Proyek JLNT Pluit Warisan Ahok Mangkrak, PSI Blak-blakan Salahkan Anies Baswedan: Dia Tutup Mata

Jalan yang sejatinya dirancang untuk menghubungkan kawasan Pluit menuju tol Bandara Soekarno-Hatta ini kini justru jadi sarang PPKS.

|
TribunJakarta/Nur Indah Farrah Audina
Justin Adrian Untayana, anggota DPRD DKI Jakarta dari partai PSI untuk periode  2019-2014 ungkap akan mudah beradaptasi, Senin (26/8/2019) 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci

TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Mangkraknya proyek Jalan Layang Non Tol (JLNT) Pluit belakangan jadi sorotan.

Jalan yang sejatinya dirancang untuk menghubungkan kawasan Pluit menuju tol Bandara Soekarno-Hatta ini kini justru jadi sarang Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS).

Anggota Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta Justin Adrian Untayana menyebut, JLNT Pluit ini dirancang di era Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok pada tahun 2015 silam.

JLNT ini pun dibangun menggunakan dana dari pengembang pulau reklamasi.

“Dana pembangunannya menggunakan skema dana kontribusi tambahan 15 persen dari NJOP lahan reklamasi Pulau G,” ucapnya saat dikonfirmasi, Rabu (7/6/2023).

Baca juga: Sosok Tante Bestie Ternyata CEO Di Balik Program Rumah Murah, Sudah Sebar Promo Sejak 5 Tahun Lalu

Rencana pembangunan JLNT Pluit ini pun sempat terhambat oleh beberapa masalah, salah satunya terkait penolakan warga.

Meski demikian, proyek pembangunan tetap berjalan sampai akhirnya berhenti di era Gubernur Anies Baswedan.

Proyek itu berhenti dan mangkrak sampai saat ini usai Anies mengeluarkan Peraturan Gubernur (Pergub) DKI Jakarta Nomor 31 Tahun 2022.

Baca juga: Obral Rumah Murah Meriah, Tante Bestie Incar Kaum Tersakiti hingga Kaum Marjinal Jadi Pembeli

“Pergub itu menghilangkan kewajiban kontribusi tambahan 15 persen untuk lahan reklamasi,” ujarnya.

Ahok pun sebelumnya sempat mencantumkan kontribusi tambahan 15 persen itu pada rancangan Perda Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (RZWP3K).

Namun, draf Raperda yang sudah dibuat Ahok itu justru ditarik kembali oleh Anies Baswedan.

Baca juga: Maling Motor Diduga Dianiaya Dalam Tahanan di Banyumas, Dipulangkan Tinggal Nama dan Penuh Luka

“Sehingga prosesnya tidak dilanjutkan lagi di DPRD DKI,” kata politikus muda PSI ini.

Justin pun menyayangkan hal ini, lantaran Anies seolah tutup mata dengan proyek warisan Ahok ini hingga akhirnya mangkrak dan justru jadi sarang PPKS.

“Anies pura-pura tidak tahu dan tidak mau menagih kewajiban swasta,” tuturnya.

Diberitakan sebelumnya, proyek pembangunan Jalan Layang Non Tol (JLNT) yang berada di kawasan Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara kian memprihatinkan.

Proyek yang dibangun di era Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok itu kini jadi sarang Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS).

Pasalnya, proyek itu mangkrak dan terbengkalai tak dilanjutkan pembangunannya di era Gubernur Anies Baswedan.

Kepala Satpol PP DKI Arifin mengatakan, jajarannya menemukan tiga gubuk yang dihuni para PPKS di JLNT itu.

“Tiga gubuk liar ditertibkan dari atas JLNT,” ucap Arifin dalam keterangan tertulis, Senin (29/5/2023).

Sebagai informasi pembangunan JLNT itu dimulai pada 2015 silam untuk menghubungkan kawasan Pluit dengan akses tol Bandara International Soekarno Hatta dan tol Tanjung Priok.

Namun, pembangunan JLNT Pluit itu terbengkalai di 2017 setelah adanya pergantian kepemimpinan ke Gubernur Anies Baswedan.

Setelah pembangunannya mangkrak, JLNT itu pun jadi sarang PPKS di kawasan Jakarta Utara.

Setelah ditertibkan oleh petugas Satpol PP, salah satu PPKS yang diamankan dipulangkan ke tempat asalnya di Pandeglang, Banten.

“Penghuni telah dijemput keluarganya dibawa ke Pandeglang,” ujarnya.

Sedangkan, PPKS lainnya dipindahkan ke kontrakan mereka di kawasan Wacung, Penjaringan, Jakarta Utara.

Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News

 

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved