Viral di Media Sosial

Kabag Hukum Pemkot Jambi Diskakmat Siswi SMP Syarifah Fadiyah di Acara Live, Diam Pura-pura Sibuk

Kabag Hukum Pemkot Jambi, Muhamad Gempa Awaljon Putra diskakmat siswi SMP Syarifah Fadiyah Alkaff.

Penulis: Rr Dewi Kartika H | Editor: Yogi Jakarta
Tangkapan layar di Twitter
Kabag Hukum Pemkot Jambi, Muhamad Gempa Awaljon Putra diskakmat siswi SMP Syarifah Fadiyah Alkaff di acara live. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Kabag Hukum Pemkot Jambi, Muhamad Gempa Awaljon Putra diskakmat siswi SMP Syarifah Fadiyah Alkaff.

Kala itu Syarifah Fadiyah Alkaff dan Gempa menjadi narasumber di acara berita yang disiarkan secara live.

Dalam kesempatan tersebut, Gempa menyebut dari pihak perusahaan China PT RPSL dan keluarga Nenek Syarifah Fadiyah Alkaff, Nenek Hafsah sudah melakukan mediasi.

TONTON JUGA

Gempat mengatakan dalam mediasi tersebut, keluarga Nenek Hafsah justru melakukan walk out.

"Kita bicara dari data ya Pak, walau saya baru dilantik Februari," ucap Gempa.

"Pada tanggal 23 Februari sudah ada mediasi, namun Keluarga Nenek Hafsah melakukan walk out," imbuhnya.

Gempa menyebut dalam mediasi tersebut, keluarga Nenek Hafsah menuntut ganti rugi kepada PT RPSL sebesar Rp 1,3 miliar.

Sekedar informasi truk-truk bertonase besar milik PT RPSL melewati jalanan desa setiap hari, dan menyebabkan rumah Nenek Hafsah yang merupakan veteran perang mengalami kerusakan.

Baca juga: Dua Pelajar SMP Sok Jago Konvoi Sambil Tenteng Celurit, Cari Lawan Tawuran di Tambora

"Nah saat itu mediasi dihadiri tokoh masyarakat, pihak pemerintah, pada akhirnya pihak perusahaan menolak tuntutan sebesar Rp 1,3 miliar, kemudian pihak keluarga Nenek Hafsah melakukan walk out," kata Gempa.

"Di sisi lain, perusahaan tersebut bersedia bertanggung jawab, secara rasional," imbuhnya.

Gempa juga mengatakan setiap mediasi, Nenek Hafsah selalu menolak kehadiran Ketua RT setempat.

"Dalam beberapa mediasi pihak Nenek Hafsah ini menolak kehadiran Ketua RT," ujar Gempa.

"Ini yang kita herankan," imbuhnya.

Baca juga: Update Siswi SMP yang Dijerat UU ITE oleh Pemkot Jambi, Dapat Pelecehan Seksual dari Komedian Ini

Mendengar pernyataan Gempa, Syarifah Fadiyah Alkaff merasa kecewa.

Syarifah Fadiyah Alkaff menegaskan seluruh pernyataan Gempa tidak tepat.

Dengan tegas, Syarifah Fadiyah Alkaff kemudian membeberkan fakta yang sebenarnya.

"Mohon diluruskan seluruh pernyataan Pak Gempa, saya mendengarnya sangat kecewa dan tidak juga sesuai fakta," kata Syarifah Fadiyah Alkaff.

"Masih juga menyudutkan Nenek Hafsah,"

"Apakah Syarifah boleh menjelaskan?'

"Jadi Rp 1,3 M yang selalu dikatakan dan mediasi tiga kali, lalu pihak keluarga Nenek Hafsah walk out kurang tepat," imbuhnya.

"Di mediasi pertama hanya berlangsung 20 menit, yang mana pihak Nenek Hafsa dan pihak perusahaan harus melengkapi data-data, di mediasi yang kedua, pihak perusahaan tidak membawa surat-surat, lalu dipertemukan kembali di mediasi ketiga," imbuhnya.

Baca juga: Identitas Gempa Kabag Hukum Jambi yang Laporkan Siswi SMP, Punya Dua Jabatan Tapi Harta Tak Wajar?

Syarifah Fadiyah Alkaff menegaskan pihak keluarga Nenek Hafsah bukannya walk out, melainkan diusir oleh Gempa.

Di-skakmat Syarifah Fadiyah Alkaff, Gempa hanya terdiam sambil pura-pura sibuk.

"Di mediasi ketiga bukan keluarga Nenek Hafsa yang walk out, masyarakat harus tahu, tetapi kakak kandung saya diusir oleh Kabag Hukum dan Pemerintah yang hadir," tegas Syarifah Fadiyah Alkaff.

Syarifah Fadiyah Alkaff masih mengingat jelas perkataan Gempa kala itu.

Baca juga: Siswi SMP Berbesar Hati Minta Maaf ke Walkot Jambi, Ucap Firaun Agar Derita Neneknya Diperhatikan

"Dikatakan 'kamu keluar saja, kamu cuma jadi provokator saja', sedangkan kakak saya kan pihak dari Nenek Hafsah," ujar Syarifah Fadiyah Alkaff.

Syarifah Fadiyah Alkaff kemudian menjelaskan soal keluarganya yang menolak kehadiran Ketua RT saat mediasi.

"Lalu kenapa masalah RT, RT itu juga bekerjasama dengan pihak perusahaan, saya melihat sendiri," tegas Syarifah Fadiyah Alkaff.


Syarifah Fadiyah Alkaff Diintimidasi?

Syarifah Fadiyah Alkaff diduga mendapat intimidasi dari Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Provinsi Jambi.

Siswa tersebut bernama Syarifah Fadiyah Alkaf yang belakangan viral di media sosial.

Aksinya viral lantaran mengkritik Pemkot Jambi layaknya Bima dari Lampung, soal jalan rusak.

Kritikan dari siswi SMP tersebut akhirnya sampai ke telinga Menkopolhukam, Mahfud MD.

Mahfud MD meminta agar PPA memberikan perlindungan terhadap Syarifah Fadiyah Alkaf.

Namun belakangan terungkap bahwa PPA Provinsi Jambi tidak memberikan perlindungan kepadanya.

Melainkan dikabarkan bahwa siswi SMP tersebut justru mendapatkan intimidasi.

Hal itu terungkap dari postingan akun Twitter bernama @PartaiSocmed pada Rabu (7/6/2023).

Cuitan akun tersebut menyebutkan bahwa PPA turut menakut-nakuti Syarifah Fadiyah Alkaf.

Jika menolak, dia akan dipersulit untuk mengurus surat menyurat di sekolah.

"Izin lapor Pak @mohmahfudmd, mengapa Ibu Iin dari PPA Pemprov Jambi yg kemarin mendampingi Adik Syarifah Fadiyah Alkaff malah ikut2an menakut2i dgn mengatakan jika Fadiyah tidak mau tanda tangan surat perdamaian akan dipersulit urusan surat menyurat dan sekolahnya?," ujar akun @PartaiSocmed, Rabu (7/6/2023).

Informasi akun ini juga di-tag atau disampaikan ke akun Twitter Menkpolhukam Mahfud MD yakni @mohmahfudmd.

Cuitan akun @PartaiSocmed ini langsung dikomentari warganet yang berharap dan meminta Mahfud MD benar-benar turun tangan membela siswi SMP Jambi Syarifah.

 

Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved