Pemilu 2024

Bawaslu DKI Jakarta Perbanyak Konten Kreatif Lawan Hoaks dan Sasar Partisipasi Masyarakat

Bawaslu DKI Jakarta memanfaatkan media sosial untuk menyosialisasikan tahapan Pemilu 2024 serta melawan hoaks.

Tribunjakarta.com/Elga Hikari Putra
Anggota Bawaslu DKI Jakarta Bidang Humas, Data dan Informasi, Sitti Rakhma di kantornya, Selasa (7/3/2023). Bawaslu DKI Jakarta memanfaatkan media sosial untuk menyosialisasikan tahapan Pemilu 2024 serta melawan hoaks. 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com Elga Hikari Putra

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Bawaslu DKI Jakarta memanfaatkan media sosial untuk menyosialisasikan tahapan Pemilu 2024 yang saat ini telah berlangsung.

Lembaga yang bertugas mengawasi jalannya pemilu itu menyadari sosialisasi dengan cara kreatif di media sosial lebih muda diterima publik ketimbang cara konvensional.

Mereka pun mempelajari dengan para konten kreator untuk mengemas sosialiasi yang menarik di media sosial.

Nantinya mereka akan menggencarkan sosialisasi dalam bentuk video dan grafis yang menarik sehingga mudah teringat publik.

"Tentu tujuannya agar informasi atau pesan yang ingin disampaikan oleh Bawaslu Provinsi DKI Jakarta bisa tersampaikan," ujar Anggota Bawaslu DKI Jakarta Bidang Humas, Data dan Informasi, Sitti Rakhma di kantornya, Selasa (7/3/2023).

Baca juga: Ada Petahana dan Eks Bawaslu, Ini Daftar Lengkap 51 Calon Anggota KPU DKI Jakarta Periode 2023-2028

Selain agar tahapan pemilu diketahui masyarakat dan partisipasi masyarakat bisa didapat, Rakhma menyebut alasan penggunaan media sosial untuk menangkal hoaks yang masih kerap memakan korban.

"Berita hoaks itu kan adalah berita kebohongan yang kemudian jadi viral.

Untuk mengkonter itu maka harus ada informasi kebenaran yang harus juga kita viralkan secara bersama-sama.

Karena modal viral zaman sekarang kan harus bisa buat konten-konten yang inovatif, yang kreatif yang kemudian juga masyarakat bisa terima dengan baik," tutur Rakhma.

Rakhma menambahkan, pihaknya juga nantinya akan mengawasi kampanye di media sosial.

Baca juga: Bawaslu DKI Jakarta Ingatkan ASN Harus Netral di Pemilu 2024, Kena Sanksi Jika Berani Nakal

Tujuannya, agar tak ada yang melanggar aturan, apalagi sampai mengandung ujaran kebencian dan SARA.

Sementara itu, Christo Tjandra selaku konten kreator menjabarkan terkait pentingnya analisa konten untuk mengetahui konten yang menarik perhatian bagi masyarakat.

"Intinya selalu analisa konten yang telah di publikasikan dan evaluasi Agar kita dapat mengetahui apakah konten yang telah dibuat sesuai dengan target yang ingin dicapai," ujar dia.

Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News

 

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved