Sisi Lain Metropolitan

Proyek Mangkrak, JLNT Pluit Kini Jadi Tempat Orang Bakar Sampah

Pada kunjungan TribunJakarta.com siang tadi, bahkan masih ada sisa-sisa pembakaran sampah yang belum sepenuhnya padam.

Gerald Leonardo Agustino/TribunJakarta.com
JLNT Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara kini dijadikan tempat bakar sampah. 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino

TRIBUNJAKARTA.COM, PENJARINGAN - Proyek mangkrak Jalan Layang Non Tol atau JLNT Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara kini makin memprihatinkan.

Selain tak terurus dan sempat dijadikan tempat tinggal pemulung, jalan layang tersebut juga dijadikan tempat pembakaran sampah oleh orang tak dikenal.

Berdasarkan pantauan TribunJakarta.com pada Selasa (30/5/2023), tampak beberapa titik di JLNT tersebut gosong.

Titik-titik jalan yang gosong itu berada dekat akses masuk awal ke JLNT Pluit.

Di sekitar area yang menghitam, terlihat juga berbagai jenis sampah dengan kondisi terbakar.

Pada kunjungan TribunJakarta.com siang tadi, bahkan masih ada sisa-sisa pembakaran sampah yang belum sepenuhnya padam.

Alhasil, asap putih membumbung dari titik bakar sampah tersebut.

Di sisi lain, sampah-sampah berupa dedaunan kering maupun rumput serta tumbuhan liar tumbuh di kiri kanan jalan.

 Sampah tersebut juga berserakan dari titik awal JLNT sampai ke bagian tengahnya.

Baca juga: Menengok Jalan Layang Non Pluit, Proyek Mangkrak Era Ahok yang Kini Kondisinya Miris

Siang ini, terpantau pula JLNT tersebut dijadikan lokasi bakar sampah oleh orang tak dikenal yang beraktivitas di sekitar lokasi.

Umi Yanah, salah seorang pemulung yang sempat tinggal di JLNT Pluit mengatakan, pembakaran sampah itu dilakukan oleh orang yang biasa berjaga di lokasi.

"Itu yang bakar (sampah) orang Green Bay, yang biasa jaga di sini," kata Umi di lokasi.

Menurut Umi, kondisi JLNT Pluit yang terbengkalai sudah terjadi setidaknya selama setahun belakangan, ketika dirinya mulai tinggal di proyek tersebut.

Kondisi proyek mangkrak JLNT Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa (30/5/2023).
Kondisi proyek mangkrak JLNT Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa (30/5/2023). (Gerald Leonardo Agustino/TribunJakarta.com)

Dirinya menuturkan, meski proyek tersebut mangkrak dan tak dilanjutkan, masih ada orang-orang yang ditugaskan berjaga di lokasi.

"Masih ada yang jaga, ada empat orang lah. Soalnya banyak juga yang ngambilin besi (jalan layang dan jembatan), makanya dijagain," tuturnya.

Umi sendiri sudah satu tahun menempati proyek mangkrak tersebut di dalam sebuah bedeng yang ia bangun bersama keluarganya.

Di sana, Umi tinggal bersama suami dan dua orang anaknya.

"Saya sudah satu tahun tinggal di situ, bangun gubuk di atas JLNT itu," ucap Umi.

Kondisi proyek mangkrak JLNT Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa (30/5/2023). (1)
Kondisi proyek mangkrak JLNT Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa (30/5/2023). (1) (Gerald Leonardo Agustino/TribunJakarta.com)

Hanya saja, lanjut Umi, setelah belakangan ini proyek JLNT Plut disorot media, pihak Satpol PP setempat mengusirnya.

Umi tak boleh lagi tinggal di JLNT tersebut karena dianggap mengganggu ketentraman dan ketertiban umum.

"Hari Minggu (28/5/2022) ada Satpol PP enam mobil ke sini, saya diusir, gubuk saya dibongkar," kata Umi.

Sebelumnya, proyek JLNT Pluit dibangun pada tahun 2015 itu untuk menghubungkan kawasan Pluit dengan akses tol Bandara Internasional Soekarno Hatta.

Nyatanya, pembangunan JLNT tersebut mangkrak alias tidak diteruskan setelah bertahun-tahun.

Kondisi proyek mangkrak JLNT Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa (30/5/2023). (2)
Kondisi proyek mangkrak JLNT Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa (30/5/2023). (2) (Bima Putra/TribunJakarta.com)
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved