Waketum Partai Garuda Saran Coldplay-Penyelenggara Buat Kesepakatan Agar Polemik Penolakan Selesai

Waketum Partai Garuda Teddy Gusnaidi menyarankan pihak penyelenggara buat kesepakatan dengan Coldplay agar polemik penolakan konser selesai.

Istimewa/dok.pribadi
Waketum Partai Garuda Teddy Gusnaidi menyarankan pihak penyelenggara buat kesepakatan dengan Coldplay agar polemik penolakan konser selesai, Sabtu (20/5/2023). 

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Tiket konser Coldplay di Jakarta ludes terjual dalam waktu singkat.

Band asal Inggris itu akan menggelar konser yang bertajuk "Coldplay Music of The Spheres" di Jakarta pada 15 November 2023 mendatang.

Wakil Ketua Umum Partai Garuda Teddy Gusnaidi pun menanggapi konser Coldplay di Jakarta.

 

"Tiket menonton konser Coldplay di Jakarta terjual habis. Ini menunjukkan bahwa masyarakat tidak lagi mempedulikan ancaman-ancaman dari segelintir orang," kata Teddy dalam keterangan tertulis, Sabtu (20/5/2023).

Apalagi, kata Teddy, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menginginkan konser Coldplay tidak hanya sehari.

Baca juga: Kalah Nge-war Tiket Coldplay, 14 Orang Pilih Jalur Jastip Tapi Malah Ketipu Puluhan Juta Rupiah!

Mengingat masih banyak para fans di Indonesia tidak kebagian tiket konser Coldplay di Jakarta.

Namun, Teddy mengingatkan pihak penyelenggara tidak jumawa dan membuat kesepakatan dengan Coldplay.

"Akan tetapi, tentu saja dari pihak penyelenggara jangan jumawa, sebaiknya bersepakat dengan Coldplay, untuk tidak mempromosikan sesuatu yang tidak sejalan dengan norma-norma di masyarakat Indonesia," katanya.

Meskipun, Teddy mengatakan kabar vokalis Coldplay Chris Martin mendukung LGBT belum tentu kebenarannya.

Tetapi, kata Teddy, sebaiknya penyelenggara dan band memiliki kesepakatan.

"Bagaimanapun jika ada kampanye LGBT tentu tidak elok, karena selain tidak sesuai dengan norma-norma bangsa ini, juga orang ingin menonton musik bukan ingin menonton kampanye politik," katanya.

Teddy menuturkan adanya kesepakatan antara Coldplay dengan penyelenggara dapat menyelesaikan polemik penolakan.

"Sehingga konser bisa berjalan dengan lancar, penonton Indonesia terhibur tanpa harus terganggu dengan penolakan dan keributan lainnya," katanya.

Diketahui, MUI dan PA 212 menolak kedatangan konser grup band Coldplay.

Adapun alasannya karena MUI dan PA 212 sama-sama beranggapan Coldplay adalah pendukung LGBTQ+.

Menurut, Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) PA 212, Novel Bamukmin LGBT bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila.

Dengan alasan itu, ia mengimbau kepada pihak penyelenggara untuk mengurungkan niat mendatangkan Coldplay di Indonesia.

"Saya mengimbau agar panitia segera mengurungkan niatnya mendatangkan Coldplay."

"Karena masih banyak grup musik yang tidak beraliran mendukung LGBT dan atheis," ungkap Novel, dikutip dari Wartakotalive.com, Senin (15/5/2023).

Senada dengan imbauan Novel, Wakil Ketua Umum MUI, Anwar Abbas menyebut LGBT bertentangan dengan UUD 1945 dan konstitusi.

Baca juga: MUI dengan PA 212 Kompak Menolak, Coldplay Bisa Senasib Lady Gaga: Kisah Sukses Blackpink Hancur

Berdasarkan konstitusi negara Indonesia, kata Anwar Abbas, hanya enam agama yang diakui negara.

Keenam agama itu, kata Anwar, sama-sama tidak membenarkan dan mentolerir soal LGBT.

Sehingga menurut Anwar, kegiatan yang menentang ajaran agama digelar di Tanah Air sangat dilarang.

"Di negeri ini ada enam agama yang diakui oleh negara dimana tidak ada satu agamapun dari keenam agama tersebut yang membenarkan dan mentolerir praktek LGBT."

"Apalagi dalam konstitusi negara kita dalam pasal 29 ayat 1945 jelas-jelas dikatakan bahwa negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa."


Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News

 

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved