Cerita Kriminal

Hubungan Terlarang Ayah-Anak di Purwokerto: Bayi Lahir Langsung Dibunuh, Ibu Tahu Tapi Tutup Mulut

Terkuak fakta baru hubungan terlarang ayah-anak di Purwokerto. Bukan korban aborsi, bayi hasil hubungan terlarang dibunuh usai dilahirkan.

|
Kolase Foto Tribun Jateng
Kolase Foto kasus hubungan terlarang ayah dan anak di Purwokerto. Terkuak fakta baru hubungan terlarang ayah-anak di Purwokerto. Bukan korban aborsi, bayi hasil hubungan terlarang dibunuh usai dilahirkan. 

TRIBUNJAKARTA.COM, PURWOKERTO - Terkuak fakta baru Hubungan terlarang ayah-anak yang menggegerkan warga Purwokerto.

Hubungan inses antara Rudy (57) dan anak perempuan berinisial E itu berujung kelahiran sejumlah bayi.

Namun, bayi tersebut langsung dibunuh setelah lahir. Sebelumnya, diduga bayi-bayi tersebut korban aborsi.

Tak hanya itu, ibu korban atau istri Rudi mengetahui hubungan terlarang tersebut.

Namun, istri Rudi itu tutup mulut karena ketakutan diancam akan dibunuh.

Baca juga: Kejadian di Bukittinggi, Anak Inses Ibu Kandung sejak SMA, Adik Perempuan Juga Nyaris Disetubuhi

Sementara itu, bayi-bayi yang baru lahir itu dibekap hingga mengehembuskan nafas terakhir.

Bayi-bayi itu lalu dikuburkan di RT 1 RW 4 Kelurahan Tanjung, Kecamatan Purwokerto, Selatan, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.

Peristiwa itu terjadi di kisaran 2012 hingga 2018.

Empat diantara jasad bayi itu ditemukan dalam bentuk kerangka di Tanjung, Banyumas.

Tim Inafis Satreskrim Polresta Banyumas saat melakukan penggalian di lokasi penemuan dugaan kerangka bayi korban aborsi di RT 1 RW 4 Kelurahan Tanjung, Purwokerto Selatan, Kabupaten Banyumas, Kamis (22/6/2023).
Tim Inafis Satreskrim Polresta Banyumas saat melakukan penggalian di lokasi penemuan dugaan kerangka bayi korban aborsi di RT 1 RW 4 Kelurahan Tanjung, Purwokerto Selatan, Kabupaten Banyumas, Kamis (22/6/2023). (TribunJateng.com/Permata Putra Sejati)

"Bayu-bayi itu dibunuh karena ada perintah dari guru spiritualnya," ujar Kasatreskrim Polresta Banyumas, Kompol Agus Supriadi.

Diketahui, Rudi telah ditangkap Satreskrim Polresta Banyumas.

Penangkapan Rudi akan mengungkapkan apakah anak perempuannya bertindak sendiri atau ada desakan dari orang lain.

"Ada pengakuan dari saudari E yang akan kami cocokan secara ilmiah," terangnya.

Pengakuan Warga

Suasana lokasi TKP penemuan dugaan kerangka bayi korban aborsi di RT 1 RW 4 Kelurahan Tanjung, Purwokerto Selatan, Kabupaten Banyumas, Kamis (22/6/2023).
Suasana lokasi TKP penemuan dugaan kerangka bayi korban aborsi di RT 1 RW 4 Kelurahan Tanjung, Purwokerto Selatan, Kabupaten Banyumas, Kamis (22/6/2023). (TribunJateng.com/Permata Putra Sejati)

Pengakuan warga setempat, yaitu T (35) mengatakan kalau terduga E (25) memang dianggap punya hubungan khusus dengan ayahnya melebihi bapak dan anak.

Perilaku E berubah setelah adanya penemuan kerangka bayi tersebut dan langsung tidak dapat ditemui.

Warga di Kelurahan Tanjung sudah tidak bisa menutupi fakta apabila E pernah melahirkan pada 12 tahun lalu.

"Itu hasil hubungan sama bapak kandungnya, 12 tahun lalu. Makanya sempat diusir sama warga sehingga Ibu E sempat pindah-pindah kontrakan," jelasnya.

Baca juga: Jahatnya Ayah Tuduh Anak Tirinya Berbuat Inses, Padahal Itu Modusnya Lemahkan Korban

Ia mengatakan hasil hubungan terlarang antara E dengan bapak kandungnya itu lalu diadopsi oleh warga Semarang.

Anak pertama yang lahir dan besar itu diadopsi orang Semarang yang saat ini sudah kelas 5 SD.

Bahkan warga sempat melihat dalam waktu yang belum lama ini E sempat terlihat gemuk.

"Belum terlalu lama, gemuk banget badannya," jelasnya.

Kronologi

Kasus inses anak perempuan dengan ayahnya di Purwokerto menggemparkan warga sekitar karena ada hubungannya dengan penemuan 4 kerangka bayi.

Dari kesaksian warga, E ibu dari empat kerangka itu ternyata sudah melahirkan sejak usia 14 tahun.

Tak heran jika kasus penemuan kerangka bayi ini menghebohkan warga di Kelurahan Tanjung, Kecamatan Purwokerto, Selatan, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.

Tulang belulang bayi tersebut ditemukan dalam kondisi terbungkus kain dan terpendam di kedalaman 50 cm di kebun milik Prasetyo Tomo (42).

Saat itu saksi mata, Slamet (50) diminta pemilik tanah untuk menggali tanah untuk menguruk bekas kolam ikan yang ada di dekatnya.

Lalu Slamet diminta oleh Prasetyo untuk menghentikan pekerjaan.

Pemilik tanah kemudian melapor ke polisi.

Baca juga: Sederet Kasus Pelecehan di Bekasi Tahun 2021: Dari Lurah Cabul, Anak Pejabat hingga Hubungan Inses

Polisi kemudian menyisir lokasi tersebut dan kembali menemukan tiga kerangka bayi.

Kerangka kedua ditemukan pada Selasa (20/6/2023).

Sementara kerangka ketiga dan keempat ditemukan pada Rabu (21/6/2023).

Prasetyo Tomo pemilik tanah mengatakan tulang belulang yang pertama ditemukan relatif utuh terbungkus kain.

Tulang belulang itu terbungkus kain dan terkubur dengan kedalaman sekitar 50 cm.

"Saya niatnya waktu pertama ditemukan bisa dikebumikan secara layak," ujar Tomo.

"Tulang kecil-kecil banget, sudah lepas. Tapi bagian tengkorak masih relatif utuh, pecah jadi empat bagian, kemudian masih terlihat rusuknya."

"Kalau yang lainnya kelihatannya sudah lama dikubur," ungkap Tomo.

Ia bercerita kebun tersebut ia beli dari seseorang pada Maret 2023.

Sebelumnya di kebun tersebut ada beberapa kolam ikan.

"Rencana mau saya ratain dulu, belum ada biaya, kepenginnya dibenteng sekalian (yang berbatasan dengan sungai) pelan-pelan."

"Rencana mau buat kandang ayam atau kebun buah-buahan, buat hiburan aja," kata Tomo.

Namun setelah penemuan empat kerangka bayi tersebut, penataan kebun terpaksa dihentikan karena lokasi tersebut masih dipasangi garis polisi. (*)

Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News

Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Fakta Baru Ayah dan Anak Inses di Purwokerto, Keempat Bayi Bukan Korban Aborsi, Lahir Baru Dibunuh

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved