Depo Pertamina Plumpang Kebakaran

Kondisi Jenazah dan Kurangnya Data Pembanding Jadi Kendala Identifikasi Korban Kebakaran Plumpang

Kondisi jenazah korban kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara yang terbakar menjadi kendala dalam identifikasi.

Penulis: Bima Putra | Editor: Satrio Sarwo Trengginas
Bima Putra/TribunJakarta.com
Karodokpol Pusdokkes Polri Brigjen Nyoman Eddy Purnama saat memberi keterangan di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Minggu (5/3/2023). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra

TRIBUNJAKARTA.COM, KRAMAT JATI - Kondisi jenazah korban kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara yang terbakar menjadi kendala dalam identifikasi dilakukan Tim Disaster Victim Identification (DVI).

Kepala Biro Dokter Kepolisian (Karodokpol) Pusdokkes Polri, Brigjen Nyoman Eddy Purnama Wirawan mengatakan kondisi ini membuat jenazah korban sulit teridentifikasi.

Sementara parameter dalam proses identifikasi DVI melalui pencocokan data antemortem dengan postmortem adalah sidik jari, sehingga dipengaruhi kondisi fisik atau luar jenazah.

"Karena dalam posisi hangus, itu kendalanya di situ. Beberapa (jenazah) sidik jari ada yang masih (bisa diperiksa)," kata Nyoman di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Minggu (5/3/2023).

Berdasarkan hasil pemeriksaan Tim DVI di posko postmortem, dari 15 jenazah yang yang dibawa ke RS Polri Kramat Jati ada sembilan korban yang jenazahnya mengalami luka bakar grade 2 dan 3.

Baca juga: Ini Alasan Korban Kebakaran Depo Pertamina Plumpang Lebih Baik Direlokasi

Namun enam jenazah korban sudah mengalami luka bakar lebih lanjut, sehingga harus diidentifikasi menggunakan pencocokan data DNA dan peta gigi geligi.

"Jadi kita ambil DNA. Kemarin kita ambil sampel DNA hari Sabtu (4/3). Biasanya proses (identifikasi DNA) satu minggu, mudah-mudahan bisa percepat. Kita yang penting bekerja dengan teliti," ujarnya.

Nyoman menargetkan proses pencocokan data DNA antemortem dari pihak keluarga korban dengan postmortem dari jenazah melalui uji laboratorium forensik dapat rampung dalam empat hari.

Selain kondisi jenazah, masih kurangnya data pembanding antemortem dari pihak keluarga yang belum lengkap untuk proses identifikasi turut menjadi kendala proses identifikasi Tim DVI.

"Menggunakan sidik jari tiga (jenazah teridentifikasi). Setelah itu gigi dan DNA. Kita juga menunggu data pembanding. Kesulitan kita baru 14 disampaikan (data), padahal jenazah 15," tuturnya.

Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved