Ojol Korban Tabrak Lari di Semanggi

Driver Ojol Korban Tabrak Lari WN Nigeria Minta Polisi Usut Pelaku, Bakal Tuntut Tanggung Jawab

Hendar menjadi korban tabrak lari di kawasan Semanggi di Jalan Gatot Subroto, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (7/8/2023).

TribunJakarta.com/Annas Furqon Hakim
Pengemudi ojek online (ojol) bernama Hendar (32) menjadi korban tabrak lari oleh WNA, saat ditemui di kediamannya di kawasan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Kamis (10/8/2023). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Annas Furqon Hakim

TRIBUNJAKARTA.COM, MAMPANG PRAPATAN - Driver ojek online (ojol) bernama Hendar Apriana Arista (32) berharap polisi segera mengusut pelaku yang menabrak dirinya.

Hendar menjadi korban tabrak lari di kawasan Semanggi di Jalan Gatot Subroto, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (7/8/2023) sekitar pukul 06.30 WIB.

Pengendara mobil yang menabrak Hendar diduga merupakan warga negara asing (WNA) asal Nigeria.

Namun, identitas pelaku belum terungkap lantaran langsung melarikan diri setelah kejadian.

"Kalau harapan saya sih, siapapun penabraknya, mau WNA atau bukan, segera ketahuan lah," kata Hendar saat ditemui di kediamannya di kawasan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Kamis (10/8/2023).

Hendar ingin meminta pertanggung jawaban dari pelaku. Terlebih, ia mengaku sebagai tulang punggung keluarga.

"Apalagi saya kan tulang punggung keluarga. Kalau bisa bertanggung jawab, saya juga nggak bakal nuntut banyak," ujar dia.

Ia menyebut sepeda motor yang biasa digunakan sehari-hari untuk bekerja sudah tidak dapat diperbaiki karena kondisinya rusak parah.

"Motor semua itu kan buat nyari rezeki untuk anak istri. Sementara motor itu udah nggak bisa dibenerin sama sekali, sudah rusak parah. Jadi harapan saya bertanggung jawab soal itu juga," ucap Hendar.

Hendar kini hanya bisa berbaring di atas tempat tidur. Wajah serta kedua tangan dan kakinya dipenuhi luka lecet.

"Tangan kanan, tangan kiri, kaki, sama punggung sih. Yang paling gede luka di punggung. Sama ini sih, dada saya sakit terus nih, dada sebelah kiri," kata Hendar.

Selain itu, kejadian nahas yang dialami membuatnya mendapatkan total 22 jahitan. 10 di antaranya ada di bagian kepala.

"Buat luka-lukanya sih yang paling parah ini di bagian kepala, ini sobek di atas 10 jahitan. Di dekat kuping ini bolong-bolong, itu sekitar enam jahitan, sama kuping saya ini sobek daun telinganya. Total itu ada 22 jahitan," ujar dia.

Saat ini, ia mengaku belum bisa berjalan dan baru sanggup untuk duduk. Hendar masih harus dibopong saat berjalan.

"Duduk bisa, tapi kalau buat jalan saya masih dibantu. Buat ke kamar mandi saja masih dibantu, paling kuatnya cuma buat duduk saja," ungkap Hendar.

Hendar mengatakan, WNA yang menabrak korban sempat ditolong polisi setelah mobilnya terbalik.

"Katanya sih awalnya mereka (WNA) berdua ditolongin setelah mobilnya terbalik, kacanya dipecahin gitu," kata Hendar.

Setelah berhasil mengeluarkan dua WNA dari dalam mobil, polisi kemudian menolong korban.

Di momen itu lah kedua WNA tersebut melarikan diri.

"Setelah ditolongin, polisinya nolongin saya yang posisinya agak jauh dari TKP mobil. Sementara polisinya nggak sadar kalau WNA-nya sudah nggak ada di TKP dan sudah kabur," ujar Hendar.

Di sisi lain, mobil Suzuki Ertiga yang digunakan pelaku diduga mobil rental di wilayah Sukabumi, Jawa Barat.

"Polisi sempat bilang kalau itu kemungkinan mobil rental. Soalnya kan kalau dilihat dari pelatnya kan pelat daerah Sukabumi ya," ungkap dia.

Kolase kecelakaan lalu lintas dan driver ojek online (ojol) bernama Hendar Apriana Arista (32) korban tabrak lari.
Kolase kecelakaan lalu lintas dan driver ojek online (ojol) bernama Hendar Apriana Arista (32) korban tabrak lari. (Kolase Foto TribunJakarta/Annas Furqon Hakim)

Peristiwa tabrak lari yang dialami Hendar terjadi saat ia mendapat orderan untuk mengantar dokumen ke sekolah di kawasan Senayan.

"Saya dapat orderan paket dari Jalan Mampang 2 antar dokumen ke SMAN 24 di Senayan," kata Hendar.

Saat melintas di Flyover Semanggi, Hendar ditabrak pelaku hingga membuatnya sempat tak sadarkan diri.

"Itu tahu-tahu seingat saya ditabrak. Saya kurang tahu ditabrak dari belakang, dari samping, atau dari mana. Tapi seingat saya, ditabrak, terus tahu-tahu gelap saja mata," ujar dia.

Ketika sudah sadarkan diri, ia mendapati dirinya tergeletak di trotoar dengan dikelilingi sejumlah anggota polisi.

Saat itu Hendar juga menyadari wajah dan tubuhnya sudah berlumuran darah.

"Jadi posisi itu polisi ngerumunin saya. Pas saya tengok kanan kiri, motor saya tuh sudah hancur berantakan gitu," ungkap Hendar.

Setelahnya, Hendar dibawa menggunakan taksi ke Rumah Sakit Angkatan Laut (RSAL) Mintohardjo, Jakarta Pusat.

"Setelah mendapat pertolongan pertama, semua dibersihkan, baru saya sadar kejadiannya gimana, terus ingat nomor telepon istri saya. Akhirnya baru tuh keluarga bisa dihubungi," ucap dia.

Terkait dokumen yang hendak diantar, ia mengaku terus menerus dihubungi oleh customer.

"Karena dokumen penting katanya. Ya sudah akhirnya besoknya sekalian bikin laporan, ternyata dokumen ini masih nyantel di motor. Kebetulan customer-nya kan kerja di daerah Tendean, akhirnya di kirim lewat Gojek," tutur Hendar.

Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved