Viral di Medsos

Bima Hidup Mandiri Sejak SMP, Orangtua Biayai Pendidikan di Australia Sisanya Ditanggung Sendiri

Sri dan Juliman mengungkap sosok putranya yang sudah mandiri sejak masih SMP.

Penulis: Siti Nawiroh | Editor: Yogi Jakarta
Tangkapan layar di TikTok
Orangtua TikTokers Bima, Sri dan Juliman mengungkap sosok putranya yang sudah mandiri sejak masih duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP). 

TRIBUNJAKARTA.COM - Orangtua TikTokers Bima, Sri dan Juliman mengungkap sosok putranya yang sudah mandiri sejak masih duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP).

Bima viral setelah mengkritik Provinsi Lampung tak maju-maju di media sosial TikTok pribadinya.

Sampai saat ini, kritikan Bima masih dibahas dan berbuntut panjang hingga pelaporan ke pihak kepolisian.

Meski begitu, polisi sudah menghentikan laporan itu karena tak memenuhi unsur pidana.

Viral di media sosial, sosok Bima jadi perbincangan warganet.

Bima merupakan pemuda yang saat ini sedang menempuh pendidikan di Australia.

Bima warga asli Kecamatan Raman Utara, Kabupaten Lampung Timur.

Sri dan Juliman mengungkap sosok putranya yang sudah mandiri sejak masih SMP.

Meski memiliki sifat mandiri, Sri mengatakan putranya begitu manja.

"Bima itu anak yang periang dan baik. Dia itu mandiri, tapi manja dengan orangtuanya," kata Sri di kediamannya.

Baca juga: Alasan Polisi Hentikan Penyelidikan Kasus Bima yang Kritik Lampung, Tak Ada Unsur Pidana?

Bima sudah tak lagi tinggal dengan orangtuanya sejak duduk di bangku SMP.

Sekolah di SMPN 1 Metro, Bima kala itu sudah tinggal berpisah dengan orangtua dan hidup mandiri di kosan.

"Soalnya dari lulus SD tahun 2012, Bima langsung sekolah di SMPN 1 Metro dan sudah kost sendiri," sambungnya.

Bima pun tetap tinggal di kosan saat dirinya memasuki sekolah SMA.

Orangtua menyadari, putranya merupakan pribadi yang mandiri.

"Kemudian di SMAN 1 Metro, Bima juga ngekost sendiri. Jadi cukup mandiri,"

Aksi kritik Lampung tak maju yang dilakukan Tiktokers Bima didukung banyak warganet hingga viral satu Indonesia. Namun disebut Gubernur Lampung, Arinal Djunaidi, kritikan yang diungkap WNI yang tengah menempuh pendidikan di Australia itu merugikan pemerinta
Aksi kritik Lampung tak maju yang dilakukan Tiktokers Bima didukung banyak warganet hingga viral satu Indonesia. Namun disebut Gubernur Lampung, Arinal Djunaidi, kritikan yang diungkap WNI yang tengah menempuh pendidikan di Australia itu merugikan pemerinta (Instagram awbimax)

"Termasuk pilihannya kuliah juga, dia milih sendiri," kata Sri.

Sejak lulus SMA, Bima memang memiliki cita-cita untuk melanjutkan sekolah di perguruan tinggi negeri.

"Dulu sempat daftar di ITB, jurusan teknik, melalui SBMPTN, tapi tidak lulus," tambahnya.

Kemudian, pada 2018, Bima memilih untuk sekolah di negeri Jiran.

"Bima melanjutkan pendidikan di salah satu universitas di Malaysia, dia ngambil diploma di sana," paparnya.

Setelah 2,5 tahun menempuh pendidikan diploma di negeri Jiran, Bima pulang ke kampung halamannya.

"Setelah 2,5 tahun, ia selesai di Malaysia, akhir tahun 2021, Bima pulang ke Lampung," paparnya.

"Dia juga cerita mau lanjut lagi kuliah ke luar negeri. Saya sebagai orangtua, menyanggupi," jelasnya.

Kemudian, pada awal 2022, Bima melanjutkan pendidikan di salah satu universitas di Australia.

"Dia (Bima) mengambil diploma lagi dan sebentar lagi, bulan April dia selesai kuliah diplomanya, dan akan melanjutkan S1 di sana (Australia)," tutur Sri.

Baca juga: Gubernur Lampung Ngaku Tak Pernah Intimidasi, Nyatanya Orang Tua Bima Ketakutan Dengar Ancaman Ini

Orangtua Bima menyebut, hanya membiayai pendidikan anaknya tidak dengan keseharian.

Di Australia, Bima bekerja untuk mencukupi biaya kebutuhan hidupnya.

Hal itu memang terlihat di Instagram story Bima yang memperlihatkan dirinya bekerja part time di IKEA.

"Bima di sana kerja part time. Semua kebutuhan hidup sehari-harinya tidak kami tanggung lagi,"

"Kami hanya tanggung biaya pendidikan," kata Sri.

Ia menjelaskan, biaya hidup yang harus ditanggung oleh Bima di sana sekitar Rp 20 juta perbulan.

"Biaya di sana sekitar 20 juta per bulan. Karena biaya sewa apartemen di sana sekitar Rp 2,5 juta per minggu dan itu Bima sendiri yang mau dan menyanggupi, jadi dia sangat mandiri," pungkasnya.

Ibunda Bima, Sri Ngatun didampingi sang ayah, Juliman, saat diwawancarai di kediamannya di Kecamatan Raman Utara, Lampung Timur, Senin (17/4/2023).
Ibunda Bima, Sri Ngatun didampingi sang ayah, Juliman, saat diwawancarai di kediamannya di Kecamatan Raman Utara, Lampung Timur, Senin (17/4/2023). (Dokumentasi Yogi Wahyudi)

Juliman disebut tak becus urus anak

Di sisi lain, Bima mengaku keluarganya mendapatkan intervensi setelah kasus ini viral di media sosial.

Pengacara keluarga Bima, Bambang Sukoco kemudian menceritakan telepon dari Gubernur Lampung kepada orangtua kliennya.

"Beliau (Ayah Bima) mendapat telepon dari Bapak Gubernur Lampung yang intinya bertanya terkait masalah konten yang dibikin Bima,"

"Tetapi ada satu hal yang sebenarnya menurut kami ada yang tidak berkenan dan sedikit tidak etis apa yang disampaikan bapak gubernur lewat telepon," kata Bambang dikutip dari YouTube Official iNews, Senin (17/4/2023).

Bambang mengungkap soal kata-kata tak etis yang dilontarkan Gubernur Lampung ke Juliman, ayah Bima.

Disebutkan Bambang, kata-kata itu bernada ancaman agar Bima jangan lagi membuat konten kritik Lampung.

Baca juga: Gubernur Lampung Ngaku Tak Pernah Intimidasi, Nyatanya Orang Tua Bima Ketakutan Dengar Ancaman Ini

Pasalnya menurut Arinal, konten yang dibuat Bima bisa membuat nama pemerintah jelek.

"Jangan buat konten begitu lagi karena menurut beliau sangat merugikan pemerintah provinsi Lampung,"

"Tidak sampai di situ satu hal yang sangat mengecewakan kami bahwa ada keluar kata-kata tak pantas, beliau berkata bahwa Pak Juliman ini tak becus, tak bisa didik anak, dan kata-kata yang tak bisa kami sebutkan," kata Bambang menarasikan ucapan Arinal.

Meski begitu Juliman mengaku sudah meminta maaf kepada Gubernur Lampung Arinal Djunaidi (terkait dengan video yang viral di medsos tersebut), kemudian gubernur Lampung sudah memaafkan, namun tindakan hukumnya tetap berjalan. 

"Minta maaf jika mungkin kata-kata Bima tidak tepat, bukan terkait dengan kontennya. Terkait pemilihan kata-kata yang tidak pas gayanya," ujar Bambang.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved