Cerita Penjual Oleh-oleh Haji di Tanah Abang, Beda Manis Omzet Toko Besar dan PKL
Kisah penjual oleh-oleh haji di Tanah Abang. Ada beda manis omzet toko besar dan PKL.
Penulis: Elga Hikari Putra | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com Elga Hikari Putra
TRIBUNJAKARTA.COM, TANAH ABANG - Hari ini, Selasa (4/7/2023) adalah kepulangan jemaah haji kloter pertama ke tanah air.
Seolah sudah menjadi tradisi, salah satu yang dinantikan dari kepulangan jemaah haji adalah pembagian oleh-oleh khas tanah suci.
Tentu tak semua oleh-oleh haji itu dibawa langsung oleh para jemaah dari Arab Saudi.
Selain terhalang regulasi batas maksimal bagasi, tentu membeli seluruh oleh-oleh haji di Arab Saudi juga cukup ribet.
Karenanya, banyak jemaah haji yang meminta tolong kepada keluarga mereka di Indonesia untuk membeli oleh-oleh haji di toko oleh-oleh yang ada di tanah air.
Baca juga: Ganjar Cerita Pengalaman Spiritual Jadi Jemaah Haji Biasa, Anies Pamer Diundang Raja Arab
Di Jakarta, Pasar Tanah Abang tentunya sudah dikenal sebagai pusat penjualan oleh-oleh khas haji.
Keberadaan toko oleh-oleh haji begitu mudah ditemui. Mereka berderet mulai dari di toko yang ada di Jalan KH Mas Mansyur, hingga area pertokoan Tanah Abang.
Ada pula pedagang yang berjualan dengan konsep kaki lima di sepanjang jalan KH Mas Mansyur dari arah Karet menuju Pasar Tanah Abang.
Sejumlah toko di sana terlihat sedang melayani para pembeli yang sedang berburu oleh-oleh haji.

Neila, pegawai di toko oleh-oleh haji 786 mengatakan bahwa peningkatan penjualan oleh-oleh haji sudah mulai terjadi sejak pekan lalu.
"Alhamdulilah sejak minggu kemarin sudah mulai meningkat karena kan para jemaah sudah mulai pulang minggu ini, jadi keluarga sudah mulai belanja duluan minggu lalu," kata Neila saat ditemui TribunJakarta.com di toko tempatnya bekerja, Selasa.
Di toko oleh-oleh haji 786, barang yang paling banyak dibeli yakni mulai dari kurma, kacang arab, cokelat Arab, air zam-zam hingga sajadah.
Untuk harga oleh-oleh yang ditawarkan mulai dari Rp 100 ribu perkilogramnya untuk kurma dan kacang Arab.
Baca juga: Terkuak Kondisi Terkini di Muzdalifah, Ribuan Jemaah Haji Indonesia Sempat Terlantar Selama 7 Jam
Sedangkan harga air zam-zam mulai dari Rp 550 ribu per lima liter dan sajadah di angka Rp 100 ribuan.
Neila mengatakan, sejak sepekan terakhir, pendapatan omzet di tokonya meningkat sampai tiga kali lipat.
"Biasanya omzet sehari 10-20 juta sekarang bisa tiga kali lipatnya. Biasanya yang beli kan emang banyak sampai ada Rp 13 juta, nah itu kita diskon," tuturnya.
Bila toko besar seperti 786 merasakan betul peningkatan penjualan di musim haji, pemasukan berbeda dirasakan Daus yang berjualan oleh-oleh haji di kaki lima.

Daus menyebut meski ada penaikan, jumlah penjualan oleh-oleh haji di musim haji ini masih kalah dibanding saat Ramadan lalu.
"Kalau bulan puasa kan yang beli orang buat buka puasa, nah kalau haji kan yang belinya ya yang naik haji aja," kata Daus.
Di toko Daus, oleh-oleh haji yang paling banyak dibeli yakni model satu paket dengan isi botol air zam-zam kecil, tiga kurma dan kacang Arab yang dijual Rp 12.000.
"Kalau haji paling belinya yang paketan begini karena kan buat dia bagi-bagi lagi. Paling nanti dia tinggal beli air zam-zamnya sendiri," kata Daus.
Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.