Cerita Kriminal

Kuli Bangunan Tewas Ditusuk Gara-gara Jajan Tak Langsung Bayar, Seminggu 3 Kali Bikin Pelaku Emosi

Kuli bangunan bernama Sopari (45), tewas ditikam saat sedang bekerja di perumahan di Kota Bekasi. Pelaku emosi korban kerap jajan tak langsung bayar.

Kolase Foto TribunJakarta
Kolase Foto Whida Pratama, tersangka kasus penusukan kuli bangunan di Perumahan Villa Mas Garden Bekasi Utara dan Ilustrasi Penusukan. Kuli bangunan bernama Sopari (45), tewas ditikam saat sedang bekerja di perumahan di Kota Bekasi. Pelaku emosi korban kerap jajan tak langsung bayar. 

Laporan wartawan TribunJakarta.com Yusuf Bachtiar

TRIBUNJAKARTA.COM, BEKASI UTARA - Kuli bangunan bernama Sopari (45), tewas ditikam saat sedang bekerja di Perumahan Villa Mas Garden, Kelurahan Perwira, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi.

Peristiwa tragis terjadi pada Selasa (1/8/2023) sekira pukul 14.30 WIB.

Pelaku bernama Whida Pertama (37) warga perumahan setempat.

Pembunuhan tersebut dipicu korban yang disebut pelaku kerap jajan di warung miliknya tetapi tak langsung bayar.

Simak deretan fakta kuli bangunan tewas ditikam saat sedang bekerja di perumahan Kota Bekasi:

Kronologis

Kapolsek Bekasi Utara Kompol Arwan (tengah) dan jajaran menunjukkan tersangka dan barang bukti kasus penusukan kuli bangunan hingga tewas, di Mapolsek Bekasi Utara, Kota Bekasi, Jawa Barat, Rabu (2/8/2023). Peristiwa penusukan kuli bangunan itu terjadi saat korban tengah bekerja di salah satu rumah di Perumahan Villa Mas Garden, Blok B RW 09, Kelurahan Perwira, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi. 
Kapolsek Bekasi Utara Kompol Arwan (tengah) dan jajaran menunjukkan tersangka dan barang bukti kasus penusukan kuli bangunan hingga tewas, di Mapolsek Bekasi Utara, Kota Bekasi, Jawa Barat, Rabu (2/8/2023). Peristiwa penusukan kuli bangunan itu terjadi saat korban tengah bekerja di salah satu rumah di Perumahan Villa Mas Garden, Blok B RW 09, Kelurahan Perwira, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi.  (TribunJakarta.com/Yusuf Bachtiar)

Kapolsek Bekasi Utara Kompol Arwan mengatakan, korban saat kejadian berada di teras rumah yang sedang dia bangun.

Pelaku tinggal tepat di depan tempat korban bekerja. Di sana ia bermukim bersama keluarganya yang membuka warung jajanan.

"Pelaku tiba-tiba datang saat korban sedang mengaduk semen," kata Arwan saat konferensi pers di Polsek Bekasi Utara, Rabu (2/8/2023).

Tanpa basa-basi sedikit pun, Whida langsung menikam korban menggunakan pisau dapur yang sudah dia siapkan.

Korban ditikam dari arah belakang, mengenai bagian leher, kepala bagian belakang dan pundak sebelah kiri.

Darah bersimbah di sekujur tubuh korban, dia berjalan hampir kurang lebih 50 meter untuk menyelesaikan diri.

Saksi tetangga yang mendengar kegaduhan berusaha menghampiri korban, tetapi Whida masih berdiri dengan pisau di tangannya.

Hal ini membuat saksi yang melihat ketakutan, beruntung aksi brutal ini tidak sampai berlanjut.

Whida masuk ke dalam rumahnya, menutup pintu kamar rapat-rapat usai menikam Sopari.

Korban yang bersimbah darah terkapar di depan rumah warga, dia langsung ditolong untuk mendapatkan perawatan medis.

Namun sayang, nyawa korban bernama Sopari tersebut tidak terselamatkan akibat tiga luka tusuk yang diderita.

"Kita datang ke TKP, pelaku masih di dalam rumah tidak kemana-mana, kita buka paksa dengan cara didobrak akhirnya pelaku berhasil kita amankan dan proses lebih lanjut," ucap Arwan.

Suka Ambil Jajanan Enggak Langsung Bayar

Whida (37), Tersangka kasus penusukan kuli bangunan di Perumahan Villa Mas Garden Bekasi Utara.
Whida (37), Tersangka kasus penusukan kuli bangunan di Perumahan Villa Mas Garden Bekasi Utara. (Yusuf Bachtiar/TribunJakarta.com)

Arwan menjelaskan, motif penusukan yang dilakukan Whida Pratama gara-gara kesal dengan kebiasaan korban.

Selama bekerja membangun rumah, Sopari kerap mengambil jajanan di warung milik orang tua Whida dan tidak langsung membayar.

"Pelaku pernah mengambil jajanan di warung itu tidak membayar akhirnya mungkin pelaku timbul emosi," kata Arwan.

Kebiasaan mengambil jajanan ini bukan tidak diketahui pemilik warung, sebelum menikam pelaku sempat bertanya ke orang tuanya apakah korban sudah membayar atau belum.

"Dalam seminggu itu bisa dua sampai tiga kali ngambil (jajanan), dia jelas bilang korban ngambil tapi belum bayar," ucap Arwan.

"Ditanya ke orang tuanya pelaku juga katanya korban belum bayar akhirnya kata dia pelaku entah merasa emosi atau gimana," ujarnya.

Pelaku Dikenal Tertutup

Tetangga di lingkungan tempat kejadian bernama Romadhon mengatakan, keseharian pelaku memang dikenal tertutup.

"Terduga pelaku memang belum bekerja, kegiatannya ya di rumah aja paling nyetel tape (pemutar musik), main hp (ponsel), kalau dia memang tertutup," kata Romadhon.

Pelaku tinggal dengan orang tuanya, dia merupakan lulusan sarjana teknik di salah satu universitas swasta.

Sejak kira-kira Pandemi Covid-19, Whida tidak bekerja sehingga aktivitasnya banyak dilakukan di rumah.

Polisi Bakal Periksa Kejiwaan Pelaku

Arwan mengatakan, pihaknya belum dapat memastikan apakah pelaku menderita depresi atau gangguan kejiwaan.

"Untuk kejiwaan nanti kita akan periksa ke psikiater, kita proses dulu (pidananya)," kata Arwan.

Pelaku Whida Pratama lanjut Arwan, dijerat pasal 351 ayat 3 KHUPidana tentang penganiayaan yang menyebabkan meninggal dunia hukuman tujuh tahun penjara.


Baca artikel menarik TribunJakarta.com lainnya di Google News

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved