Viral Permukiman Liar di Kolong Tol Angke, Wali Kota Jakbar Kena Semprot DPRD: Lihat ke Lapangan

Wali Kota Jakarta Barat, Uus Kuswanto kena semprot Ketua DPRD DKI Jakarta, Prasetyo Edi Marsudi soal permukiman liar di Kolong Tol Angke.

Tribunjakarta.com/Nur Indah Farrah Audina
Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi di Gedung DPRD DKI, Jakarta Pusat, Senin (12/9/2022) Wali Kota Jakarta Barat, Uus Kuswanto kena semprot Prasetyo soal permukiman liar di Kolong Tol Angke. 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com Elga Hikari Putra

TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Buntut viralnya di media sosial mengenai adanya permukiman liar di kolong tol Angke, Jakarta Barat, Wali Kota Jakarta Barat, Uus Kuswanto kena semprot Ketua DPRD DKI Jakarta, Prasetyo Edi Marsudi.

Menurut Pras, sebagai orang nomor satu di Jakarta Barat, Uus harus mengetahui segala permasalahan yang ada di wilayahnya, bukan cuma sekadar menunggu informasi di kantor.

"Ini tugas wali kota. Wali kota harus ada, harus turun, tugas wali kota bukan di dalam kantor, tapi di lapangan, lihat," kata Pras di DPRD DKI Jakarta, Senin (19/6/2023).

Sementara itu, Wakil Wali Kota Jakarta Barat, Hendra Hidayat mengatakan, saat ini pihaknya tengah mendata warga yang menempati kolong tol tersebut.

Pasalnya, banyak juga warga non KTP DKI yang selama ini tinggal di kawasan tersebut.

"Kita saat ini melakukan penataan. Orang ber-KTP DKI dan tidak," kata dia.

Baca juga: Permukiman di Kolong Tol Angke, Anggota DPRD DKI Kenneth: Harus Ditertibkan Segera

Hendra meminta waktu untuk pihaknya melalukan penataan di kolong Angke tersebut yang disinyalir keberadaan permukiman ini sudah lama dibiarkan.

Sebelumnya, Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta, Hardiyanto Kenneth meminta kepada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Pemprov DKI Jakarta dan Pemkot Jakarta Barat, untuk segera melakukan penertiban di permukiman kolong tol tersebut secara persuasif.

"Namun penertiban tersebut harus dilakukan dengan cara humanis dan tentunya harus dengan pola pendekatan sosialisasi dan edukasi terlebih dahulu, serta memberikan penyuluhan terkait bahayanya jika tinggal di bawah kolong jembatan," kata Kenneth.

Kenneth menjelaskan, selain mempengaruhi tata ruang Ibukota Jakarta dan estetika, tinggal di kolong jembatan sarat resiko kesehatan dan keselamatan bagi para penghuninya, karena tidak ada sirkulasi udara yang baik dan tidak terkena sinar matahari.

"Secara kebersihan dan sanitasi sangat tak layak, munculnya permasalahan stunting adalah dari problematika seperti ini, karena kurangnya kesadaran diri dengan kebersihan dan kesehatan diri," ujar Kenneth.

Baca juga: Cerita Ketua DPRD DKI Naik Mobil Listrik Jakarta - Bandung, Baru Sampai Bekasi Sudah Hampir Mogok

Menurut Kenneth, jika orang-orang yang tinggal di kolong tol Angke merupakan warga DKI Jakarta, Pemkot Jakbar harus segera memfasilitasi dengan mendorong agar mereka bisa tinggal di rusunawa.

"Setelah memberikan mereka tempat tinggal yang layak serta biaya murah, harus juga dibarengi dengan program yang solutif yaitu diberikan pembekalan modal usaha agar mereka tidak kembali lagi ke kolong jembatan.

Karena mayoritas warga kolong jembatan tersebut, saya lihat sudah mempunyai aktivitas ekonomi yang tetap di kolong jembatan itu, dan belum tentu sama kondisinya jika mereka tinggal rusun," papar Kenneth.

 

Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News

 

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved