Breaking News

Aktivis Lingkungan: 15,4 Persen Warga Jakarta Meninggal karena Polusi Udara

olusi udara di DKI Jakarta yang kian memburuk membuat sejumlah aktivis lingkungan berteriak.

net
Ilustrasi polusi udara di Jakarta Utara - Dampak polusi udara di Jakarta mulai dirasakan warga Penjaringan, Jakarta Utara, di antaranya paparan kabut di permukiman, batu dan pilek hingga mimisan. 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com Elga Hikari Putra

TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Polusi udara di DKI Jakarta yang kian memburuk membuat sejumlah aktivis lingkungan berteriak.

Mereka mendesak pemerintah untuk segera mengambil langkah konkrit untuk menangani polusi udara sebelum banyaknya warga yang jadi korban.

Pasalya, menurut riset dari Komite Penghapusan Bensin Bertimbel (KPBB) pda tahun 2019 silam menemukan tingginya pengidap penyakit pernapasan di Jakarta.

"Rinciannya yakni 1,4 juta kasus asma, 200 ribu kasus bronkitis, 172 ribu kasus penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), 2,7 juta kasus ISPA, dan 1,3 juta kasus jantung koroner," ujar Direktur Eksekutif KPBB, Ahmad Safrudin, Kamis (17/8/2023).

Di mana akibat penyakit yang berkaitan dengan masalah pernapasan itu, jumkah uang yang dikeluarkan untuk pengobatannya mencapai angka yang fantastis.

"Mereka membayar biaya pengobatan Rp 51,2 triliun pertahun," kata Safrudin.

Tak hanya itu, Safrudin menyebut, berdasarkan kajian lain menemukan bahwa 15,4 persen kematian di Jakarta disebabkan oleh pencemaran udara dari sektor transportasi.

"Masalah pencemaran udara harus menjadi prioritas utama komitmen pemerintah mengingat dampaknya terhadap kesehatan masyarakat yang valuasi ekonominya melebihi pertumbuhan ekonomi nasional," kata dia.

Penampakan langit Penjaringan, Jakarta Utara, dari udara pada Rabu (16/8/2023) siang. Polusi yang tampak seperti kabut menutupi bidikan kamera drone. 
Penampakan langit Penjaringan, Jakarta Utara, dari udara pada Rabu (16/8/2023) siang. Polusi yang tampak seperti kabut menutupi bidikan kamera drone.  (Istimewa)

Pada Rabu (16/8/2023) kemarin, Safrudin dan sejumlah elemen yang tergabung dalam Koalisi Ibu Kota beraudiendi dengan DPRD DKI Jakarta membahas penanganan polusi udara.

Sebelum pertemuan, mereka menggelar aksi damai di depan Balai Kota DKI Jakarta untuk mengungkapkan kekecewaanya terhadap Pj Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono yang dinilai tak becus menangani soal masalah polusi di Jakarta.

Apalagi, Heru Budi sempat menganggap remeh polusi udara dengan leluconnya yang akan meniup polusi udara.

Safrudin menyebut salah satu langkah yang harus diambil pemerintah dalam penanggulangan polusi udara yakni melakukan razia emisi tak hanya kepada kendaraan namun juga pabrik industri.

Sebab, selama ini dia menilai aturan uji emisi hanya sebatas formalitas belaka.

"Berdasarkan kajian sumber pencemaran udara KPBB 2019 menunjukkan bahwa transportasi merupakan pencemar terbesar di Jakarta dan sekitarnya," kata Safrudin.

Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved