Psikologis Jadi Salah Faktor Bunuh Diri, Pakar Sarankan Seseorang Miliki Jam Tidur yang Sesuai

Pakar Psikoligis Klinis Untar, Denrich Suryadi mengatakan banyak faktor yang menjadi alasan seseorang melakukan tindakan bunuh diri.

TRIBUNEWS.COM
Ilustrasi Bunuh Diri 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Pakar Psikoligis Klinis Untar, Denrich Suryadi mengatakan banyak faktor yang menjadi alasan seseorang melakukan tindakan bunuh diri.

Kata dia, psikologis sendiri juga bisa terjadi satu diantaranya lantaran jam tidur yang tidak sesuai.

"Pastinya manusia yaitu butuh tidur untuk regenerasi sel untuk beristirahat. Nah ketika manusia tidak memiliki waktu istirahat yang cukup maka otomatis hall pertama yang paling bisa kita rasakan adalah gangguan kognitif dulu," katanya dikutip dari Youtube Tribun Jakarta, Selasa (2/5/2023).

Kurangnya jam tidur diakui Denrich bisa membuat seseorang sulit untuk berkonsentrasi hingga daya ingat menurun.

"Ketika kita mengalami hal-hal seperti ini. Kadang kita akan semakin panik cuma merasa bahwa kita semakin tidak berarti atau tidak selalu salah sehingga menyalahkan diri sendiri padahal mungkin masalah tidur ini yang perlu diatasi bukan langsung loncat ke arah gangguan depresi. Jadi memang kalau gangguan tidur itu sangat bisa langsung cepat di atas sini karena jam tidur itu sangat penting untuk membantu kesehatan mental kita juga," lanjutnya.

Baca juga: Riko Simanjuntak Bongkar Satu Gelar yang Belum Tercapai Bareng Persija Jakarta, Bakal Tercapai?

Pentingnya deteksi dini bunuh diri

Kasus bunuh diri masih menjadi salah satu penyebab kematian yang cukup banyak terjadi.

Dilansir dari Tribunnews, dalam rentang 4 bulan ini terhitung sejak Januari hingga April 2023, sebanyak 4 anggota Polri meregang nyawa diduga dengan cara mengakhiri hidupnya.

Mereka adalah Bripka Arfan Saragih, anggota Polres Samosir; Briptu RF, anggota Polda Gorontalo; Bripda DK, anggota Ditsamapta Polda Banten dan yang terbaru adalah AKBP Buddy Alfrits Towiliu.

Oleh sebab itu, Pakar Psikoligis Klinis Untar, Denrich Suryadi mengungkapkan pentingnya deteksi dini penyebab bunuh diri.

Menurutnya ada banyak faktor yang menjadi alasan seseorang melakukan tindakan bunuh diri. Namun yang terbesar memang disebabkan karena faktor psikologis.

"Saat ini sedang dibahas adalah faktor psikologis di mana seseorang itu ada mengalami tekanan, ada mengalami stres atau mungkin mengalami masalah yang tidak dapat diatasi. Kemudian masalah lingkungan masalah sosial dan yang pasti pemicu utamanya itu adalah ketika seseorang menghadapi masalah itu tekanan itu nggak bisa diatas," katanya dikutip dari live Youtube Tribun Jakarta, Selasa (2/5/2023).

"Dan akhirnya berujung kesimpulan bahwa saya tidak berguna, saya tidak bernilai tidak ada membutuhkan saya saya tidak berharga dan akhirnya inilah yang memicu seseorang cenderung untuk mulai memunculkan tendensi cenderung untuk menghilangkan hidupnya berkesan Lebih baik saya mati saja. Nah ketika sudah sampai kesimpulan ini sudah langsung memicu bunuh diri," tambahnya.

Selain itu, depresi juga tak melulu menjadi penyebab seseorang langsung berpikir untuk bunuh diri, sekalipun ide bunuh diri memang awalnya muncul sebagai salah satu dari gejala gangguan depresi.

Denrich menyebut ada masalah lain yang biasanya lebih dulu muncul sebelum orang lain didiagnosa depresi.

Sebagai contoh masalah lingkungan hingga masalah fisik seseorang.

"Pastinya untuk mendiagnosis gangguan depresi diperlukan pendapat secara profesional, tapi memang biasa kita lihat yang kita lihat secara umum adalah masalah suasana hati mood akan terlihat jauh lebih membuat dia lebih kurang berniat terhadap kegiatan sosial, cenderung menarik diri,"

"Kemudian juga ada masalah konsentrasi tidak bisa fokus sehingga membuat dia kurang produktif baik di lingkungan kerja maupun keluarga masalah tidur masalah maka kemudian hilang minat untuk bersenang atau berkreasi misalnya tidak mau lagi menjalani hobi dan yang terakhir mulai membicarakan ide-ide untuk bunuh diri," jelasnya.

Oleh sebab itu, peran dan dukungan sosial sangat dibutuhkan ketika seseorang sudah mengalami hal seperti disebutkannya tadi.

"Saat ini peran dukungan sosial harusnya langsung Sigap merespon karena kalau sudah ada ide bunuh diri artinya sudah ada kecenderungan untuk berpikir kearah menghilangkan nyawa," pungkasnya.

Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News

 

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved