Viral di Media Sosial

Cerita Satrio yang Viral Rawat Ayah Stroke Sempat Bimbang Dapat Kerja di Jakarta: Mama Butuh Teman

Sebagai informasi, anak ketiga dari empat bersaudara ini baru saja mengunggah video yang berisikan kegiatan sehari-harinya.

Tangkap Layar IG Satrio Ojon
Viral, kisah Satrio lebih pilih jaga ayah yang stroke sejak 2016 ketimbang merantau. 

Parahnya, separuh saraf kanan sang ayah sudah melemah dan sulit untuk digerakkan.

"Itu rutinitas aja dari 2016. Bapak itu kan sakit stroke sejak tahun 2016. Sekitar bulan September 2016 itu pecah pembuluh darah dan sempat koma selama lima hari," katanya saat dihubungi.

Ia yang belum berumah tangga pun akhirnya memilih untuk berbakti kepada orangtuanya. Meski ditengah gempuran banyak pihak yang memintanya untuk merantau.

Sebab, dalam video yang viral, ia menceritakan kerap kali ditanya untuk merantau.

Viral, kisah Satrio lebih pilih jaga ayah yang stroke sejak 2016 ketimbang merantau.
Viral, kisah Satrio lebih pilih jaga ayah yang stroke sejak 2016 ketimbang merantau. (Tangkap Layar IG Satrio Ojon)

"Saya domisili di Yogyakarta. Hampir 80 persen teman saya itu merantau. Jadi sering dapat pertanyaan seperti itu. Merantau ajalah dari pada di Yogya ga berkembang. Beberapa ada yang ngomong kayak gitu. Apalagi sekarang pembukaan BUMN ya. Daftar BUMN biar karirnya bagus. Ada yang bilang begitu juga," lanjutnya.

"Namun pertimbangan utamanya orangtua. Kakak saya dua sudah berumah tangga, yang pertama tinggal di luar Yogya. Adik saya perempuan masih kuliah. Mama saya masih ada. Kalau cewek gak bisa mandiin, gak bisa angkat bapak. Saya mandiin bapak sebelum berangkat kerja. Bapak mandi sehari sekali," ungkapnya.

Atas alasan inilah ia memilih untuk membuat video tersebut dengan tujuan memberi tahu bahwa ada orangtua yang harus diurusnya.

Kemudian, ia juga ingin memberi tahu kepada calon jodohnya bahwa keadaannya seperti itu.

Secara terang-terangan ia mengatakan tak bisa merantau lantaran harus membantu ibunya mengurus sang ayah.

"Tujuan utama buat orang-orang yang ngomong (untuk merantau). Jadi gak perlu saya ngomong sama siapapun lagi. Iti juga nanti buat calon istri saya. Ini kondisi saya bisanya tinggal di Yogya, dekat orangtua gak bisa merantau," jelasnya.

Rutinitas

Memilih untuk tak merantau, tak membuatnya bersedih. Satrio justru merasa bahagia bisa berbakti kepada orangtuanya.

Setiap hari, Satrio mengaku selalu bangun tidur di pukul 04.00. Setelah bangun, ia bergegas ke kamar sang ayah untuk memulai aktivitasnya.

Sembari menunggu air panas yang dimasak, ia biasanya mengisi waktu untuk salat lebih dulu.

"Bapak gak mandi pake air dingin. Panasin air, saya salat. Kemudian mandiin pakein baju. Lanjut beli sarapan buat bapak dan suapin bapak," terangnya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved