Viral di Medsos

Pesan Sang Ibu Jadi Penguat Satrio Enggan Merantau Demi Jaga Ayah yang Stroke

Satrio Pamungkas (25) kini tengah viral lantaran videonya yang memilih tak merantau ke kota besar banyak ditonton warganet.

|
Tangkap Layar IG Satrio Ojon
Viral, kisah Satrio lebih pilih jaga ayah yang stroke sejak 2016 ketimbang merantau. 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Satrio Pamungkas (25) kini tengah viral lantaran videonya yang memilih tak merantau ke kota besar banyak ditonton warganet.

Anak ketiga dari empat bersaudara ini viral setelah mengisahkan kesehariannya mengurus sang ayah yang menderita stroke dalam sebuah video singkat.

Di tengah berbagai pertanyaan dan omongan orang soal merantau, ia memilih membantu ibunya untuk mengurus sang ayah.

Bahkan ada kalimat dari ibunya yang terus terngiang dan menjadi motivasi untuk dirinya menetap di Yogyakarta meski gaji di kota besar cukup banyak.

"Hampir 80 persen teman saya itu merantau. Jadi sering dapat pertanyaan seperti itu (soal merantau). Aku tuh inget pesan mama, katanya kebaikan yang kamu lakukan itu akan balik ke diri sendiri. Begitu juga dengan keburukan. Tinggal tunggu waktu aja. Namun pertimbangan utamanya orangtua (alasan tak merantau)," katanya saat dihubunhi, Selasa (17/5/2023) sore. 

Baca juga: Cerita Satrio yang Viral Rawat Ayah Stroke Sempat Bimbang Dapat Kerja di Jakarta: Mama Butuh Teman

Kalimat inilah yang terus membuatnya bisa ikhlas dan tak ambil pusing soal pertanyaan merantau dari banyak orang.

"Kakak saya dua sudah berumah tangga, yang pertama tinggal di luar Yogya. Adik saya perempuan masih kuliah. Mama saya masih ada. Kalau cewek gak bisa mandiin, gak bisa angkat bapak. Saya mandiin bapak sebelum berangkat kerja. Bapak mandi sehari sekali," lanjutnya.

Rutinitas

Memilih untuk tak merantau, tak membuatnya bersedih. Satrio justru merasa bahagia bisa berbakti kepada orangtuanya.

Setiap hari, Satrio mengaku selalu bangun tidur di pukul 04.00. Setelah bangun, ia bergegas ke kamar sang ayah untuk memulai aktivitasnya.

Sembari menunggu air panas yang dimasak, ia biasanya mengisi waktu untuk salat lebih dulu.

"Bapak gak mandi pake air dingin. Panasin air, saya salat. Kemudian mandiin pakein baju. Lanjut beli sarapan buat bapak dan suapin bapak," terangnya.

Setelah semua beres, terkadang ia menyempatkan diri untuk mengantar sang ibu ke pasar.

Namun bila tak sempat, dirinya hanya mengepel rumah sebelum akhirnya bergegas ke kantor.

"Saya kerja di perusahaan swasta di Yogyakarta. Masuk jam 08.00-17.00. Kalau sempat, kadang nemenin mama ke pasar. Terus sebelum berangkat kerja ngepel dulu," ucapnya.

Begitu kembali ke rumah, ia langsung menyuapi ayahnya dan malamnya berbincang dengan ibunya.

Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News

 

 

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved