbatasan Ekonomi Orang Tua

Orangtua Kenzi, yang tergolong keluarga dengan ekonomi menengah ke bawah, tak mampu membeli banyak popok ukuran XXL.

Karena itu, Kenzi hanya memakai diaper saat tidur.

"Terus popoknya juga, kalau beli juga enggak kuat (belinya). Jadi, saya pakaikan yang XXL,"

"Itu juga beli di warung, kalau yang XXL, di warung enggak ada, di Indomaret juga langka, jadi dia pakai kalau tidur saja," keluh Pitriyah.

(TribunJakarta/Kompas)

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved