Viral di Media Sosial

Viral Orangtua Bawa Meteran Ukur Jarak Siswa yang Lolos PPDB Zonasi SMAN 5 Tangerang, Hasilnya Nihil

Orangtua siswa bernama Ayip Amir itu mengaku anaknya tak lolos masuk SMAN 5 Kota Tangerang lewat jalur zonasi.

Penulis: Siti Nawiroh | Editor: Yogi Jakarta
Instagram
Orangtua siswa yang kecewa anaknya tak lolos Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jalur zonasi sampai membawa meteran ke sekolah. Orangtua siswa bernama Ayip Amir itu mengaku anaknya tak lolos masuk SMAN 5 Kota Tangerang lewat jalur zonasi. 

Hingga kini video aksi orang tua siswa ukur jarak ke sekolah pakai meteran tersebut sudah menyita perhatian netizen.

Tak sedikit netizen yang memberikan komentar beragam soal PPDB jalur zonasi yang dinilai kontroversial.

Sementara itu di Bekasi, warga mendemo SMA Negeri 2 Kota Bekasi lantaran diduga ada kecurangan soal PPBD jalur zonasi, Kamis (13/7/2023).

Massa peserta aksi datang ke SMA Negeri 2 Kota Bekasi, mereka melakukan orasi mendesak diusut tuntas dugaan kecurangan PPDB jalur zonasi.

Dugaan kecurigaan dirasakan orang tua calon peserta didik bernama Budi Ariyanto, dia merupakan warga Kayuringin Jaya. 

Baca juga: Cuma Bertahan 10 Bulan! Meylisa Zaara dan RK Padahal Dinikahkan Penghulu Viral yang Petuahnya Mantap

"Anak saya berjarak titik kordinat 623 meter namun berubah ketika sudah diklarifikasi oleh pihak sekolah menjadi 781 meter," kata Budi. 

Bukan itu saja, terdapat sejumlah calon peserta didik yang dinyatakan lolos seleksi jalur zonasi SMA Negeri 2 Kota Bekasi memiliki jarak yang relatif lebih jauh dari rumah Budi. 

"Anak-anak yang jelas-jelas rumahnya ada di belakang rumah saya 100 meter di belakang rumah saya, 60 meter dan bahkan ada yang lebuh jauh lagi diterima melalui jalur zonasi," ucapnya.

Anaknya sejak awal memang mengingin bersekolah di SMA Negeri 2 Kota Bekasi, dia bahkan daftar melalui jalur prestasi dan gagal sehingga memilih jalur zonasi. 

Melalui jalur zonasi ini, Budi sangat yakin anaknya lolos PPDB lantaran jarak rumahnya sangat dekat dengan SMA Negeri 2 Kota Bekasi. 

"Karena jarak dari rumah saya ke SMA 2 itu nggak begitu jauh, bisa jalan kaki dan anehnya yang diterima adalah anak-anak yang rumahnya jauh di belakang saya," terang dia. 

Baca artikel menarik lainny TribunJakarta.com di Google News

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved