Lagi, Damkar Evakuasi Dramatis Pria Obesitas Berbobot 200 Kilogram: Kali Ini dari Lantai Dua Ruko
Butuh waktu satu jam dan membobol pegangan tangga agar petugas damkar bisa mengeluarkan pria obesitas itu dari lantai 2 ruko menggunakan tandu.
Penulis: Elga Hikari Putra | Editor: Acos Abdul Qodir
Laporan Wartawan TribunJakarta.com Elga Hikari Putra
TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Petugas Pemadam Kebakaran (Damkar) kembali melakukan evakuasi pria obesitas berbobot 200 kilogram.
Sebelumnya, Damkar Jakarta Pusat ikut membantu pemulasaraan jenazah Muhammad Fajri (26) yang berbobot 300 kilogram pada pekan lalu.
Sementara pria obesitas berbobot 200 kilogram ini dievakuasi tim Damkar Sektor Senen di kawasan Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (29/6/2023) atau tepat saat perayaan Idul Adha 1444 H.
Tepatnya di Jalan Sukajo Wiryopranoto, Kebon Kelapa, Gambir.
Proses evakuasi pria obesitas bernama Sumarlan (60) berlangsung dramatis.
Pasalnya, Sumarlan berada di lantai dua ruko dan aksesnya yang cukup sempit membuat petugas kesulitan untuk evakuasi.
Butuh waktu satu jam dan membobol pegangan tangga agar petugas damkar bisa mengeluarkan pria obesitas itu dari lantai 2 ruko menggunakan tandu.
Baca juga: Diiringi Lantunan Al-Quran, Jenazah Fajri Diturunkan Katrol ke Liang Lahat, Tripod 5000 Kg Terangkat
Kasiops Sudin Gulkarmat Jakarta Pusat, Achmad Saiful Kahfi mengatakan, Sumarlan memang merupakan pekerja konveksi di ruko tersebut.
Namun beberapa waktu belakangan, Sumarlan menderita sakit dan alami obesitas sehingga membuatnya tidak bisa berdiri.
Lantaran tak bisa beraktivitas di Jakarta, pihak keluarga memutuskan untuk membawa Sumarlan ke kampung halamannya di Grobogan, Jawa Tengah.
"Korban saat ini posisinya sudah dibawa ke kampung halaman karena atas permintaan dari pihak keluarganya," ujar Saiful saat dikonfirmasi, Jumat (30/6/2023).
Lebih Waspada terhadap Obesitas
Pekan lalu, kasus obesitas tengah jadi perbincangan usai nyawa pemuda asal Tangerang, Muhammad Fajri (26) tak tertolong meski sudah mendapat perawatan intensif di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta Pusat.
Fajri meninggal dunia pada Kamis (22/6/2023) dini hari setelah hampir dua pekan dirawat intensif di RSCM.
Tim dokter menyebut Fajri meninggal karena komplikasi akibat telat mendapat perawatan dari tim medis.

Dokter Sidharta Kusuma Manggala yang merupakan dokter spesialisasi anastesi RSCM menjelaskan, sejak dibawa ke RSCM pada Jumat (9/6/2023), kondisi kesehatan Fajri memang sudah cukup parah.
"Jadi memang sebulan ini, memang pasien MF memang sudah mulai tidak bisa tidur telentang, artinya memang sudah mulai ada masalah medis yang cukup serius terkait dengan kardio respirasi atau masalah paru-paru dan masalah jantungnya," kata Sidharta di RSCM, Kamis (22/6/2023).
Untuk itu, berkaca dari kasus Fajri, tim dokter RSCM meminta masyarakat untuk lebih peduli jika menemukan adanya yang mengidap obesitas.
Baca juga: Amarah Diejek Teman, Terkuak Alasan Lain Dibalik Siswa SMP Temanggung Racik Bahan Demi Bakar Sekolah
Plt Direktur Pelayanan Operasional RSCM, dokter Renan Sukmawan mengatakan, penanganan sejak dini terhadap obesitas jauh lebih maksimal dibanding ketika sudah ekstrem seperti yang dialami Fajri.
"Masyarakat ada yang kira-kira atau mengenal kalau yang seperti ini kasusnya agar lebih dini lagi disampaikan ke kami," ujar Renan.
Untuk mengatasi obesitas, Renan menyebut ada beberapa tindakan yang bisa dilakukan tim dokter, termasuk sampai melakukan operasi.
"Tentu harus dilakukan dalam kondisi stabil. bukan kondisi yang tidak stabil yang mungkin akan memperbaiki prognosis ke depannya," kata dia.
Renan menegaskan RSCM siap untuk menangani kasus-kasus obesitas seperti yang dialami Fajri.
Baca juga: Jalan Raya Bogor Rusak Lagi Diterjang Banjir Luapan Kali Baru
Sebelum Fajri, beberapa tahun silam RSCM pernah menangani Arya Permana asal Karawang, Jawa Barat yang juga mengidap obesitas ekstrem.
Saat ini, berat badan Arya Permana pun telah kembali normal setelah dilakukan operasi kendati masih menyisakan daging yang bergelambir.
"Karena namanya obesitas itu memudahkan dia nanti diabetes karena sudah naik gulanya kemudian juga yg lain-lain," tuturnya.
Ia memastikan, kasus obesitas bisa dicover oleh BPJS Kesehatan.
"Silakan dirujuk kemari, bisa pakai BPJS penanganannya dengan JKN.
Jadi, kami sebagai rumah sakit pemerintah siap lebih dini, maka hasilnya Insya Allah akan lebih baik dan lebih banyak opsi yang kita lakukan sebelum komplikasi-komplikasi seperti ini terjadi," ucap Renan.
Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News
Tingkatkan Kesadaran Masyarakat, FAKTA Indonesia Deklarasi Kampung Siaga Diabetes dan Obesitas |
![]() |
---|
Pramono Jelaskan Alasan Ribuan Pelamar Damkar Langsung Tersingkir di Awal, Cuma 17 Persen yang Lolos |
![]() |
---|
83 Persen Pelamar Damkar Jakarta Gugur di Awal, Mayoritas Kurang Tinggi Badan dan Tak Ada SIM B1 |
![]() |
---|
2 Copet Beraksi di Pesta Rakyat 17 Agustus di Monas, Berakhir Ditangkap Warga |
![]() |
---|
Rekrutmen 1.000 Damkar Jakarta Ditutup, Pelamar Capai 24.405 Orang, Catat Pengumuman Hasil Seleksi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.