Begini Sejarah dan Makna Salam Tempel yang Selalu Ditunggu Saat Lebaran, Ada Sejak Abad Pertengahan

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Begini sejarah dan makna salam tempel yang selalu identik dengan Lebaran.

Salam tempel adalah salah satu hal yang paling ditunggu bagi anak-anak saat merayakan momen Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran.

Mengacu pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), salam tempel adalah salam yang disertai dengan uang atau amplop berisi uang dan sebagainya, yang kemudian diselipkan dalam tangan orang yang disalami.

Dalam tradisi masyarakat Indonesia, salam tempel juga diartikan dengan kegiatan bagi-bagi uang atau THR sebagai bentuk suka cita menyambut Lebaran.

Biasanya, berbagi salam tempel dilakukan oleh orang yang sudah dewasa kepada anak-anak.

Baca juga: Lokasi Penukaran Uang Baru di Bank BNI Daerah Jakarta, Tersebar di Lima Wilayah Kota

Tradisi ini, masih terus dilakukan hingga sekarang.

Bahkan sebelum Lebaran, masyarakat biasanya akan menukarkan uang yang mereka miliki dengan pecahan uang baru untuk dijadikan sebagai salam tempel saat Lebaran.

Sejarah salam tempel saat Lebaran

Meski tradisi ini masih terus dilakukan di Indonesia hingga saat ini, namun kegiatan bagi-bagi salam tempel saat Lebaran bukan hal yang baru bagi umat Muslim di dunia.

Konon, tradisi ini sudah ada sejak abad pertengahan.

Melansir Cashmatters, tradisi ini berasal dari awal Abad Pertengahan, ketika Kekhalifahan Fatimiyah Afrika Utara mulai membagikan uang, pakaian, atau permen kepada orang-orang di lingkungan mereka pada hari pertama Idul Fitri.

Dalam sejarah Eropa, abad pertengahan berlangsung sejak abad ke 5 hingga abad ke 15.

Kebiasaan ini pun, terus berkembang seiring waktu.

Pada akhir era Ottomon sekitar lima abad kemudian, tradisi ini banyak dilakukan orang pada lingkup keluarga mereka.

Ada banyak pandangan terkait makna dari bagi-bagi salam tempel kepada anak-anak di Hari Raya Lebaran.