Mengenal Ransomware Virus yang Menyerang ATM dan M-Banking BSI, Begini Cara Mencegahnya

Apa itu ransomware? Virus yang menyerang layanan Bank Syariah Indonesia hingga eror berhari-hari. Simak cara mencegahnya.

Editor: Muji Lestari
freepik
Ilustrasi hacker. Apa itu ransomware? Virus yang menyerang layanan Bank Syariah Indonesia hingga eror berhari-hari 

TRIBUNJAKARTA.COM - Beberapa hari terakhir ramai kabar terkait layanan PT Bank Syariah Indonesia atau BSI mengalami eror.

Beberapa hari ini nasabah BSI tidak dapat melakukan transaksi apapun, baik menggunakan mobile banking maupun ATM.

Erornya sistem di BSI ini bahkan sempat viral di media sosial Twitter.

"Min Sy mw transfer ke rek BSI kok spt ini yah, semua rek BSI spt ini, ini effect serangan ransomware kmrn Masih blom selesai Kali?" cuit sebuah akun

"Mobile banking BSI sdh 2 hari down. Geng2 pemalak digital yg minta uang tebusan miliaran bnyk beroperasi di seluruh dunia (ransomware gang)," kata akun lain.

Dalam cuitan tersebut, erornya layanan BSI diduga karena serangan ransomware.

Lantas, apa itu ransomware dan bagaimana cara mencegahnya?

Baca juga: Pelaku Ganjal ATM Kepergok Satpam Saat Beraksi di Tambun Selatan Bekasi

Apa Itu Ransomware

Mengutip telkomuniversity.ac.id, ransomware adalah salah satu jenis virus malware yang menyerang perangkat dengan sistem enkripsi file.

Akibatnya, data tidak dibaca oleh komputer ataupun laptop yang sedang digunakan.

Virus ini dapat dihilangkan selama ada kode enkripsi. Namun, cara untuk mendapatkan kode ini harus membayar uang tebusan terlebih dahulu.

Pengamat keamanan siber Alfons Tanujaya mengatakan, ransomware yang disebut warganet diduga menyebabkan layanan BSI eror merupakan serangan berbahaya.

Ilustrasi malware virus komputer
Ilustrasi malware

Ketika menjalankan aksinya, ransomware akan berusaha semaksimal mungkin mengenkripsi data penting, backup dan sistem penting.

Tujuannya untuk mengganggu jalannya perusahaan sehingga mau tidak mau korbannya akan membayar uang tebusan yang diminta demi kelangsungan operasional perusahaan.

"Jika layanan perusahaan terhenti dengan down time yang tidak wajar di mana seharusnya maksimal hanya down beberapa jam," kata Alfons dikutip dari Kompas.com, Rabu (10/5/2023).

"Tetapi mengalami gangguan sampai lebih dari 1 hari kerja, maka patut dicurigai adanya hal yang sangat serius terjadi pada layanan tersebut dan salah satu kemungkinan di era digital ini adalah karena aksi ransomware," sambungnya.

Belajar dari kasus BSI, bagaimana cara mencegah serangan ransomware?

Cara Mencegah Serangan Ransomware

Berikut ini beberapa cara mencegah serangan ransomware yang dirangkum TribunJakarta.com dari berbagai sumber:

Ilustrasi malware virus komputer eror 2
Ilustrasi eror/virus

1. Hindari Website Tanpa HTTPS

Hypertext Transfer Protocol Secure (HTTPS) berfungsi sebagai tool pengaman saat terjadinya pertukaran data di internet. Cara diamankan adalah dengan enkripsi data.

Oleh karena itu, adanya HTTPS mampu menjamin keamanan Anda saat berkunjung ke sebuah website melalui tiga aspek yaitu enkripsi, integritas dan autentikasi.

2. Jangan Unduh File dan Situs Ilegal

Saat ini banyak sekali situs ilegal muncul dan bisa diakses dengan mudah. Perlu diketahui bahwa membuka situs seperti ini sangat berbahaya.

Apalagi jika sampai mengunduh dan menginstalnya di perangkat Anda. File pada situs ilegal merupakan lokasi paling aman bagi virus bersembunyi.

Saat masuk ke perangkat, bisa langsung terinfeksi hingga akhirnya korban kesulitan mengakses data.

3. Jangan Klik Tautan Mencurigakan

Hampir semua website di internet muncul tautan iklan. Jangan sembarangan mengkliknya. Karena malware advertising merupakan metode yang paling banyak digunakan oleh peretas akhir-akhir ini.

Melalui tautan mencurigakan, tanpa sadar virus malware masuk ke perangkat. Dengan mengetahui apa itu ransomware, membuat Anda tidak menyepelekan tautan yang ada.

4. Selalu Backup Data

Virus ini bekerja dengan cara mengenkripsi data serta mengancam akan menghapusnya jika korban tidak membayar biaya tebusan.

Oleh karena itu, penting bagi semua yang memiliki data di perangkat untuk selalu melakukan backup secara berkala.

Selama masih ada cadangan penyimpanan dan data di perangkat disembunyikan oleh virus, maka tidak menjadi masalah besar bagi Anda.

5. Selalu update Anti Virus

Setiap perusahaan security Anti Virus pasti akan selalu berusaha mengupdate dan mencegah virus-virus masuk ke dalam komputer korban.

Jadi, ketika terdapat jenis virus baru, setiap perusahaan security Anti Virus akan bergerak cepat untuk menambahkan list database virus nya dan melakukan kill pada setiap virus yang sudah ada di daftar database tersebut.

Maka dari itu, dalam Anti Virus kita harus selalu melakukan update setiap saat agar terhindar dari serangan virus-virus lama maupun jenis virus baru.

6. Aktifkan Turn On Password Protected Sharing

Jika server yang Anda gunakan mengharuskan untuk melakukan sharing file, sebaiknya aktifkan password protected sharing pada Windows untuk menghindari masuk dan menyebarnya Virus Ransomware ini.

7. Hati-hati dalam mendownload file yang ber-ekstensi .exe

Dalam mendownload dan menginstall file ber-ekstensi .exe, .bat dan ekstensi installer lainnya, sebaiknya selalu memperhatikan alamat website yang di download.

Pastikan Anda mendownloadnya langsung dari website developer asli.

8. Menonaktifkan fitur Autoplay Hardware

Untuk menghindari penyebaran virus dari berbagai media penyimpanan diluar komputer yang digunakan. Alangkah baiknya untuk menonaktifkan fitur Autoplay Hardware. Caranya:

Masuk ke Control Panel > Klik Hardware > Autoplay > hilangkan centang pada Use Autoplay for All Media

Baca artikel menarik lainnya di Google News.

 

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved